Saat Fitur Mewah di Mobil Jadi Fasilitas Mubazir
Inovasi teknologi yang dikembangkan oleh pabrikan mobil ditujukan untuk menambah nilai kenyamanan dan keamanan para penggunanya. Namun, ada fitur-fitur mobil yang fungsinya tak optimal atau sampai mubazir karena tidak sesuai karakter lingkungan di Indonesia.
Fitur cruise control misalnya, fitur ini disematkan pada pada mobil-mobil kategori menengah atas, seperti Toyota C-HR, Honda HR-V, Mitsubishi Delica, Toyota Voxy, dan lainnya. Mengutip AutoExpress, fitur cruise control dibuat untuk menjalankan mobil secara otomatis dalam kecepatan konstan. Untuk mengaktifkan fitur ini, pengemudi tinggal menekan tombol di setir kemudi atau tuas di samping setir kemudi (tergantung jenis mobil). Setelah itu, setel kecepatan yang diinginkan, biasanya cruise control bisa diaktifkan dalam kecepatan 40 km/jam ke atas. Manufaktur otomotif kini sudah membuat fitur cruise control yang lebih canggih. Teknologi adaptive cruise control misalnya, tidak hanya mampu mengoperasikan pedal gas secara otomatis, tapi juga dilengkapi sensor untuk mendeteksi objek di depan kendaraan. Saat ada mobil lain yang melambat, sensor akan mengirim perintah kepada pusat elektronik mobil agar melakukan pengereman, bahkan berhenti jika diperlukan. Teknologi cruise control mulanya terpasang pada mobil-mobil dari manufaktur Amerika Serikat (AS). Kondisi ruas jalanan di Negeri Paman Sam yang panjang-panjang dan lurus memungkinkan mobil melaju dalam kecepatan konstan untuk waktu lama. Pada kondisi ini fitur cruise control membuat pengemudi bisa sedikit bersantai.Fitur cruise control sulit untuk difungsikan di jalanan dengan lalu lintas padat. Autocar India menyebut, adanya cruise control tidak membantu pengemudi di India karena kondisi jalanan yang padat. Kondisi jalanan padat bahkan lebih sering macet juga kerap terjadi di Indonesia, terutama kota besar seperti Jakarta. Mengutip Antara, pada 2015 Waze mengeluarkan data rata-rata kecepatan berkendara di Jakarta hanya 18 km/jam di hari kerja, sedangkan pada Sabtu dan Minggu rata-ratanya naik menjadi 22 km/jam. Dalam keadaan lalu lintas seperti itu, fitur cruise control dipastikan bakal terlupakan, apalagi jalan tol juga sering didera kemacetan. Selain soal fungsi, fitur cruise control turut memengaruhi tingginya harga jual kendaraan. Contohnya, Honda HR-V tipe S CVT tanpa cruise control dibanderol lebih murah Rp24 juta dibandingkan HR-V tipe E CVT yang sudah disertai cruise control dan dijual senilai Rp309 juta (on the road Jakarta). Toyota C-HR yang juga dilengkapi fitur tersebut dipasarkan Rp490 juta (on the road Jakarta). Selain itu, pada mobil kategori menengah atas bisa ditemui perangkat panoramic sunroof. Secara sederhana, panoramic sunroof adalah bagian atap mobil terbuat dari kaca yang bisa dibuka. Panoramic sunroof seolah menjadi simbol kemewahan. Mobil-mobil sekasta Chevrolet Trax, Mitsubishi Outlander Sport, Nissan Serena mengenakan perangkat tersebut.Di balik nuansa kemewahan panoramic sunroof, Motoringbox menyebut ada efek buruk yang ditimbulkan. Di antaranya ialah membuat udara di dalam kabin lebih panas. Udara panas dari cahaya matahari terperangkap di kaca kemudian merambat ke dalam kabin. Hal ini bakal membuat kinerja AC lebih berat. Perangkat panoramic sunroof juga memiliki bobot lebih besar ketimbang atap besi. Segenap fitur modern di mobil baru memang dibuat untuk memberikan hal lebih daripada pesaing. Namun, pada kondisi jalanan tertentu, seperti di Indonesia fitur-fitur tersebut bisa menjadi tak difungsikan.Fitur lain yang sering ditemui pada mobil terbaru, yakni Daylight Running Light (DRL). Lampu yang lazimnya ditempatkan di bumper atau di bawah headlight ini digunakan agar mobil bisa terlihat oleh kendaraan di depan atau arah berlawanan saat cuaca mendung di siang hari. Fitur DRL ini dipasang pada mobil-mobil di wilayah Skandinavia untuk tujuan persoalan keamanan. Laman carbiketech, mengulas ihwal wilayah di kawasan Skandinavia, meliputi Norwegia, Swedia, dan Denmark memiliki visibilitas yang rendah di siang hari saat musim dingin. Sehingga negara-negara Eropa mulai mewajibkan kelengkapan DRL di mobil baru pada 2011.Fungsi fitur DRL pada mobil-mobil di Indonesia juga perlu dipertanyakan. Fitur DRL ini mungkin berguna saat cuaca mendung atau hujan lebat. Namun, dalam situasi hujan lebat lampu utama (headlight) masih membantu untuk meningkatkan visibilitas.Pemasangan DRL pada mobil-mobil terbaru seperti dilansir carbiketech lebih terkait soal poin estetika tampilan mobil. Pemasangan DRL dengan lampu LED di bawah headlight atau di area bumper depan membuat mobil nampak lebih mewah.Biar gak ketinggalan informasi menarik lainnya, ikuti kami di channel Google News dan Whatsapp berikut ini.
Editors' Picks
Most Popular
Bantu kami agar dapat mengenal kalian lebih baik dengan mengisi survei di sini