Home
/
Digilife

Peta Pro-Kontra Jokowi King of Lip Service Menurut Drone Emprit

Peta Pro-Kontra Jokowi King of Lip Service Menurut Drone Emprit
Tomy Tresnady01 July 2021
Bagikan :

Ilustrasi (Foto: Alexander Shatov / Unsplash)

Uzone.id - Drone Emprit melakukan pemetaan terhadap viralnya "Jokowi King of Lip Service" di Twitter pada tanggal 26-28 Juni 2021. 

Drone Emprit merupakan sistem yang memonitor serta menganalisis percakapan di media sosial dan platform online berdasarkan big data, yang didirikan oleh Ismail Fahmi.

Menurut Drone Emprit, selama tiga hari terakhir, kritik @BEMUI_Official terhadap Presiden @jokowi telah mendapatkan respon pro-kontra yang cukup luas.

Kemudian, pemetaan pro-kontra pun dibuat berdasarkan pertanyaan: Bagaimana peta pro-kontra terkait kritikan BEM UI kepada Jokowi?; siapa yang mendukung BEM UI dan yang kontra di media sosial?; Bagaimana pandangan para tokoh publik?; apa narasi dan kontra-narasi yang diangkat; dan apa dampak pro-kontra ini bagi Jokowi?

Kemudian, metode dibuat berdasarkan keywords: UI, bemui_official Filters: BEM, mahasiswa, dosen, rektor, bemui_official dengan sumber dari media online dan Twitter.

BACA JUGA: Apple Akan Mudahkan Hapus Data iPhone yang Dicuri

Konteksnya, pada tanggal 26 Juni 2021, pukul 6.12 malam, @BEMUI_Official membuat utas berisi meme yang berjudul "Jokowi: The King of Lip Service" lengkap dengan referensinya. Beberapa isu yang diangkat, yakni kangen didemo vs represi, UU ITE, KPK dan Omnibus Law.

Menurut Drone Emprit, kata-kata "Rektorat, pemanggilan, memanggil, dipanggil" dan "kritikan, kritik, mengkritik" sangat sering muncul. Jelas sekali bahwa antitesis, kontra narasi, atau response dari Rektorat UI terhadap kritikan BEM UI menjadi pemicu utama pro-kontra ini.

"Sebenarnya kritikan di dunia mahasiswa adalah hal yang sangat biasa. Menjadi luar biasa ketika response terhadap kritikan ini begitu luar biasa: pemanggilan yang sangat cepat di hari minggu, oleh Rektorat," kata Drone Emprit.

Hal ini menarik response negatif dari banyak kalangan terhadap Rektorat UI yang dianggap represif.

Dari headline juga muncul sentimen negatif terhadap Presiden Jokowi, yang dianggap telah membuat pemimpin universitas ketakutan ketika mahasiswanya mengkritik presiden.

Kata "peretasan, diretas" juga muncul dengan volume tinggi di word cloud. Hal ini menunjukkan response berupa serangan siber terhadap pengurus BEM UI berkontribusi terhadap semakin besarnya pemberitaan negatif seperti halnya pemanggilan oleh Rektorat di atas.

Tren dan Narasi di Twitter

Menurutnya, twit @BEMUI_Official pada tanggal 26 Juni 2021 pukul 6.12 malam awalnya direspon belum terlalu besar. Total yang ditangkap DE sebesar 733 mention. Memasuki hari berikutnya twit ini menjadi viral dan mendapat response luas.

Tanggal 27 Juni 2021, hari Minggu, cuitan @BEMUI_Official diangkat banyak media, misalnya @kumparan.

Tren semakin naik, setelah ada berita BEM UI dipanggil rektorat sore harinya. Pemanggilan ini memberi response balik yang cukup besar dari netizen.

Melihat begitu cepat dan sensitifnya Rektorat UI ini, netizen @donalfariz menduga karena Rektor UI mendapat jabatan di BUMN, sebagai Komut BRI dan sebelumnya Komut BNI. Lalu dihubungkan dengan Statuta UI, bahwa Rektor dilarang merangkap jabatan.

Tanggal 28 Juni 2021, hari Senin, ternyata tren semakin tinggi. Selain karena pembahasan isu yang muncul di hari sebelumnya belum selesai, muncul isu baru: peretasan akun medsos dan Whatsapp pengurus @BEMUI_Official seperti dicuitkan oleh @Leon_Alvinda, ketua BEM UI 2021.

Dua kontra narasi atau response atas kritikan @BEMUI_Official, berupa pemanggilan oleh Rektorat UI dan peretasan akun medsos pengurus BEM UI tersebut, tampaknya menjadi salah dua kontributor semakin viralnya isu BEM UI ini. Dan ini sesuai dengan hot topic dalam word cloud berita.

World Cloud Twitter

Analisis kata yang paling sering muncul memperlihatkan hot topics berikut: Jokowi, the king of lip service; rektor rangkap jabatan komisaris BUMN; kritik mahasiswa; Rektorat UI memanggil BEM; Ade Armando; mahasiswa nyogok; dan peretasan akun.

Kata Drone Emprit, hot topic di media sosial Twitter di atas mirip dengan hot topic di media online. Yang menarik, narasi dari kritik @BEMUI_Official terkait ketidaksesuaian Jokowi tentang KPK, Demo, Omnibus Law, dan lain-lain tidak menjadi topik utama. Tapi bergeser ke isu terkait Rektor dan Rektorat UI.

Volume dan Tren

Percakapan di Twitter mulai naik 26 Juni 2021, seiring dengan munculnya cuitan @BEMUI_Official berisi meme kritik. Hari berikutnya tren terus naik, hingga 94.000 mention. Hari keempat, biasanya tren akan mulai turun kecuali ada isu besar yang terkait.

Pemberitaan di media online naik pesat di tanggal 27 Juni 2021, sehari setelah munculnya cuitan pada malam hari di media sosial. Dan tanggal 28 Juni lebih tinggi lagi. Dalam periode analisis ini, total ada 2.894 mention di media online, 141,600 mention di Twitter.

Gambar Paling Banyak Dibagikan

Dari gambar yang paling banyak dibagikan, isu utama yang berhasil diketahui Drone Emprit adalah meme kritikan @BEMUI_Official; Peretasan akun medsos; foto editan Joker Anies Baswedan; surat panggilan dari Rektorat; Prof Ari Kuncoro & Statuta UI; dan debat Ade Armando vs Mhs

Demografi Pengguna Twitter

Drone Emprit mengatakan, dari total 50.000 pengguna Twitter yang aktif dalam percakapan ini, sebanyak 55,59 persen berhasil dianalisis demografinya.

Mayoritas berusia muda, 19-29 tahun (49.56 perser) dan kurang dari 18 tahun (28,97 persen). Usia 30-39 thn hanya 9,67 persen, dan sisanya 40+ thn 11.80 persen.

Tanggal Pembuatan Akun

Kemudian, kata Drone Emprit, akun dibuat paling banyak mulai dari tahun 2009 hingga 2021. Cukup merata di hampir semua tanggal. Ada peningkatan pesat akun baru dibuat tanggal 16 Juni 2021. Dari sini bisa disimpulkan, percakapan didominasi akun yang cukup natural.

Analisis Bot

Dari total 50.000 akun Twitter, katanya, sebanyak 55,93 persen berhasil dianalisis karakteristik botnya. Hasilnya, score bot rata-rata sebesar 1,79 persen, yang menandakan karakter akun natural (human). Ada akun yang bersifat seperti bot namun sedikit, sekitar 7 persen.

Sebaran Lokasi Pengguna Twitter

Percakapan tentang kritik @BEMUI_Official terhadap Jokowi diikuti oleh netizen dari hampir semua pulau besar di Indonesia. Paling banyak berasal dari DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur, DI Yogyakarta, Jawa Tengah, Banten, Sumatera Utara, Bali, Sulawesi Selatan, dan Sumatera Selatan.

Kesimpulan

Drone Emprit kemudian menyimpulkan bahwa kritikan BEM UI berupa meme tentang "Jokowi The King of Lip Service" telah menjadi viral dalam tiga hari terakhir.

Lalu, terdapat dua cluster yang sangat tidak seimbang dalam percakapan di Twitter. Cluster terbesar Pro BEM UI, dari kalangan aktivis, tokoh politik, umum, dan oposisi. Cluster yang lebih kecil Kotra BEM UI, dari kalangan influencer dan pendukung pemerintah.

Dari analisis teks melalui hot topic, word cloud, most retweets, dan timeline bisa dilihat besarnya peran Rektorat UI yang merespon dengan memanggil BEM UI, serta dugaan peretasan akun medsos pengurus BEM UI, dalam meningkatkan viralitas dan percakapan tentang isu ini.

Response Rektorat UI memberi dampak negatif kepada UI dan Rektornya, karena muncul isu baru bahwa UI menjadi represif, dan Rektor UI dianggap melanggar Statuta UI karena rangkap jabatan.

Sebaliknya, response Rektorat UI dan Ade Armando memberi dampak positif bagi Jokowi, karena "sorotan" publik tidak lagi fokus ke Jokowi, tetapi belok dan terpecah ke Rektorat UI, Rektor UI, dan Ade Armando.

populerRelated Article