Startup Decacorn yang Bertahan di Masa Pandemi?
Uzone.id - Sudah dua tahun terakhir ini perusahaan besar di Indonesia, seperti Astra International, Bank Central Asia, Telkom, Bank BRI dan beberapa perusahaan swasta nasional lainnya mulai melirik untuk berinvestasi di perusahaan digital atau start up.
Tak tanggung-tanggung. Dana yang dikucurkan untuk berinvestasi di perusahaan rintisan itu mencapai ratusan juta dolar.Menurut Shinta Witoyo Dhanuwardoyo, pendiri Nusantara Venture dan bubu.com mengatakan bahwa perusahaan tersebut melakukan investasi di perusahaan digital selain melihat potensi sinergi dengan core usaha yang selama ini geluti, mereka juga mencari pertumbuhan pendapatan dari perusahaan rintisan digital tersebut.
“Kalau Astra, Telkom atau BCA masuk ke dunia startup maka investasi yang dilakukan harus bisa mendukung usaha yang selama ini sudah mereka jalankan. Mereka akan mencari sinergi dengan perusahaan startup yang mereka investasi di sana. Jadi selain diversifikasi usaha perusahaan tersebut juga mencari sinergi,”terang Shinta.
Dengan banyaknya investasi yang dikucurkan oleh perusahaan besar ke startup nasional dinilai Shinta merupakan dukungan nyata perusahaan yang sudah mature untuk mendukung perusahaan rintisan dengan kekuatan finansial atau jaringan yang telah mereka miliki.
Contohnya Telkom, dengan berinvestasi di perusahaan startup, Telkom Group yang memiliki networking yang besar serta pelanggan yang banyak dapat memperkenalkan aplikasi dibuat oleh perusahaan rintisan tersebut.
Kolaborasi dan sinergi antara perusahaan besar dengan startup ini dinilai Shinta menguntungkan keduabelah pihak.
Meski Indonesia masih menghadapi pandemi Covid-19, namun tak menyurutkan perusahaan besar tersebut untuk berinvestasi di perusahaan rintisan. Bahkan mereka semakin getol berinvestasi di perusahaan rintisan.
Menurut Shinta masih gencarnya perusahaan besar nasional yang berinvestasi di startup dinilai merupakan tanda bahwa investasi di perusahaan rintisan digital di Indonesia masih sangat menjanjikan.
Justru di masa pandemi seperti saat ini dijadikan momentum perusahaan baik yang besar maupun kecil untuk segera melakukan transformasi digital. Menurut Shinta jika perusahaan tersebut tidak berkolaborasi atau sinergi dengan perusahaan rintisan digital, maka mereka akan ketinggalan.
“Justru saat ini perusahaan startup berbasis teknologi tak terkena dampak yang signifikan dari pandemik Covid-19. Dia hanya cukup memikirkan dan mengubah sedikit bisnis model yang sudah ada agar dapat menunjang dengan kondisi yang saat ini tengah terjadi. Startup memiliki kemampuan yang jauh lebih cepat mengubah bisnis model ketimbang perusahaan konvensional,”ujar Shinta.
Sementara itu, perusahaan yang sudah mencapai level Decacorn dinilai Shinta masih akan mampu bertahan di saat pandemi seperti saat ini.
Ini disebabkan model bisnis yang selama ini dijalani sudah terbukti. Bahkan perluang bisnis perusahaan yang sudah level Decacorn akan terus ada.
“Memang tidak semua industri positif di saat pandemik. Namun secara umum kalau perusahaan yang sudah level Decacorn pasti sudah terbukti berhasil usahanya. Contohnya saja Grab dan Gojek. Dua perusahaan tersebut masih akan terus berkembang usahanya,”kata Shinta.