Traveler David John Pernah Terjebak di Tengah Laut
Traveler, adrenaline seeker, host, actor. Tampaknya, David John menjalani kehidupan yang sangat menyenangkan.
Namun pria tampan ini menekankan bahwa pekerjaanya tidak semudah itu, bahkan ada banyak tantangan yang harus dihadapi. Simak wawancara eksklusif David John bersama Cosmopolitan berikut ini!Bagaimana rasanya bisa menjadikan hobi traveling sebagai karier?
Saya gemar traveling sejak lama. Biasanya saya membawa kamera agar bisa merekam, membuat short movie, atau dokumenter. Jadi ketika mendapatkan kesempatan untuk mengubah hobi ini menjadi karier, yaitu host dari acara traveling, saya sangat terkejut. Setiap pekerjaan saya lakukan dari hati, sambil juga mempelajari dunia hosting dan acting yang bagi saya merupakan hal yang brand new.
Apa yang Anda incar setiap berpergian?
Tentu, siapa yang tidak senang melihat pemandangan indah alam? Tapi buat saya pribadi, saya mencari jati diri, “hidup saya untuk apa sih?” Traveling bukan sekadar liburan agar tidak merasa sumpek, tapi pengalamannya akan memperluas wawasan Anda.
[ BACA JUGA: Jaz Hayat Bicara Soal Bruno Mars dan Isyana Sarasvati ]
Biasanya, orang pergi liburan untuk refreshing. Sedangkan buat Anda, traveling adalah karier. Bagaimana cara Anda refreshing dari pekerjaan?
Ada dua elemen yang bisa menghilangkan rasa stres saya, yang pertama adalah laut. Saya akan mencari laut dan pergi surfing untuk menghilangkan penat dan mencari ide baru. Elemen kedua adalah gunung. Tidak perlu hiking atau trekking, tapi cukup melihat pemandangan dengan motor trail dan mendengarkan suara alam. Saya pasti langsung merasa tenang.
Sejauh ini, destinasi apa yang merupakan favorit Anda?
Kalau sedang mengincar tempat yang tenang, saya suka ke daerah Timur, misalnya Maluku atau Flores. Daerah Sulawesi pun juga bagus untuk snorkeling dan diving. Tapi kalau lagi ngidam sesuatu yang ekstrem, saya pergi ke daerah selatan, seperti Lombok Selatan. Oh, ke Pulau Mentawai juga seru!
Apa saran Anda untuk orang yang pertama kali berkunjung ke Indonesia?
Sebaiknya mereka ke Jakarta terlebih dahulu untuk melihat kota dan culture. Lalu perlahan, naik ke Bandung, Pangandaran, Jogja, sampai Bali. Itu dalam dua minggu cukup, kok. Tapi kalau ia hanya ada waktu terbatas, misalnya tiga hari, saya sarankan untuk mengikuti sesuai kegemarannya. Misalnya ia suka laut, maka langsung ke Lombok atau Flores. Suka gunung? Silahkan saja ke Rinjani.
[ BACA JUGA: Rendy Pandugo Bicara Soal Musik dan Wanita ]
Orang sering berkata: alam Indonesia paling indah. Apa Anda setuju?
Saya tidak bisa bilang setuju, karena tiap negara memiliki karakteristiknya masing-masing. Tapi untuk cuaca dan udara, Indonesia yang terbaik. Dari awal sampai akhir tahun, udaranya selalu pas, tidak terlalu panas dan tidak terlalu dingin. Cocok untuk dikunjungi bulan apapun.
Apa Anda pernah menerima kritik negatif tentang karier?
Hahaha, justru banyak yang berkata envy atau sirik! Padahal, ini pun bukan pekerjaan yang mudah. Perlu banyak kesabaran, terutama di perjalanan. Lalu kami harus sigap menghadapi hal yang tidak direncanakan, apalagi saat berurusan dengan alam. Saya sendiri pernah terjebak di tengah laut saat sedang tsunami tahun 2006. Kejadian tersebut cukup traumatis dan menegangkan, namun berkatnya, saya jadi memiliki perspektif baru saat traveling. Saya jadi lebih menghormati alam dan lebih banyak bersyukur.
[ BACA JUGA: 15 Tips untuk Solo Traveling dengan Aman ]
Wow, boleh ceritakan sedikit pengalaman tersebut?
Waktu itu kami sedang di Pangandaran. Di tengah jalan pulang, sepertinya ada gempa, walaupun kami sendiri tidak bisa merasakannya karena sedang di tengah laut. Tiba-tiba kami melihat gelombang besar, dan sebagai seorang yang hobi surfing, saya justru senang melihatnya hahaha. Namun, gelombang itu makin besar dan mengeluarkan suara besar seperti tank. Setelah menerjang ombak tersebut, saya tidak ingat banyak, seperti dalam mimpi. Saat sadar, ternyata saya sudah di dalam laut. Lihat bekas luka di dekat dahi saya? Yup, ini karena terbentur kapal. Kami menerjang ombak sebanyak dua kali dan terjebak selama berjam-jam sebelum menemukan dataran. Hancur banget sih waktu itu... Kami lihat perahu di atas hotel, mobil di dalam kamar. Maka dari itu saya selalu mengajarkan orang lain untuk selalu respect the nature.
Kira-kira, apa Anda akan menjalankan karier ini seumur hidup?
Cita-cita saya sebenarnya adalah jadi sutradara. Namun dari hosting dan acting ini, saya pun belajar banyak mengenai dunia entertainment. Untuk ke depannya, saya akan meneruskan traveling dan mengeksplor dunia. Tapi saya juga tidak akan berhenti di industri ini.
Stylist: Michael Pondaag
Asst. Stylist: Nina Natasya
Writer: Sky Drupadi / FT
Model: Tayra (Wynn).
Makeup: Adrian Suryadipa.
Hairdo: Jeffry Welly & Budiputra.
DI: Erlangga Namaskoro.
Wardrobe:
(On Him) Jeans, Zara Man; jaket dan sepatu, Coach 1941.
(On Her) Blus, tas, kalung dan belt, Stradivarius; jeans, Coach 1941; sepatu, Palladium-Linea; anting, Mango.