Home
/
Music

Siapa Luis Fonsi, Penyanyi di Belakang Hits Despacito

Siapa Luis Fonsi, Penyanyi di Belakang Hits Despacito
Tio13 July 2017
Bagikan :

Nananana, Despacito! Nananana Despacito! Nananananana, Despacitoo-ooo-oooo!

Apa Anda termasuk kaum Despacito yang seperti itu?

Aih, tak perlu malu. Siapa sih yang betul-betul hafal dengan lirik Despacito itu? Lagu yang dinyanyikan oleh Luis Fonsi itu punya beat cepat, dan lirik pada tembang yang bernuansa feel-good tadi meluncur deras dari mulut Fonsi. Bahasa Spanyol, pula!

Meski tak mudah dinyanyikan persis seperti cara Fonsi menyanyikannya, Despacito tetap saja terkenal luar biasa. Ia merajai tangga lagu di lebih dari 45 negara. Ia juga adalah lagu berbahasa Spanyol pertama yang memuncaki tangga lagu Billboard 100 setelah Macarena milik Bayside Boys Mix melakukannya pada 1996.

Ia menjadi single paling sukses dua penyanyinya --Luis Fonsi dan Daddy Yankee. Bahkan, menurut El Nuevo Dia --portal berita lokal Puerto Rico, popularitas Despacito di dunia membuat ketertarikan palancong pada pariwisata Puerto Rico naik sebesar 45 persen. 

Namun, Luis Fonsi, penyanyi sekaligus pencipta lagu tersebut, mungkin tak punya pikiran bahwa lagunya akan menjadi hits dunia. Ia memang beberapa kali meraih sukses, tapi Despacito membawanya ke lapis langit kesuksesan yang belum ia rasakan sebelumnya. 

“Aku bangun di suatu pagi dengan kata-kata despacito di kepalaku. Kurang lebih memang hanya itu, dengan melodi di bagian chorus dan kata-kata despacito. Kami mulai dari situ,” ucap Fonsi pada E-news. 

Fonsi kemudian merekam melodi tersebut pada gawai miliknya. Setelah itu, ia menghubungi Erika Ender, penulis lagu dari Panama yang telah lama menjadi sahabatnya. Di studio musik di rumah Fonsi, mereka berdua berhasil mengolah sebagian besar materi lagu. “Dalam waktu tiga jam, mungkin malah kurang, kami sudah menyelesaikan 80 persen lagu yang kini Anda dengarkan.”

Dari situ, keduanya tahu lagu tersebut akan menjadi spesial --dan untuk itu harus ada polesan lain. Hasilnya, mereka menambahkan petikan cuatro di depan lagu. “Cuatro adalah gitar Spanyol, bagian yang Anda dengar di bagian awal lagu. Instrumen itu sangat khas Puerto Rico, yang biasanya digunakan pada musik-musik tradisional.” 

Namun Fonsi belum puas. Baginya, ada sesuatu yang kurang. Dan di situlah bagian Daddy Yankee muncul. Rapper tersebut dinilai Fonsi lebih dari sebatas artis feature yang biasanya hanya menambah sisi promosi sebuah lagu, namun juga berhasil menambah warna pada lagunya. 

“Daddy Yankee menambah sihir pada lagu ini. Bagian rap semua dibuat olehnya. Dia juga punya andil yang besar pada ide dan sisi kreatif lagu ini,” aku Fonsi. Selanjutnya, Anda tahu sendiri, Despacito meledak. Despacito, yang di bahasa Spanyol berarti “secara perlahan” tersebut, justru melejit tak karuan cepatnya. Hanya dalam 5 bulan, videonya di YouTube telah dilihat lebih dari 2 miliar kali. 

Well Deserved

Fonsi mengaku tahu bahwa lagunya akan melejit, tapi ia tidak membayangkan akan sesukses ini. Walau begitu, setidaknya bagi orang Puerto Rico, kesuksesan Fonsi ini dirasa berhak ia dapatkan. Di tanah kelahirannya, 39 tahun yang lalu itu, Fonsi sudah menjadi salah satu penyanyi yang cukup produktif selama hampir 20 tahun terakhir. 

Fonsi memulai karier musiknya di tahun 1998, ketika ia merilis album debut bertajuk Comenzare. Album tersebut menjadi hits di Puerto Rico, meski hanya mampu bertengger di urutan 11 dalam Top Latin Album Billboard. 

Dengan empat lagu andalan, Si Tú Quisieras, Perdóname, Dime Como, dan Me Iré, Fonsi berhasil merajai pasar musik beberapa negara Amerika Latin seperti Kolombia, Republik Dominika, El Savador, Meksiko, dan Venezuela. 

Setelahnya, Fonsi menelurkan tujuh album lainnya hingga 2014 lalu, termasuk album Eterno yang menduetkan dirinya dengan penyanyi populer Christina Aguilera.

Kesuksesan demi kesuksesan ini sempat membawanya ke karier sebagai pemain telenovela. Pada 2004, ia melakukan debut dalam sebuah telenovela Meksiko berjudul Corzones al limite. Ia juga menjadi tamu spesial di serial Nickelodeon Television berjudul Taina di tahun 2001, dan turut ambil bagian di sandiwara Broadway Forever Tango pada Agustus 2013.

Namun, tentu saja, bakatnya terpancar jelas di dunia musik. Sampai awal 2017, Fonsi telah menerima beberapa penghargaan. Misalnya, menyabet gelar Song of the Year di Latin Grammy Award pada 2009; Male Artist of the Year pada 2007, 2009, dan 2010 di gelaran Premio Lo Nuestro; dan Song of the Year (2010) di gelaran apresiasi musik yang sama. 

Ditambah dengan meledaknya single Despacito, rasa-rasanya sudah pasti penghargaan untuk Fonsi akan bertambah banyak pada akhir tahun ini. Namun, lagi-lagi, melihat keberhasilan lagunya, Fonsi tetap merunduk. 

“Kami mencoba tetap rendah hati, meski kami semua luar biasa senang. Aku tak ingin berlebihan,” katanya, seperti dilansir Rolling Stones. Penyanyi bernama lengkap Luis Alfonso Rodríguez López-Cepero itu justru melihat hal-hal lebih penting yang berhasil dilakukan oleh lagu Despacito. Misalnya saja, bagaimana aspek politik dari kesuksesan lagu tersebut.

Sudah jelas, bagaimana orang-orang Latin menjadi bulan-bulanan omongan ngawur presiden Amerika Serikat Donald Trump beberapa waktu terakhir. Ironisnya, justru Despacito --lagu dengan lirik berbahasa Spanyol-- yang berhasil memuncaki tangga lagu Amerika Serikat saat Trump kerap kali merendahkan kelompok Latin baik di negaranya maupun di luar negeri.

Capaian tersebut, menurut Fonsi, juga adalah sebuah keberhasilan yang patut dirayakan. “Justru ketika Anda berpikir kita hidup di dunia yang terbagi-bagi, lagu ini telah menjadikan kita satu,” ucapnya, tahu ia telah betul-betul berhasil.

Preview

populerRelated Article