Teknologi IoT, Bangsa Indonesia Harus Jadi Raja di Negara Sendiri
(Foto: ilustrasi robot/Unsplash)
Uzone.id -- Teknologi Internet of Things (IoT) di Indonesia dinilai tepat jika semakin dikembangkan di era pandemi karena filosofinya sama, yakni mengatasi masalah dari jarak jauh. Solusi berbasis IoT pun diharapkan dapat menjadi kreasi dan inovasi baru bagi anak-anak bangsa.Menurut Ismail selaku Direktur Jenderal Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika (Dirjen SDPPI) Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), selama pandemi ini aktivitas dan produktivitas masyarakat harus terus berjalan meskipun segalanya dilakukan dari jarak jauh.
“5G memang belum siap, karena kami menunggu untuk menyiapkan solusi-solusi yang dapat berjalan di jaringan 5G nantinya, karena perrcuma jika kita membangun infrastruktur mewah tapi yang mengisi jaringan itu bukan kita,” tutur Ismail saat berbincang di forum virtual yang digelar Asosiasi IoT (ASIOTI) pada Rabu (30/9).
Baca juga: 3 Solusi IoT Telkomsel yang Jadi Andalan PMI untuk Cegah COVID-19
Dia melanjutkan, “jangan sampai solusi-solusi ini malah berasal dari asing, sementara anak-anak bangsa punya talent luar biasa. Saya setuju jika kita harus menjadi raja di negara sendiri untuk teknologi IoT.”
Kemudian Ismail mengaitkan pengembangan IoT dengan pandemi yang sama-sama dapat berjalan tanpa harus bersentuhan atau mengandalkan jarak dekat untuk bisa beroperasi.
“Filosofi IoT sama seperti pandemi, harus dilakukan dari jarak jauh. Jadi menurut saya, cocok jika solusi IoT pun dikembangkan di masa seperti sekarang, karena teknologi ini mengandalkan sensor dan konektivitas,” kata Ismail lagi.
Di tempat yang sama, Ketua ASIOTI Teguh Prasetya juga mengatakan bahwa perjalanan IoT ini sudah difokuskan sejak 2018, ketika asosiasi bersama pemerintah sama-sama membuat peta jalan dan framework, hingga mendorong pemerintah membuat regulasi sendiri agar banyak aplikasi serta perangkat yang dapat terintegrasi.
Baca juga: Alfamart Jadi Bukti Perusahaan Ritel Mulai Butuh IoT
“Kami harap sih solusi IoT ini dapat dikembangkan oleh para ahli IoT dalam negeri yang telah bersertifikasi dan teredukasi secara nasional global. Sejak 2018 kami juga sudah roadshow untuk kompetisi IoT Makers Creation yang kami harap bisa jadi titik awal bahwa anak bangsa harus menjadi raja di negara sendiri,” ungkap Teguh.
Teguh menambahkan, di tahun ini pihak ASIOTI sedang menyelesaikan 3 SNI (Standar Nasional IoT) dan masih bersinergi bersama Kominfo untuk penerapan pitalebar 433MHz.
Untuk kompetisi IoT Makers Creation sendiri, Teguh memiliki proyeksi bahwa solusi-solusi yang dihasilkan dari anak-anak muda ini dapat diimplementasikan tidak hanya di Indonesia, namun juga regional serta diadopsi secara global.