icon-category Auto

Test Drive Wuling Almaz Libas Sukabumi, Ciletuh, Bandung (Part 2 Performa dan Handling)

  • 10 Mar 2019 WIB
Bagikan :

Uzone.id - Wuling mulai menunjukkan eksistensinya sebagai pemain baru SUV di Tanah Air dengan andalan Almaz. 

Setelah Uzone.id mendapat kesempatan menjajalnya pertama kali di sirkuit Sentul, kali ini giliran mengajak Almaz melibas jalur yang gak perlu jauh-jauh keluar kota sih, tapi tantangannya bikin merinding gaes..

Baca juga: Test Drive Wuling Almaz Libas Sukabumi, Ciletuh, Bandung Part 2: Performa dan Handling

Rutenya ‘cuma’ dari Jakarta, ke Sukabumi, lalu ke pantai Ciletuh, baru kemudian lanjut sampai ke Bandung via Padalarang.

Tonton video testdrive Wuling Almaz di Sirkuit Sentul:

Kebayang gak tuh rutenya kayak begitu, pakai mobil China yang bener-bener baru pertama kali datang ke Indonesia?

Tapi itulah Wuling—membuktikan sesuatu itu kadang butuh resiko tinggi..

Memang, diatas kertas, Wuling membekali Almaz dengan mesin 1.500cc dengan dukungan turbo. Sehingga, tenaganya ‘hanya’ 140 Hp dan torsinya 250 NM. 

Sebenarnya, tenaga 140 Hp masih kalah jauh dengan tenaga yang dihasilkan Honda CR-V dari mesin dengan kapasitas yang sama, 1.500cc.

alt-img

Honda bisa ngebuat mesin 1.500cc i-VTEC Honda CR-V memproduksi tenaga sebesar 190 Hp. Ada sesuatu di mesin Honda dan ada sesuatu juga di mesin Wuling, sehingga outputnya jauh beda.

Tapi ya sudahlah. Deretan angka-angka itu pada akhirnya gak bakal punya arti apa-apa kalau gak dibuktikan langsung di jalanan, yegak?

Saat kemacetan

Kondisi ini pasti paling bikin penasaran untuk disimulasikan—karena beneran pada males kalau ngetes sendiri dengan tenggelam di kemacetan.

Sejak start dari Cengkareng dan langsung masuk ke tol, terjadi beberapa kali titik kemacetan. Disini, biasanya turbo pada mesin Almaz belum bekerja, karena kebanyakan putaran mesin idle.

alt-img

Jadi, beratnya bobot sebuah SUV masih sedikit terasa ketika stop and go di kemacetan. Untungnya, tenaga mesin itu disalurkan dengan transmisi CVT yang cukup baik dan bijak—berusaha gak mempermalukan performa mobil ini.

Mesin memang meraung untuk mengail tenaga, namun, rasanya sangat tidak kasar, artinya, raungan mesin Almaz cenderung halus, dan akselarasinya pun halus dan cepat dengan CVT buatan Bosch itu.

Jadi, saat kemacetan dan membutuhkan stop and go, Wuling Almaz bukan kategori mobil yang bisa diajak sedikit agresif. Almaz cenderung kalem di kemacetan.

Saat di jalan tol

Disini, gue bisa sedikit mengetahui performa Almaz, khususnya di putaran menengah dan atas. Maksimal! Gue langsung berseru, karena di kondisi kayak begini, turbo-nya bekerja dengan optimal.

SUV Wuling ini jelas ngebut. Laarinya kenceng kalau udah bekerja diatas 2.000 RPM, jadi gak usah deket-deket sok-sok mau ngadu lari kalau lagi papasan di jalan tol.

alt-img

Selain itu, meski angka di MID udah menunjukkan 165 km per jam larinya, namun mobil ini tetep anteng bodi SUV-nya. 

Gejala bodi roll saat ngebut kayak gini sangat rendah. Almaz tetep anteng, dengan ayunan suspensi yang berasa mahal.

Begitu juga ketika harus speed cornering saat keluar tol misalnya, setir hanya perlu digerakkan sekali dan kalian dijamin bakal jarang mengoreksi setir saat cornering. Ajiiibbb…

Saat naik turjn dan berkelok

Pembuktian sebenarnya performa mesin Almaz baru akan dirasakan saat keempat ban udah menginjak lintasan luar kota, yang berbukit. Ada naik dan turun, juga kelokan-kelokan patah. Sedeeeep gaes!

Tentu gue paling penasaran sama suspensinya, karena pas ngebut di Sentul, performanya manteb betul. Ayunan Almaz seolah terjaga tetep kalem dan anti liar.

Dan ternyata, di jalan raya pun, bodi Wuling Almaz selalu sopan saat dikemudikan di jalur luar kota yang didominasi dengan tanjakan dan turunan, juga kelokan tajam.

Sayangnya, stabilitas tersebut harus dibayar dengan bantingan suspensi yang keras. Mungkin kalian bisa kompromi karena ini SUV, biasanya suspensi keras. Tapi untuk Almaz, sedikit lebih keras dari standar kerasnya sebuah SUV.

Terasa kalau kalian ngelindes lubang di jalan dan lewat polisi tidur. Kekakuan ayunan suspensinya bakal lebih berasa di dalam kabin.

alt-img

Apa ini ganggu? Jelas enggak. “Kami mau bertualang, kami suka adventure, tolong sediakan mobil yang stabil daripada nyaman, karena kami bukan di kamar hotel, kami di dalam sebuah SUV!”

Jadi, mesi tubuhnya cenderung bongsor, Almaz tetep menyenangkan untuk disetirin di lintasan luar kota. Tikungan tajam, sampai patah, terus nanjak, semuanya bisa dilibas Almaz dengan sensasi yang menyenangkan.

Beneran deh, urusan handling, Almaz bisa gue bilang jadi salah satu yang terbaik dikelasnya.

Meski begitu, bakal lebih asik lagi kalau performa mesinnya sedikit ditingkatkan. Jadi, suara mesin meraung saat mau nyalip gak harus kedengeran nyolot suaranya, dan sekali colek pedal gas, mobil langsung ngacir.

Performa mesin Almaz memuaskan sebenarnya dan masuk kategori cukup. Gak berlebihan, tapi juga gak kurang dan jauh dari kata pas-pasan. Cuma kurang dikiiiit lagi aja, biar makin fun to drive.

Biar gak ketinggalan informasi menarik lainnya, ikuti kami di channel Google News dan Whatsapp berikut ini.

Bantu kami agar dapat mengenal kalian lebih baik dengan mengisi survei di sini