Resensi Film: ‘Widows’ Suguhkan Kisah Para Janda yang Bangkit dari Keterpurukan
-
Spoiler-free.
Uzone.id -- Mendengar ada film dengan garis cerita tentang drama janda, belum tentu langsung menarik perhatian. Lain halnya jika para janda tersebut melakukan aksi kriminal sebagai lanjutan dari pekerjaan masing-masing suami mereka yang tewas secara bersamaan.‘Widows’ berhasil membuat penasaran karena para aktris yang membintanginya serta yang menduduki kursi sutradara. Digarap oleh Steve McQueen, film berlatar di Chicago ini menceritakan tentang empat janda yang ditinggal mati suami mereka yang tertangkap basah oleh polisi saat merampok jutaan dolar.
Baca juga: Daftar Lengkap Pemenang Piala Citra FFI 2018
Para janda tersebut adalah Veronica (Viola Davis) yang hubungannya digambarkan harmonis dengan sang suami bernama Harry Rawlings (Liam Neeson), Linda (Michelle Rodriguez) yang memiliki usaha toko baju, Alice (Elizabeth Debicki) yang kerap menerima KDRT dari suaminya, dan Amanda (Carrie Coon) yang usia bayinya baru hitungan bulan.
Keempat janda ini tidak pernah bertemu. Mereka tidak kenal satu sama lain. Persamaan di antaranya hanya satu, suami mereka terlibat di aksi kejahatan yang sama -- dalam hal ini, merampok uang senilai jutaan dolar.
Kematian para suami tentu membuat situasi jadi terpuruk. Selain kehilangan orang yang dicintai, Veronica juga menerima ‘warisan’ dari sang suami. Alih-alih harta atau sesuatu berharga, dia malah diancam seorang kandidat dewan kota, Jamal Manning (Brian Tyree Henry) agar mengembalikan uang US$2 juta yang dirampok oleh komplotan yang dipimpin oleh suaminya sendiri, Harry.
Saking terpuruk dan tak berdaya, Veronica mengajak janda-janda lainnya untuk bekerja sama agar dapat mengembalikan utang hasil rampokan para suami mereka itu, hanya dalam waktu satu bulan. Jika tidak dipenuhi, maka Jamal tak segan akan mengambil semua harta Veronica hingga tak bersisa. Belum tentu juga nyawanya selamat.
Dengan penulis naskah Gillian Flynn, ‘Widows’ akan membuatmu sedikit bosan di awal cerita karena alurnya sempat terasa lambat. Namun, seiring berjalannya waktu, film ini akan menyibak masalah sosial lain yang tak hanya sekadar perampokan dan kriminal, namun juga persoalan politik, rasisme, dan sisi heroik dari perempuan.
Karakter para janda yang menjadi karakter sentris film ini masing-masing sangat kuat. Veronica digambarkan begitu keras dan tangguh, seakan tak bisa mentoleransi orang-orang manja dan lemah, namun dia sendiri sebetulnya tahu dia tak mungkin melakukan semuanya sendiri. Lalu ada Linda yang mudah skeptis, serta Alice yang dari luar tampak rampuh karena selalu bergantung kepada suami meski kerap dipukuli.
Dengan alur maju-mundur, ‘Widows’ secara struktur menjelaskan latar belakang mengenai motif perampokan yang dilakukan para suami mereka, hingga rencana sistematis dari para janda untuk mendapatkan uang US$2 juta untuk menebus utang suami.
Kerja sama para perempuan ini mungkin saja mengingatkan penonton terhadap 'Ocean's 8' yang memperlihatkan bahwa ketika kekuatan kaum wanita bersatu, maka segalanya mungkin terjadi. Well, 'Widows' juga memamerkan sisi girl power, namun tentu saja dengan cara yang lebih serius, realistis, serta menimbulkan simpati.
Paling tidak, ketegangan serta akting memukau dari Viola Davis membuat ‘Widows’ bukan sekadar film drama tentang kesedihan janda berisi tangisan dan adegan depresi -- yang mendengarnya saja sudah terasa membosankan. Selain bangkit dari keterpurukan, perjuangan tangguh para janda ini juga disisipi kejutan berupa plot twist yang akan sanggup membuatmu gigit jari.
‘Widows’ sudah tayang di jaringan bioskop Indonesia.