Subsidi Otomotif di Indonesia Tembus Rp11 Triliun Tahun 2025
Uzone.id - Pemerintah resmi memberikan subsidi untuk mobil hybrid di tanah air. Dengan begitu, sekarang semua jenis kendaraan elektrifikasi mendapat subsidi mulai tahun 2025.
Pemerintah melalui Kementerian Keuangan (Kemenkeu) dan Kemenko Perekonomian telah mengumumkan skema 'subsidi' untuk kendaraan ramah lingkungan tahun depan.Menteri Keuangan Sri Mulyani menegaskan, pihaknya telah menganggarkan Rp 11,4 triliun untuk subsidi otomotif tahun depan, utamanya kendaraan-kendaraan ramah lingkungan.
Nominal tersebut diharapkan bisa meningkatkan penjualan produk yang melemah tahun ini.
"Untuk (sektor) otomotif ini selain membantu dari sisi permintaan masyarakat maupun industrinya, kami memberikan insentif dengan nilai Rp 11,4 triliun," ujar Sri Mulyani dalam konferensi pers Paket Stimulus Ekonomi untuk Kesejahteraan, dikutip Uzone.id.
Secara umum, ada empat daftar subsidi untuk kendaraan ramah lingkungan tahun depan. Masih sama seperti tahun ini, subsidi tersebut berupa potongan PPN sebesar 10 persen untuk mobil dan bus listrik tertentu dengan tingkat kandungan lokal (TKDN) 40 persen.
Sementara untuk yang TKDN-nya di bawah 40 persen hingga minimal 20 persen, maka akan mendapat potongan sebesar 5 persen.
PPnBM DTP Kendaraan Listrik
Pemberian insentif PPnBM DTP EV sebesar 15 persen atas impor KBLBB roda empat tertentu secara utuh (completely built up/CBU) dan penyerahan KBLBB roda empat tertentu yang berasal dari produksi dalam negeri (completely knock down/CKD).
Bebas Bea Masuk untuk Kendaraan Listrik
Pemberian insentif pembebasan Bea Masuk EV CBU sebesar 0 persen, sesuai program yang sudah berjalan.
PPNBM DTP Kendaraan Hybrid
Setelah dinanti-nantikan sejak lama, kendaraan hybrid akhirnya mendapat 'subsidi' dari pemerintah berupa PPnBM DTP dengan potongan tiga persen.
Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan nomor 141/PMK.010/2021, mobil hybrid sebelumnya dikenakan tarif PPnBM sebesar 15-20 persen. Dengan relaksasi tiga persen, maka tarif PPnBM mobil hybrid di Indonesia menjadi 12-17 persen.