Home
/
Health

Viral! Orangtua Marahi Anak Paksa Belajar, Hati-Hati Ini Efeknya

Viral! Orangtua Marahi Anak Paksa Belajar, Hati-Hati Ini Efeknya

Ade Indra Kusuma05 November 2018
Bagikan :

Sekesal apa pun kita kepada anak, ada baiknya untuk menghindari cara marah pada anak. Semua orangtua pastinya mengharapkan agar anak bisa membaca dan menghitung di usia dini, namun biasanya timbul beberapa masalah yang dapat membuat anak kesulitan untuk membaca, hingga malas belajar.

Sebuah video viral kembali menjadi sorotan netizen. Video yang diunggah akun @newstijen mengunggah video orangtua yang marah karena paksa anak belajar, dan sederet foto-foto berisi curhatan anak-anak yang kesal dan hal-hal yang mereka tidak sukai, seperti melihat mama papanya bertengkar, papanya memukul saat ia nakal, hingga nenek yang membanding-bandingkan dengan anak-anak lain.

" Sedih.... Melihat seorang anak yang di paksa oleh ibunya untuk belajar.... Buat kalian semua terutama orang tua ....kalian harus tahu ini, “Didiklah anak-anakmu sesuai dengan zamannya, karena mereka hidup bukan di jamanmu (Ali Bin Abi Thalib )," tulisnya dalam caption.

Postingan pertama diawali dengan sebuah video. Video pertama memperlihatkan anak balita yang tengah belajar berhitung dan direkam oleh sang bunda. Video ini banyak dikomentari netizen lantaran cara sang ibu yang langsung berteriak marah saat anak tampak salah dalm berhitung.

Dari bahasanya, video ini dinilai terjadi di India. Anak itu tengah belajar berhitung dalam bahasa Inggris, "One, Two, Three, Four," ucap sang anak. Namun, sang ibu tiba-tiba berteriak, dan sang anak langsung menangis akibat dimarahi karena salah berhitung.

Postingan selanjutnya banyak tulisan-tulisan curhatan dari sang anak yang bikin miris ketika kita membaca sebagai orangtua.

Curahan hati anak yang tak suka dimarahi orangtuanya [ig @newstijen]
Preview
Curahan hati anak yang tak suka dimarahi orangtuanya [ig @newstijen]

Netizen pun tampak sedih dan mengambil pelajaran dari postingan tersebut.

"Klo kyk gini caranya..yg ad anak malah stress.. ntar ny malah takut klo mau belajar,,krn d marahin n d bentak2,, ngajarin anak seusia itu harus dgn cara yg menyenangkan,,jdi anak jg minat wat belajar," seru netizen.

"Dulu aku seperti itu , yah broken home ,semoga aku nanti bisa jadi ayah yang baik dan mengerti dengan anak anak ku nanti ," seru akun lain.

Namun ada juga netizen yang membela tindakan tegas orangtua yang marah kepada anak kalau ia salah.

"Menurut sya anak kalo gk diajarin dri skrg gk di kerasin ntr lembek nnti jd kek kids jmn now generasi micin. Tingkah e pecicilan. Dewasa sblum umur. Bagus nih mak nye biar gk manja anaknya ntr..," pungkas netizen lain.

Lalu bagaimana menurut psikolog?

Menghukum anak dengan marah-marah, mengeluarkan kata-kata makian atau kekerasan verbal lainnya, tidak hanya membuat psikologis anak terganggu, namun juga memengaruhi kecerdasannya lho. Disampaikan Dra. A. Kasandra Putranto selaku Psikolog Klinis, kekerasan verbal dapat mengganggu proses mielinisasi.

Mielinisasi sendiri merupakan proses pelapisan lemak pada ujung saraf dimana hal ini memengaruhi penyampaian pesan dari saraf ke otak. Proses ini dimulai sejak bayi berada dalam kandungan hingga usia dua tahun.

"Anak yang sering kena marah, dan kerap mendapat kekerasan verbal baik sejak dalam kandungan hingga lahir ke dunia, itu mielin-nya lebih sedikit. Ketika mielin berkurang maka proses penyampaian pesan dari saraf ke otak terjadi lebih lambat, anak jadi sulit menyerap pelajaran," ujar Kasandra beberapa waktu lalu.

Kasandra menambahkan, jika anak sering kena marah, dan tumbuh dengan lingkungan yang kerap memberi kekerasan verbal dibiarkan, maka Ia akan mengalami kesulitan dalam berpikir dan bersosialisasi di usia sekolah. Untuk itu diperlukan intervensi psikologis agar efek negatif dari terganggunya proses mielinisasi bisa diminimalisir.

"Harus diintervensi. Setiap anak berbeda intervensinya. Jadi kalau datang ke psikolog kita akan nilai ini anak kurangnya di mana, baru kita perbaiki di bagian itu," tambah dia.

Tuh bun, masih tega marah pada anak?

 

Berita Terkait:

populerRelated Article