Home
/
Film

Ulasan Film Thor: Ragnarok, Akhirnya Hulk…

Ulasan Film Thor: Ragnarok, Akhirnya Hulk…

Susetyo Prihadi27 October 2017
Bagikan :

PERINGATAN: Ulasan ini mungkin memberikan beberapa spoiler yang menganggu. Tidak disarankan untuk diteruskan apabila, Anda belum termasuk yang menontonnya.

Terus terang, dari semua film yang diproduksi Marvel Cinematic Universe-baik itu Phase One hingga Phase Three, hanya Thor yang tak saya tonton di bioskop secara langsung, dan lebih memilih tayanganya hadir di saluran TV berbayar. Alasannya? No Comment.

Tetapi sejak Marvel meluncurkan teaser untuk pertama kalinya Thor: Ragnarok di YouTube. Sejak saat itu saya langsung memantapkan diri untuk menyaksikan si Putra Odin ini.

Alasannya? Jelas, dan mungkin sebagian besar penonton atau calon penonton, ingin menonton film ini karena ada Hulk. Lalu ditambah dengan bumbu pertarungan keduanya.

Preview

Tapi saya lebih dari itu, gaya rambut yang berubah, Thor tanpa Palu Mjolnir dan lagu Led Zepplin ‘Immigrant Song’. Kombinasi teramat pas untuk semakin membuat penasaran.

Soal lagu, sejak memperkenalkan lagu-lagu lawas di Guardians of Galaxy Vol 1 & 2, Marvel Cinematic seolah terus meracuni penggemar Marvel dengan beat-beat rock lawas. Terakhir, Spider-Man: Homecoming sukses membangkitkan Lagu Blitzkrieg Bop milik Ramones.

Kembali ke jalan cerita, Asgard sedang mengalami masa transisi, Loki yang menyamar sebagai Odin namun ketahuan (dan seolah itu bukan masalah besar bagi Thor), lalu Odin yang wafat, semakin rumit dengan kehadiran Dewi Kematian- Hela (Cate Blanchett) yang ingin menguasai Asgard dan mengembalikan trah awalnya, penakluk alam semesta.

Pembukaan film ini dimulai sebelum Thor melawan Surtur. Dengan tubuh terikat rantai, perbincangan keduanya tentang kekuatan masing-masing menjadi sulit.

Diaolog penuh humor hampir terjadi sepanjang film ini, dan untungnya pas-tepat sehingga tak menghilangkan essensi film ini.

Apakah dialog antara Thor (Chris Hemsworth) dengan Hulk/Bruce Banner (Mark Ruffalo) adalah yang terbaik? Jawabannya tidak.

Walaupun saya senang, karena di sini satu-satunya film dimana Hulk menjadi diri sendiri dan mempunyai dialog yang lebih panjang ketimbang “Smash-Smash” saja.

Saya justru lebih suka dengan pembawaan GrandMaster yang sukses dibawakan oleh Jeff Goldblum—acting konyol namun memikatnya saya dapatkan di Jurassic Park. Dan jangan lupakan karakter Korg yang naif.

Preview

Saya rasa Korg (Taika Watiti), GrandaMaster akan menjadi karakter idola baru bersama dengan Valkyrie.

Menyoal perubahan Thor yang lebih humoris, ini menarik. Konon katanya membuat sang pemeran lega, walaupun gaya acting, ganteng-ganteng lucu dan bodoh terasa mirip saat Chris memerankan Kevin di Film Ghostbuster.

Seperti halnya film Marvel lainnya, film Thor Ragnarok sangat pas disaksikan bersama keluarga. Kelucuan segar yang ditawarkan pun membuat karakter ini pun menjadi naik kelas.

Alur cerita memang sederhana dan mudah ditebak. Walaupun begitu, bukan penikmat Thor 1 dan 2 tetap bisa mengikuti jalan cerita yang ditawarkan.

populerRelated Article