Home
/
Automotive

Review Jet Tempur Indonesia-Korea, Semi Siluman yang Bisa Ngacak Sinyal Hape

Review Jet Tempur Indonesia-Korea, Semi Siluman yang Bisa Ngacak Sinyal Hape

Bagja Pratama12 November 2018
Bagikan :

Uzone.id - Indonesia bareng Korea Selatan sedang mengembangkan jet tempur, yang dinamakan ighter Experimental/Indonesian Fighter Experimental (KFX/IFX).

Jet tempur ini punya teknologi gak sembarangan gaes. Dikembangkan sebagai pesawat semi siluman dan bisa mengacak sinyal hape.

Berikut reviewnya berdasarkan PT Dirgantara Indonesia (PTDI)

Butuh 10 Tahun Pengembangan

Pengembangan jet tempur ini dimulai sejak 2016 lalu. Pengembangan KFX/IFX meliputi tiga tahap.

Pertama, pengembangan teknologi dan itu sudah terlaksana pada tahun 2011-2012.

Kedua, pengembangan purwarupa atau prototype. Pengembangan ini sempat tertunda dan baru berjalan 2016 lalu.

Tahap ini namanya EMD, engineering manufacturing development. Ini prototyping development.

Selama 2 tahun dari 2016 hingga 2018 pemantapan desain. Setelah itu, pada tahun depan memulai pembentukan prototype.

Nah di 2 tahun pertama 2016 sampai 2018 itu namanya preliminary design, dari hasil konsep tadi didetilkan, kontak vendor, supplier.

Sekarang masuk tahap detil. Detil analisa dan seterusnya, 2019 besok itu sudah masuk tahap produksi.

Indonesia dan Korea akan membuat 8 pesawat purwarupa. 6 pesawat di antara bisa diterbangkan, dan 2 pesawat tidak terbang.

Dua pesawat sengaja tidak diterbangkan karena hanya untuk uji struktur.

Purwarupa pertama di targetkan rampung tahun 2021. Kemudian secara bertahap menyusul purwarupa-purwarupa lainnya.

Terakhir, pada tahun 2026 ditargetkan pesawat purwarupa itu mendapat sertifikasi sebelumnya diproduksi massal.

Pada pengembangan ini investasi yang dibutuhkan 8,7 triliun Korea won. Porsi Indonesia dalam pengembangan ini sekitar 20%.

Secanggih Apa Jet Tempur Ini?

Sebelum dikembangkan, Korea Selatan terlebih dulu membeli jet tempur Raptor F-35 untuk mengintip teknologinya.

KFX/IFX memiliki kemampuan khusus. Salah satunya ialah perusak sistem elektronik musuh atau disebut jammer electronic.

Pesawat yang dikembangkan ini masuk kategori semi siluman. Sebab, secara bentuk sudah mengadopsi sistem itu, di mana pesawat itu sulit dilacak oleh radar.

Namun, karena letak senjatanya di luar, jadi masih terbaca radar. Jadi masuk kategori semi siluman. Bentuk dan mesinnya sudah gak kebaca radar, tapi senjata, panasnya masih terdeteksi radar.

Kemudian, pesawat supersonik ini dilengkapi sistem radar yang bisa menangkap pergerakan lawan dari segala penjuru. Sistem itu juga bisa menangkap pergerakan sejumlah lawan.

Biasa disebut multirule medium, yang menggunakan advance avionik artinya menggunakan radar yang menangkap lawan target di atas dan di bawah.

Juga dilengkapi optical targeting system yang fungsinya sebagai mata bisa menangkap beberapa lawan.

Jumlah pesawat yang bakal diproduksi mencapai 168, di mana Korea akan memiliki 120 pesawat dan Indonesia 48 pesawat.

populerRelated Article