Home
/
Automotive

Penjualan Mobil Anjlok di 2023, Apa Penyebabnya?

Penjualan Mobil Anjlok di 2023, Apa Penyebabnya?

Ilustrasi foto: Uzone.id

Brian Priambudi17 January 2024
Bagikan :

Uzone.id - Penjualan mobil di Indonesia pada tahun 2023 memang sedang mengalami penurunan, sehingga tidak sesuai dengan proyeksi yang ditetapkan sebesar 1.050.000 unit. Bahkan capaian di tahun kemarin itu turun daripada penjualan di tahun sebelumnya.

Proyeksi target penjualan mobil dari Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) memang naik tipis dibandingkan tahun 2022. Di tahun 2022 ditargetkan penjualannya mencapai 1.040.000 unit.

Namun berdasarkan data wholesales alias distribusi dari pabrik ke dealer, penjualan mobil di Indonesia hanya mencapai 1.005.802 unit. Sedangkan penjualan secara ritel alias dari dealer ke konsumen hanya mencapai 998.059 unit saja.

Padahal di tahun 2022, penjualan mobil di Indonesia tembus 1.048.040 unit secara wholesales dan 1.013.582 secara retail.

Preview

Kukuh Kumara selaku Sekretaris Umum Gaikindo menyebutkan terhambatnya penjualan terjadi pada September dan Oktober. Penurunan tersebut menurutnya karena adanya kenaikan inflasi Amerika Serikat (AS) dan tingginya suku bunga AS yang berimbas pada pengetatan pembiayaan di bank.

“Penjualan di tahun 2023 bisa mencapai 1.050.000 (unit) ini proyeksinya. Tapi kenyataannya di bulan September dan Oktober terjadi penurunan penjualan bulanan. Kenapa terjadi penurunan penjualan? Pada bulan-bulan itu, Amerika menaikkan interest rates-nya sehingga dolar itu keluar. Karena dolar keluar, perbankan melakukan pengetatan peminjaman,” ujar Kukuh dalam acara diskusi Forum Wartawan Otomotif, Selasa (16/1).

"Pinjaman diperketat penjualannya menurun, karena 80 persen penjualan kendaraan bermotor itu menggunakan pembiayaan dari jasa keuangan. Itu dampaknya," tambahnya.

Secara lebih rinci, penjualan wholesales 2023 yang paling rendah terjadi pada bulan April yang hanya mencapai 58.981 unit. Kemudian juga terdapat bulan September yang hanya mencapai 79.919 unit.

Sedangkan pada bulan lainnya, rata-rata menyentuh angka penjualan di atas 80 ribu unit.

Meskipun mengalami penurunan penjualan domestik, namun Kukuh menyebutkan kegiatan ekspor utuh alias Completely Built Up (CBU) mengalami pertumbuhan.

Secara total, mobil buatan Indonesia dikirimkan ke luar negeri sebanyak 505.134 unit alias tumbuh 6,7 persen.

"Meskipun terjadi penurunan 4 persen dibandingkan tahun sebelumnya, ekspor CBU kita tembus di atas 500 ribu unit. Ini cukup mengesankan pertumbuhannya di tengah kondisi yang jadi proses pemulihan after pandemi, kita mampu menembus ekspor CBU kita," pungkas Kukuh.

populerRelated Article