Home
/
Automotive

Transmisi CVT Mudah Rusak dan Kurang Responsif?

Transmisi CVT Mudah Rusak dan Kurang Responsif?
Tomy Tresnady20 July 2022
Bagikan :

Uzone.id - Transmisi pada mobil sudah banyak yang menggunakan sistem otomatis bernama Continuously Variable Transmission (CVT), yang mengubah rasio gear menggunakan sepasang pulley yang dihubungkan dengan sabuk (belt).

Selanjutnya, Daihatsu pun mengembangkan sistem transmisi CVT ini menjadi New Dual Mode Continuously Variable Transmission (D-CVT) di mana split gear ditambahkan untuk meningkatkan performa dan lebih menghemat konsumsi bensin.

Transmisi D-CVT sudah digunakan oleh varian Rocky, All New Xenia dan New Sirion.

Mungkin kamu pernah mendengar kalau transmisi CVT itu kurang responsif dan kalah sama transmisi AT (Automatic Transmission) di mana sistem ini mengandalkan satu set planetary gear mengubah kecepatan secara otomatis.

BACA  JUGA: 3 Fitur yang Bikin Suzuki Ertiga Hybrid Irit BBM

Nah, untuk lebih jelasnya, Ichsan Ady Permana selaku Staf Instruktur Teknikal di Astra Daihatsu Motor menjelaskan beberapa hal mengenai mitos dan fakta soal CTV.

1. Banyak orang berpendapat kalau CVT kurang responsif

Ichsan mengatakan, transmisi CVT juga bisa responsif. "Caranya, gunakan kickdown untuk menaikan kecepatan instan."

2. Ada yang berpendapat D-CTV mudah rusak atau mudah slip?

Menurut Ichsan, itu tidak benar, sistem akan selalu aktif menjaga clamping pressure dan pulley dalam kondisi optimal.

"D-CVT fluid akan didinginkan dengan pendingin cairan sehingga suhu kerja CVT terjaga," tuturnya.

BACA JUGA: Muncul Petisi Tutup Lampu Merah Lokasi Kecelakaan Truk Tangki Pertamina

3. Anggapan perawatan D-CVT sangat rumit juga santer dari mulut ke mulut?

Ichsan menjawab bahwa itu tidak benar. Dia mengakatakan, hanya dua yang perlu diperhatikan, yakni quality dan quantity oli.

"Periksa setiap 20.000 km atau 12 bulan dan ganti setiap 80.000 km atau 48 bulan," ungkapnya.

populerRelated Article