Home
/
Food

Produsen Tempe: Kedelai Lokal Kualitasnya Bagus, Tapi Stok Terbatas

Produsen Tempe: Kedelai Lokal Kualitasnya Bagus, Tapi Stok Terbatas

Feby Dwi Sutianto12 September 2018
Bagikan :

Tahu dan tempe menjadi makanan favorit masyarakat Indonesia. Hampir di semua kelas masyarakat, kedua kudapan ini disukai dan tersedia di meja makan. 

Tapi bahan baku tahu dan tempe yang dimakan kebanyakan berasal kedelai impor. Ketua Umum Gabungan Koperasi Produsen Tahu Tempe Indonesia (Gakoptindo), Aip Syarifuddin mengatakan pada prinsipnya sebenarnya para pembuat tahu tempe lebih suka pakai kedelai lokal. 

Menurutnya, kualitas kedelai lokal jauh lebih bagus dari impor. Tapi, stok di dalam negeri tidak sebanyak di negara pengimpor yang akhirnya tidak bisa memenuhi kebutuhan produsen. 

“Kedelai lokal itu wanginya lebih harum. Lebih gurih. Itu kelebihannya. Kualitas yang lokal juga non GMO. Jadi dia tidak pakai zat kimia, lebih sehat. Tapi stoknya sedikit,” kata Aip kepada kumparan, Rabu (12/9). 

Preview

Aip bilang, dalam satu hektare kedelai di dalam negeri menghasilkan sekitar 1-2 ton per tahun. Sementara di luar negeri, terutama di Amerika Serikat, 1 hektare bisa menghasilkan 4 ton kedelai per tahun. Jadi dari segi jumlah, Indonesia kalah banyak. 

Selain itu, karena kedelai lokal banyak yang tidak menggunakan zat kimia, penyimpanan di gudang pun tidak bisa lama. Setelah 2 bulan diendapkan di gudang, cenderung berjamur. 

Sementara dari harga, kata Aip, meski dolar AS tengah naik dan menekan nilai tukar rupiah, harga kedelai impor tidak terpengaruh. Sudah sejak 4 bulan ini harga kedelai impor relatif stabil di kisaran Rp 6.900-Rp 7.100 per kg. 

“Sementara di lokal HPP (Harga Pokok Penjualan) saja Rp 8.500 per kg. Kita tidak ingin pakai lokal tapi enggak memenuhi dan memang harganya lebih mahal. Tapi semua itu tergantung impor kualitas standar. Kalau lokal itu tergantung dari pada peminat, kadang belum tua sudah dipetik,” tandasnya. 

populerRelated Article