Home
/
Startup

Perlunya Menjalankan Corporate Startup

Perlunya Menjalankan Corporate Startup
Fajrin Rasyid25 January 2021
Bagikan :

Photo by Austin Distel on Unsplash

Istilah corporate startup pertama kali muncul di buku berjudul 'The Corporate Startup' yang dirilis 2018. Isinya kurang lebih, memberikan referensi bagi perusahaan besar agar bisa terus berinovasi, bergerak lincah bagai startup.

Strategi itu dirasa penting sekarang saat pandemi ini belum juga berakhir. Banyak perusahaan yang tak beradaptasi terancam mati, sementara ada yang melesat jauh karena inovasi.

Lalu apakah corporate startup memang perlu dijalankan? Jawaban singkatnya, perlu! Alasan utama adalah perubahan industri yang berjalan sangat cepat.

Baca juga: Inovasi Digital yang Hadir Saat Pandemi

Menurut CB Insight, rata-rata usia perusahaan yang masuk ke dalam S&P 500 (indeks yang berisi 500 perusahaan terbesar yang tercatat di bursa saham Amerika Serikat) adalah 61 tahun pada tahun 1955. Namun, pada tahun 2015 rata-rata usia tersebut turun signifikan menjadi 17 tahun.

Artinya, perusahaan besar semakin cepat datang dan pergi. Cukup banyak perusahaan di berbagai sektor yang sempat jaya namun kemudian tutup atau sangat signifikan terkoreksi. Kebanyakan perusahaan tersebut tidak mampu beradaptasi terhadap perubahan zaman. Teknologi digital semakin mempercepat fenomena ini.

Untuk menghadapi perubahan tersebut, seringkali tidak cukup hanya mengembangkan bisnis inti dari perusahaan. Perusahaan perlu untuk memikirkan bidang lain di luar bisnis inti. Nah, dalam mengembangkan bidang lain ini, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan.

1. Terbuka akan pendekatan baru atau otonomi

Sangat mungkin, bidang lain ini memerlukan strategi yang berbeda dibandingkan dengan mengembangkan bisnis intinya. Artinya, kebijakan perusahaan termasuk kepegawaian, budaya kerja, dan sebagainya bisa jadi berbeda pula.

Baca juga: Kapan Startup Layak Go Global?

Kita harus memilih strategi yang sesuai dengan bidang yang ingin dimasuki. Kita juga mesti terbuka bahwa bidang baru ini barangkali akan menuntut resources dan capability yang belum tentu kita miliki sehingga perlu kita bangun atau datangkan.

2. Menggunakan kekuatan bisnis inti

Ketika kita berbicara akan bidang lain yang ingin dimasuki, kita dapat memulai dengan bidang yang bersifat adjacency atau berdekatan dengan bisnis inti. Dengan demikian, kita dapat memanfaatkan kekuatan bisnis inti tersebut. Penjualan makanan dan minuman di bioskop adalah salah satu contoh yang memanfaatkan hal ini. Perusahaan telekomunikasi yang menawarkan bundling terhadap aplikasi juga merupakan contoh lain.

Kedua hal tersebut kemudian melahirkan istilah corporate startup yang berprinsip bahwa ketika perusahaan besar bergerak ke luar bidang inti, mereka harus meninggalkan topi perusahaan besar dan bertindak sebagai startup. Agility, iteration, dan prinsip dalam mengembangkan startup harus dilakukan agar semakin meningkatkan kemungkinan keberhasilan.

Selamat bertransformasi!

populerRelated Article