Ramai Perdebatan Baterai Mobil Listrik LFP vs Nikel, Ini Komentar BYD
Foto: Uzone.id - Bagja
Uzone.id - Debat Cawapres yang digelar pada Minggu malam (21/1) sempat memperdebatkan antara penggunaan baterai mobil listrik dengan bahan baku nikel dan besi ferro atau LFP.
Ada yang mengatakan Indonesia seharusnya mengedepankan pengembangan dan penggunaan baterai berbahan nikel, ada juga yang memang ingin beralih ke baterai berjenis LFP.Nah, BYD sebagai salah satu pabrikan yang menggunakan baterai berjenis LFP untuk mobil-mobil listriknya, termasuk yang dipasarkan di Indonesia.
Lalu, bagaimana tanggapan BYD terkait pemilihan penggunaan jenis baterai tersebut?
"Mobil BYD yang dibawa ke Indonesia memang menggunakan baterai LFP, baik itu Dolphin, Atto 3 dan Seal. Semuanya pakai LFP karena sudah berdasarkan research di sisi pabrik kita (di China)," ujar Luther T. Pandjaitan, Head of Marketing PT BYD Motor Indonesia di sela Media Drive BYD Dolphin di Jakarta.
Luther mengurai alasan mengapa pihaknya lebih memilih LFP ketimbang nikel. Menurutnya, secara keamanan, ada perbedaan yang cukup signifikan.
"Tentunya pertimbangan utama soal safety karena LFP itu memiliki satu tingkat probabilitas dan posibilitas untuk mencapai heat (panas) tertentu yang sangat rendah dibandingkan jenis baterai mobil yang lain. Jadi pertimbangan riset itulah yang akhirnya membuat kami mengambil LFP," tuturnya.
Ketika ditanya mengenai kemungkinan menggunakan baterai nikel, Luther mengaku tak bisa menjawabnya. Dia juga bungkam soal lebih untung mana antara menggunakan nikel atau LFP.
"Kita dari sisi kita tidak terlalu punya banyak informasi terkait bahan baku dan komponen pembuat. Karena memang khususnya kita distribusi di Indonesia. Kita bawa saja produk yang sudah kita research (di China)," ungkapnya.
Meski demikian, sebelumnya Liu Xueliang selaku General Manager BYD Asia-Pacific mengaku, pihaknya tak menutup peluang menggunakan nikel sebagai baterai, apalagi ketika mengetahui Indonesia merupakan salah satu penghasil nikel terbesar di dunia.