Sambut Hari Kartini, EIGER Gelar WAC 2017
Indonesia berada dalam jajaran kawasan tropis, dianugerahi jajaran pegunungan dan lebatnya hutan rimba yang begitu mempesona.
Kekayaan alam ini mengundang banyak orang untuk mendatanginya, tidak hanya kaum pria, Kaum Hawa pun tidak ketinggalan melakukan kegiatan petualangan yang ekstrim ini.Dalam rangka memperingati Hari Kartini dan Hari Bumi, EIGER menyelenggarakan Women Adventure Camp (WAC) 2017. Melalui kegiatan ini, para peserta diberikan ruang belajar tentang pemahaman keterampilan juga pemahaman tentang prosedur keselamatan di alam terbuka.
Hal ini dimaksudkan agar para perempuan lebih dekat lagi dengan alam, menjadi lebih paham dan terampil ketika berada di alam bebas. Seperti yang kita ketahui bahwa alam adalah guru terbaik yang senantiasa bisa memberikan bimbingan dan ilmu terbaik bagi manusia.
Berkegiatan petualangan di alam terbuka seperti mendaki gunung, memanjat tebing, penelusuran gua, penyusuran pantai kini tidak hanya dilakukan oleh kalangan profesional saja, tetapi belakangan ini banyak orang mulai gemar melakukan kegiatan petualangan ini.
WAC 2017 ini digelar di Kawasan Gunung Penanggungan, Jawa Timur pada 21–23 April 2017 dengan biaya pendaftaran Rp 400 ribu. Peserta akan mendapatkan fasilitas berupa Carrier Eliptic Lunaris 45L, syal, piagam, konsumsi, dan pendampingan medis.
Selain itu, biaya transportasi meeting point (mepo) ke Basecamp ditanggung oleh panitia. Meeting point terletak di dua lokasi, yakni EIGER Adventure Store Basuki Rahmat, Surabaya dan EIGER Adventure Store Soekarno Hatta, Malang.
Acara ini khusus buat wanita dan terbatas untuk 75 orang. Peserta diharuskan menyiapkan foto copy identitas diri yang masih berlaku, surat keterangan sehat, dan pas foto 3x4 satu lembar.
Peserta juga diharuskan mengisi formulir pendaftaran online dan membayar biaya pendaftaran. Informasi pendaftaran akan diumumkan Jumat, 14 April 2017.
Gunung Penanggungan
Berdasarkan informasi dari laman Wikipedia, Gunung Penanggungan dahulu bernama Gunung Pawitra dengan ketinggian 1.653 m DPL. Gunung berapi kerucut ini terletak di Jawa Timur. Posisinya berada di dua kabupaten, yaitu Kabupaten Mojokerto (sisi barat) dan Kabupaten Pasuruan (sisi timur), berjarak kurang lebih 55 km dari Surabaya.
Gunung Penanggungan merupakan gunung kecil yang berada pada satu kluster dengan Gunung Arjuno dan Gunung Welirang yang jauh lebih besar. Gunung Penanggungan sering disebut sebagai miniatur dari Gunung Semeru, karena hamparan puncaknya yang sama-sama terdapat pasir dan batuan yang luas.
Menurut kepercayaan Jawa Kuna, Gunung Penanggungan merupakan salah satu bagian puncak Mahameru yang dipindahkan oleh penguasa alam. Penanggungan juga merupakan salah satu gunung suci dari sembilan gunung suci di Jawa.
Dilihat dari sisi sejarah, gunung ini memiliki nilai yang penting. Di sekujur lereng gunung ini ditemui berbagai peninggalan purbakala, baik candi, pertapaan, maupun petirtaan dari periode Hindu-Buddha di Jawa Timur.
Berdasarkan studi selama dua tahun (2012-2014) ditemukan 116 situs percandian atau objek kepurbakalaan, mulai dari kaki sampai mendekati puncak gunung.
Selain sebagai kawasan sejarah dan ziarah, gunung berapi ini juga merupakan sasaran pendakian. Dikarenakan tingginya yang relatif lebih rendah daripada gunung lain di sekitarnya, gunung ini cocok untuk dijadikan media pemanasan atau sekedar berlibur.
Ada empat jalur pendakian yang umum digunakan. Pertama, jalur Betro, Desa Wonosunyo, Kecamatan Gempol. Jalur ini dimulai dari arah utara Gunung Penanggungan yaitu Kabupaten Pasuruan.
Kedua, Petirtaan Jalatunda Desa Seloliman, Kecamatan Trawas. Pendakian melalui jalur ini bermula dari Petirtaan Jalatunda Desa Seloliman.
Ketiga, LMDH (Lembaga Masyarakat Desa Hutan) Tamiajeng, Desa Tamiajeng, Kecamatan Trawas. Jalur pendakian Tamiajeng merupakan jalur yang paling ramai dilalui.
Sehingga jalannya pun sudah kelihatan jalan setapak yang sering dipakai mondar-mandir. Dalam jalur ini terdapat empat pos yang berada di bawah puncak bayangan.
Keempat, jalur Kecamatan Ngoro. Jalur ini dimulai dari Desa Kunjoro Wesi dan Desa Jedong Kecamatan Ngoro.
Tips
Kegiatan camping atau hekking di pegunungan memang mengasyikkan. Namun patut disayangkan, seiring banyaknya orang yang berkegiatan di alam terbuka, semakin tinggi pula terjadinya kecelakaan. Hal ini terjadi karena kurangnya persiapan, pengetahuan maupun keterampilan yang dimiliki.
Berikut empat kemampuan dasar bagi penggiat dalam kegiatan di alam terbuka yang perlu diperhatikan. Pertama, kemampuan teknis (technical skills), yang berhubungan dengan ritme dan keseimbangan gerakan serta efisiensi penggunaan perlengkapan.
Kedua, kemampuan kebugaran (fitness skills), mencakup kebugaran spesifik yang dibutuhkan untuk kegiatan tertentu, kebugaran jantung dan sirkulasinya, serta kemampuan pengkondisian tubuh terhadap tekanan lingkungan alam.
Ketiga, kemampuan kemanusiawian (human skills), yaitu pengembangan sikap positif ke segala aspek untuk meningkatkan kemampuan. Hal ini mencakup determinasi (kemauan), kepercayaan diri, kesabaran, konsentrasi, analisa diri, kemandirian, serta kemampuan untuk memimpin dan dipimpin.
Keempat, kemampuan pemahaman lingkungan (environment skills), yaitu pengembangan kewaspadaan terhadap bahaya dari lingkungan yang spesifik.
Karenanya, peserta WAC 2017 diharapkan banyak berlatih dan selalu mengingat bahwa aspek keselamatan merupakan hal yang paling utama dalam berkegiatan petualangan di alam terbuka.
Berita terkait:
Reportase 1 - Petualangan Perempuan di Hari Kartini
Reportase 2 - Persiapan Menuju Puncak Bayangan
Reportase 3 - Jalan Terjal Sang Pendaki
Reportase 4 - Malam Pertama di Cemoro Kembar
Reportase 5 - Pengalaman Sang Legenda
Reportase 6 - Jejak Arkeologis Gunung Penanggungan
Reportase 7 - Kisah Tiga Legenda: Mamay S Salim
Reportase 8 - Kisah Tiga Legenda: Iwan Kweeceng
Reportase 9 - Kisah Tiga Legenda: Abah Bongkeng
Reportase 10 - Menggapai Puncak Pawitra