Home
/
Travel

Warga Sukabumi Khawatir Artefak Batu Bidak Dicuri

Warga Sukabumi Khawatir Artefak Batu Bidak Dicuri
Republika15 June 2016
Bagikan :
Preview
| June 15, 2016 9:11 am

Warga Desa Girimukti, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat yang tinggal di sekitar Geopark Ciletuh, Kecamatan Ciemas, khawatir artefak dari batu yang berbentuk bidak catur dicuri oleh oknum.

“Saat ini kami masih menunggu dari pihak Pemkab Sukabumi untuk melakukan pendataan dan penelitian terkait temuan artefak yang diduga mempunyai niai sejarah ini,” kata tokoh pemuda yang juga Ketua Badan Permusyawarahan Desa (BPD) Desa Girimukti, Ade Mulyono kepada di Sukabumi, Selasa (14/6).

Menurutnya, penemuan benda yang diduga situs purbakala ini harus menjadi perhatian tidak hanya dari pemda, tetapi pemerintah pusat. Apalagi letak penemuan benda bersejarah ini berada dekat dengan lokasi wisata alam Geopark Ciletuh.

Selain itu, tidak menutup kemungkinan benda tersebut ada keterkaitan sejarah Geopark. Bahkan penemuan benda tersebut semakin meluas hingga ke atas bukit. Bentuk bebatuan yang berserakan di lokasi temuan tersebut pun semakin jelas bentuknya.

Maka dari itu, pihaknya meminta masyarakat untuk bisa menjaga keberadaan benda ini hingga ada hasil penelitian dari para arkeolog, apakah benda tersebut merupakan benda peninggalan purbakala atau bukan. “Kami yakin batu berbentuk bidak catur ini berasal dari bangunan jaman dahulu seperti candi atau kerajaan dan tidak menutup kemungkinan ada keterkaitan dengan temuan situs bersejarah di Gunung Padang,” tambahnya.

Ade mengatakan batu tersebut muncul ke permukaan tanah, setelah terjadi longsor di daerah tersebut. Benda-benda ini tersebar di Kampung Onclang yang merupakan salah satu daerah rawan bencana tanah longsor karena lokasinya berbukit.

Sementara, Kepala Dinas Pemuda, Olah Raga, Kebudayaan dan Pariwisata (Disporabudpar) Kabupaten Sukabumi, Ahmad Riyadi mengatakan keberadaan benda tersebut belum bisa dipastikan apakah beda purbakala atau bukan, karena harus menunggu hasil penelitian dari tim arkeolog.

Selain itu, pihaknya juga sudah menugaskan tim dari dinas untuk melakukan pendataan, tetapi karena tenaga ahli di bidang kearkeologan sangat terbatas di dinasnya, maka dari itu pihaknya meminta kepada pemprov maupun pusat untuk menerjunkan arkeolognya.

“Kami berharap ada kejelasan tentang temuan ini dan jika nantinya batu ini benar-benar mempunyai nilai sejarah maka keberadaannya harus dilindungi jangan sampai ada yang dicuri atau dirusak oleh tangan jahil,” katanya.
populerRelated Article