Home
/
Technology

Seorang Perempuan Dilelang untuk Dinikahi di Facebook

Seorang Perempuan Dilelang untuk Dinikahi di Facebook
Jofie Yordan22 November 2018
Bagikan :

Seorang perempuan asal Sudan yang baru berusia 17 tahun dilelang untuk dinikahi di Facebook. Lelang tersebut diketahui lewat iklan yang diedarkan di platform media sosial buatan Mark Zuckerberg tersebut.

Setelah postingan lelang itu beredar selama beberapa hari, akhirnya seorang pebisnis kaya raya menjadi pemenangnya dan berhak meminang gadis tersebut. Pria yang memenangkan lelang itu menawarkan 500 ekor sapi, tiga mobil, dan uang senilai 10 ribu dolar AS.

Mereka kemudian menikah pada 3 November lalu di kawasan Eastern Lakes State, Sudan, menurut laporan Plan International, sebuah organisasi kemanusiaan yang berfokus pada hak anak.

"Penggunaan teknologi yang barbar menjadi pengingat tentang pasar perbudakan masa kini. Perempuan itu bisa dijual untuk dinikahi di situs jejaring sosial terbesar saat ini dan sulit dipercaya," ujar Country Director Plan International Sudan Selatan, George Otim, dalam sebuah pernyataa, dilansir Mashable.

Ia menegaskan praktik lelang seperti ini tidak bisa dibiarkan karena perempuan itu dijadikan obyek yang kemudian dijual dengan penawar paling tinggi, baik dengan tawaran uang maupun barang.

Preview

Posting tentang lelang tersebut dipublikasikan pada 25 Oktober. Tapi, Facebook bergerak lambat dan baru menghapusnya pada 9 November, yang artinya lelang tersebut sudah selesai dilakukan dan bahkan pernikahannya sudah diselenggarakan.

Entah mengapa Facebook baru bisa menghapus lelang manusia tersebut dalam waktu dua pekan. Lewat sebuah pernyataan, juru bicara Facebook menegaskan segala jenis praktik jual beli manusia, baik postingan, page, iklan, atau grup tidak diizinkan oleh mereka.

"Kami menghapus postingan itu dan secara permanen mematikan akun yang mengunggah postingan (lelang) tersebut di Facebook," ujar juru bicara Facebook, dilansir The Verge.

Pernikahan anak di bawah umur sendiri ilegal di Sudan Selatan, tapi kenyataannya praktik ini terus berjalan meski pemerintah telah berupaya mengakhirinya.

Preview

Kasus ini menjadi yang pertama terkait perdagangan manusia dan juga dikabarkan menjadi mas kawin terbesar yang pernah diterima di Sudan.

Melihat hasil lelang tersebut, banyak pihak yang khawatir jika kasus ini malah akan menarik perhatian para pengguna lain untuk memanfaatkan media sosial dalam melakukan lelang manusia.

"Ini adalah sesuatu yang sangat berbahaya dan sesuatu yang tidak ingin kami lihat menjadi sebuah aksi yang populer," tegas juru bicara Plan International.

populerRelated Article