Home
/
News

Riset Unik Soal Telur Burung: Berevolusi 360 Juta Tahun

Riset Unik Soal Telur Burung: Berevolusi 360 Juta Tahun
TEMPO.CO10 July 2017
Bagikan :

Ada riset unik soal telur burung. Salah satunya adalah telur burung sudah berevolusi selama 360 juta tahun. Sejak saat itu, burung-burung memproduksi telur yang bentuk dan ukurannya beragam.

Setiap spesies membentuk telurnya sendiri. Telur burung punggok cokelat, misalnya, memiliki bentuk menyerupai bola hampir sempurna. Adapun burung kecil sandpiper menghasilkan telur berbentuk tetesan air mata.

Pertanyaannya, bagaimana dan mengapa terjadi evolusi berbagai bentuk dan ukurannya? Demi telur-telur burung itu, sebuah tim peneliti internasional yang dipimpin oleh ilmuwan di Harvard University dan Princeton, dengan kolega di Inggris, Israel, dan Singapura, menggelar riset bersama dengan pendekatan kuantitatif untuk menjawab pertanyaan ini.

Hasilnya menarik. Mereka menemukan bahwa bentuk telur berkorelasi dengan kemampuan terbang burung-burung tersebut. Ini menunjukkan bahwa adaptasi untuk terbang mungkin menjadi pendorong terkuat untuk variasi bentuk telur burung.

Baca: Unik, Monyet Capuchin Jantan Rayu Pasangannya Pakai Urin
 
"Kemampuan terbang mungkin mempengaruhi bentuk telur," kata Mary Caswell Stoddard, peneliti biologi evolusi dan ekologi Universitas Princeton, yang memimpin penelitian ini. Temuan unik ini dipublikasikan di jurnal Science edisi 22 Juni lalu.

Riset ini tidak sembarangan. Dengan menggunakan metode dan ide dari matematika, fisika, dan biologi mereka menggolongkan bentuk telur dari sekitar 1.400 spesies burung. Para peneliti memulai dengan merencanakan bentuk telur, dari yang asimetris hingga elips dari kutub utara hingga kutub selatan, dari sedikitnya 50 ribu telur.

Sampel ini mewakili 14 persen spesies dari 35 ordo, termasuk dua ordo yang sudah punah. Dengan kerangka kerja evolusi, mereka mengembangkan satu model matematika yang menjelaskan bagaimana membran telur menentukan bentuk telur.

Baca: Pakai Aroma, Sistem Navigasi Unik Burung Dara

Selanjutnya: Hipotesis tim...

Hipotesis tim Stoddard tentang berbagai bentuk telur semata untuk menjaga tubuh tetap licin dan ramping untuk terbang. Hasilnya, burung-burung tampaknya membuat telur lebih asimetris atau lonjong. Dengan bentuk telur seperti ini, kata dia, burung dapat memaksimalkan volume telur tanpa meningkatkan lebar telur.

"Ia adalah keuntungan di dalam tuba fallopi yang sempit," ujar dia.

Evolusi telur oleh hewan bertelur, yang dilengkapi membran atau selaput dan cangkang, adalah kunci vertebrata meninggalkan laut dan menduduki daratan dan udara. Tapi bagaimana telur burung mengalami evolusi menjadi begitu banyak bentuk dan ukuran merupakan satu misteri lama yang belum terpecahkan. Ini juga menjawab bagaimana burung berevolusi.

L. Mahadevan, peneliti biologi evolusi dan organisme dan fisika Universitas Harvard, yang terlibat dalam riset unik ini, mengatakan sebenarnya mereka mengajukan tiga pertanyaan penting untuk memahami bentuk telur.

Pertanyaan itu: bagaimana menguantifikasi bentuk telur dan menyediakan satu basis untuk perbandingan bentuk telur semua spesies? Lalu mekanisme biofisika apa yang menentukan bentuk, dan apa implikasinya pada evolusi dan kondisi ekologi?

Baca: Ternyata Begini Kehidupan Unik di dalam Sarang Lebah Madu

Dari riset unik puluhan ribu bentuk telur itu, mereka berkesimpulan bentuk telur berubah secara perlahan pada seluruh spesies. Perubahan itu lebih ditentukan oleh sifat membran daripada cangkang. Ada korelasi kuat yang menghubungkan bentuk telur elips dan asimetrisnya terkait dengan kemampuan terbang yang kuat.

"Temuan terakhir ini sungguh mengejutkan," kata Mahadevan yang juga aktif di Wyss Institute of Bioinspired Engineering di Harvard.

Peneliti menemukan bahwa bentuk telur di masa lalu adalah satu rangkaian kesatuan dengan banyak spesies tumpang-tindih. Bentuknya membentang dari telur bola yang hampir sempurna sampai telur berbentuk kerucut.

Baca: Sungguh Unik, Kerang Ini Berganti Kelamin di Antartika

Selanjutnya: Peneliti sudah lama...


Peneliti sudah lama tahu bahwa membran telur berperan penting dan unik dalam bentuk telur. Bagaimanapun, jika sebuah cangkang atau kulit telur dilarutkan dalam asam ringan, seperti cuka, telur sebetulnya mempertahankan bentuk. Tapi bagaimana sifat membran berkontribusi pada bentuk?

Pikirkan sebuah balon, kata Mahadevan. Bila sebuah balon tebalnya sama merata dan terbuat dari satu material, benada ini akan berbentuk bola ketika dipompa. Tapi jika balon itu tidak sama tebalnya, seluruh ragam bentuk dapat dihasilkan.

Dipandu oleh observasi yang menunjukkan bahwa variasi ketebalan membran telur dari seluruh dunia, tim Mahadevan membuat sebuah model matematika yang mempertimbangkan telur itu menjadi sebuah cangkang elastis tertekan yang tumbuh.

Baca: Sungguh Unik, Penis Ikan Ini Punya Empat Kait Menakutkan

"Kami dapat menangkap seluruh jajaran bentuk telur yang diobservasi di alam," kata Mahadevan.

Variasi bentuk unik tersebut berasal dari variasi tingkat ketebalan membran dan sifat material, juga rasio dari perbedaan tekanan pada elastisitas membran. Jadi bentuk telur dan sifat membran terkait dengan spesies burung, termasuk tipe sarang dan lokasi, ukuran cengkeraman, kalsium dalam makanan, dan kemampuan terbang.

Baca: Sungguh Unik! Katak Ini Mendengar Pakai Mulut

Simak riset unik lainnya hanya di kanal Tekno Tempo.co.

Berita Terkait:

populerRelated Article