Polisi Tangkap Raja dan Ratu Keraton Agung Sejagat, Kenapa Kita Jangan Percaya?
'Singgasana' Keraton Agung Sejagat (Foto: Facebook / Yosaphat Samar)
Uzone.id - Alangkah lucunya negeri ini. Ada seorang Raja didampingi oleh sang Ratu baru mendeklarasikan berdirinya Keraton Agung Sejagat atau ada juga yang menyebut Kerajaan Agung Sejagat pada 12 Januari 2020 lalu.
Baru dua hari menikmati singgasana 'kerajaan' yang berdiri di kawasan Desa Pogung Jurutengah, Kecamatan Bayan, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah, keduanya malah ditangkap polisi pada Selasa (14/2) atas dugaan penipuan.
Rajanya bernama Totok Santosa Hadiningrat (42) yang dipanggil Sinuhun, sedangkan istrinya, Fanni Aminadia (41) alias Dyan Gitaraja ‘berperan’ sebagai Kanjeng Ratu.
Kabid Humas Polda Jawa Tengah Kombes Iskandar Fitriana Sutisna, seperti dilaporkan Kompas.com, mengatakan kalau Totok dan Fanni ditangkap atas dugaan menyebarkan berita bohong. Suami-istri itu sementara ini diduga melanggar Pasal 14 UU RI No. 1 Tahun 1946 tentang Peraturan Hukum Pidann, denga ancama hukuman maksimal 10 tahun penjara.
Baca juga: Heboh, Kerajaan Agung Sejagat di Purworejo Klaim Pusat Dunia
Memang sih, sejak gembar-gembor berdirinya Keraton Agung Sejagat sudah banyak kejanggalan seperti dijelaskan berikut ini:
1. Perjanjian 500 Tahun
Masih dilansir Kompas.com, Resi Joyodiningrat selaku Penasihat Keraton Agung Sejagat mengatakan jika kerajaan ini adalah kekaisaran dunia yang muncul setelah berakhirnya perjanjian 500 tahun yang lalu, terhitung sejak hilangnya Kemaharajaan Nusantara, Majapahit pada 1518 hingga 2018.
Menurutnya, perjanjian 500 tahun tersebut dilakukan oleh Dyah Ranawijaya sebagai penguasa imperium Majapahit dengan Portugis sebagai wakil orang Barat atau bekas koloni Kekaisaran Romawi di Malaka pada 1518.
Dengan berakhirnya perjanjian tersebut, maka berakhir pula dominasi kekuasaan Barat mengontrol dunia yang didominasi Amerika Serikat setelah Perang Dunia II. Oleh sebab itu, kata Joyodiningrat, kekuasaan tertinggi harus dikembalikan lagi ke pemiliknya, Keraton Agung Sejagat sebagai penerus Medang Majapahit yang merupakan Dinasti Sanjaya dan Syailendra.
2. 'Sang Raja' pernah dirikan Jogja-DEC
Sang Raja, Toto Santoso pernah mengaku sebagai Dewan Wali Amanat Panitia Pembangunan Dunia Wilayah Nusantara dalam organisasi Jogja Development Committee (Jogja-DEC) pada 2016. Jogja DEC punya misi menjanjikan kesejahteraan finansial bagi para pengikutnya, seperti dilansir Detik.com.
Baca juga: Trending Topic #BOYCOTTSamsungIndonesia Menggema di Twitter
Keberadaan Jogja-DEC tidak terdaftar sebagai sebuah organisasi resmi di kantor Kesbang Kota Yogyakarta. Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Agung Supriyono, mengakui penggerak Jogja DEC dengan pendiri Keraton Agung Sejagat di Purworejo punya nama yang sama, Toto Santoso.
Begitu juga Direktur Reskrimum Polda DIY AKBP Burhan Rudy Satria mengakui Jogja-DEC yang melakukan operasi di Yogyakarta, termasuk Kabupaten Sleman. Organisasi itu beberapa kali berubah logo, sampai logonya mirip dengan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB)
3. Pembangkang dicap teroris
Akun Instagram @dinarhapsariprameswari77 memuat foto secarik kertas berisi siaran pers yang disampaikan oleh Keraton Kerajaan Agung pada 12 Januari 2020 pukul 15.30 WIB.
“Bagi siapa saja yang tidak mau tunduk dan patuh menjalankan semua perintah (kebijakan) dari Keraton Agung Sejagat dinyatakan sebagai pembangkang (Teroris) dan akan berhadapan dengan hukum kaisar dalam bentuk bencana alam dan ketidakabadian, di mana seluruh kerajaan, negara, koloni dan tribun (republik) yang akan hancur dan hilang ditelan bumi selamanya".
4. Pentagon di AS milik kerajaan
Totok mengklaim punya kelengkapan kerajaan di Eropa. Menurutnya, United Nation (PBB) adalah parlemen dunia. Dia juga mengklaim Pentagon sebagai dewan keamaan kerajaan yang memiliki 425 anggta ini. Jadi, menurutnya Pentagon bukan punya Amerika Serikat.
Tujuan mendirikan Keraton Agung Sejagat, imbuh Toto, untuk mempersiapkan kedatangan Sri Maharatu Jawa kembali ke tanah Jawa.
VIDEO Hands-on Samsung Galaxy A51 & A71 di Live Event X BlackPink