icon-category Auto

Test Drive Mitsubishi Xpander Solo - Yogyakarta, Nyaman Sih, Tapi..

  • 09 Mar 2018 WIB
Bagikan :

Uzone.id - Jarak 157 km dari Solo menuju Yogyakarta sudah saya lewati bersama Mitsubishi Xpander. Bagaimana sensasi mengendarai Mitsubishi Xpander dengan jarak lumayan jauh tersebut?

Performa Mesin Tidak istimewa, Tapi Cukup

Mobil sekelas low MPV apa yang performanya memuaskan? Rasanya tidak ada. Hampir semua cenderung biasa saja.

Pun begitu dengan Mitsubishi Xpander. Mengandalkan mesin berkapasitas 1.5 liter MIVEC bertenaga 105 hp dirasa cukup untuk sekelas low MPV.

Kalau kita menemukan posisi putaran mesin yang pas, mesin Xpander terbilang responsif. Namun, untuk transmisi otomatis, jarang kita menemukan kondisi putaran mesin yang pas.

alt-img

Jadi, layaknya mesin dengan transmisi otomatis konvensional, akselarasi mobil masih menyisakan jeda karena harus mengail tenaga.

Bakal kerepotan dalam kondisi macet, tapi siapa juga mau pecicilan saat macet kan?

Toh, kondisi yang sebenarnya bukan lemot ini, bisa dikompensasi dengan kenyamanan keluarga di kabin, karena akselarasinya lembut.

Tenaga mesinnya baru dirasa galak saat jarum RPM menyentuh angka 2.300an RPM. Nah, mobil pun akan menyentak saat pedal gas diinjak.

Namun dibawah RPM tersebut, Xpander menawarkan akselarasi yang lembut buat penumpang, tapi sedikit berat untuk pengemudi.

Tapi kalau sudah melaju, hmm, inilah karakter Xpander yang tidak dimiliki low MP lain. Tenaga mesin yang terus mengisi dipadu dengan handling yang mantap, rasanya top!

alt-img

Transmisi Konvensional Rasa CVT

saya juga terkesan dengan transmisinya terutama saat cruising normal di perkotaan. Meski konvensional 4 speed, tapi rasanya mirip CVT.

Mau digas mengurut, maupun spontan, perpindahan gigi yang terjadi sangat-sangat tidak terasa. Mulus dan lembut, saya suka ini!

Meski kalau diajak kebut-kebutan, ya itu tadi, ciri khas dan karakter transmisi konvensional tidak bisa bohong.

Transmisi tersebut masih kewalahan meladeni kaki pengemudi saat harus stop and go dalam kecepatan tinggi.

Tapi balik lagi, seberapa sering sih kita agresif seperti itu? Karenanya, dalam kondisi menyetir keseharian, transmisi Xpander sangat memuaskan.

alt-img

Handling Bukan Kualitas Low MPV, Tapi Diatasnya!

Itu kesimpulan yang lansung terlintas di benak. Dari sekian banyak bagian dari Xpander, handling muncul sebagai sektor yang dianggap bukan kelasnya low MPV.

Handling Xpander mungkin jadi yang paling unggul dan memuaskan diantara semua low MPV yang ada.

Redaman suspensinya terasa mahal, tidak memantul-mantul liar dan bahkan tidak sekedar keras.

Meski ground clearence juga tergolong tinggi, yakni 205 mm, setingan kaki-kaki Xpander membuatnya minim gejala limbung.

Bermanuver di jalan sempit dan berliku, sama sekali tidak ada masalah, dan bahkan kadang lupa sedang mengendarai sebuah low MPV.

Setirnya juga ringan, meski kalau di kecepatan rendah cenderung hambar karena feelingnya tidak berasa direct pad ban.

Namun, diajak berkelak kelok, Xpander nurut saja sama kemauan pengemudi. Karakter yang jarang dimiliki low MPV.

alt-img

Jadi Penumpang Mitsubishi Xpander, Nyaman Tapi Kabinnya Penuh Kepalsuan

Soal daleman kabinnya, kasta kemewhannya dibedakan berdasar tipe. Ada GS, GLX, xceed, Sport da tertinggi Ultimate.

Nuansa ala ala mobil mewah masih berkesan kuat di penglihatan mata ketika masuk ke dalam kabinnya. Iya, penglihatan mata, karena begitu disentuh baru deh berasa.. hmm

Tidak ada masalah pada desain dasbor karena terlihat berkelas, meski detail desainnya masih terkesan kaku. Namun, tuas transmisi jadi mencolok karena desainnya yang keren.

Sayang, material plastiknya begitu menipu pandangan mata yang jadi merasa nyaman dan berkesan mewah karena menyerupai material soft touch, lengkap dengan jahitan palsunya.

Seandainya semua material di trim dan dasbor tersebut nyata adanya, kabin Mitsubishi Xpander bakal benar-benar mewah, berkelas dan nyaman.

Kursi baris keduanya empuk dan nyaman. ruang kaki juga sangat lega dan sandaran kepala besarnya bikin nyaman jalan jauh. Ditambah sandaran tangan yang juga besar.

Dan ada banyak sekali tempat penyimpanan di dalam kabin Xpander. Mulai dari dibalik sandaran kursi depan sebelah kiri, ada dua kantung fungsional.

Kemudian di door trim mulai dari kursi baris pertama sampai baris ketiga, semua menyediakan tempat penyimpanan. Sangat-sangat fungsional.

alt-img

Meski sayang, sebagaimana low MPV lainnya, kursi baris ketiga terbilang biasa saja untuk kenyamanan penumpang dewasa.

Terutama karena ruang kaki yang pas-pasan, meski ruang kepala masih lega. Kalau bukan untuk jalan jauh, kursi baris ketiga masih nyaman diduduki.

Kekedapan kabin Mitsubishi Xpander terbilang baik untuk sekelas low MPV, meski tidak bisa dibilang superior, karena suara dari luar masih sedikit terdengar namun tak sampai mengganggu.

Selain itu, kalau supir menggeber mobil, suara derungan mesin juga masih terdengar. Tapi salutnya, dengung suara ban tidak membuat kabin berisik.

alt-img

Saat hujan, memang atap masih sedikit berisik tertimpa air hujan, tapi masih layak untuk sekelas low MPV.

Namun, tidak seperti low MPV lain, bahkan Toyota Rush sekalipun, sektor spakbor Xpander tidak berisik percikan air saat ban melindas genangan air kala hujan.

Overall, sangat puas dengan suspensi Xpander, karena bisa dibilang pas. Tidak terlalu lembut yang membuat mobil oleng, juga tidak terlalu keras yang mengurangi kenyamanan penumpang.

Biar gak ketinggalan informasi menarik lainnya, ikuti kami di channel Google News dan Whatsapp berikut ini.

Bantu kami agar dapat mengenal kalian lebih baik dengan mengisi survei di sini