Home
/
Digilife

Pengamat: Ada 2 Jenis Penjualan Akun Streaming Murah, Harus Waspada

Pengamat: Ada 2 Jenis Penjualan Akun Streaming Murah, Harus Waspada
Hani Nur Fajrina11 July 2020
Bagikan :

(Ilustrasi/Unsplash)

Uzone.id -- Penjualan akun layanan streaming seperti Netflix yang tersebar di media sosial hingga e-commerce bisa jadi menggiurkan bagi sebagian orang. Namun, nyatanya jangan asal membeli akun hanya karena harganya jauh di bawah banderol resmi.

Pengamat keamanan siber Vaksincom, Alfons Tanujaya mengatakan, ada dua jenis praktik umum dari penjualan akun streaming murah di internet. Sebagai calon pembeli, hal ini layak diperhatikan agar tidak terjadi serangan siber.

“Jenis pertama adalah memanfaatkan celah perbedaan harga antara pembelian bundel dengan harga satuan. Artinya, jika akun langganan dibeli dalam jumlah banyak misalnya 5 user (family), harganya akan jauh lebih murah daripada harga beli satuan,” tutur Alfons kepada Uzone.id, Jumat (10/7).

Dia melanjutkan, “tapi ada juga yang kreatif membeli akun bundel dan mengecerkannya kepada peminat yang hanya membeli satuan dan harganya akan lebih murah daripada beli satuan langsung ke si penyedia layanan secara resmi.”

Baca juga: Marak Akun Netflix Murah Dijual di Medsos dan E-commerce, Harga Mulai Rp20 Ribu

Apa yang dituturkan Alfons merupakan contoh dari pembelian yang dijajal oleh tim Uzone.id pada artikel ini, di mana pembelian akun Netflix tersebut sifatnya sharing, alias berbagi dengan pengguna lain. Tiap pengguna hanya bisa menggunakan satu profil saja dalam satu akun.

Lantas, penjualan seperti apa yang harus diwaspadai?

Menurut Alfons, yang menjadi masalah adalah ketika persaingan menjadi tinggi dan harga makin tertekan. Penjual jadi terpaksa mencari cara untuk menjual lebih murah lagi, tetapi tetap mendapatkan keuntungan.

Baca juga: 5 Rekomendasi Film Indonesia di Netflix

“Sehingga akun bundel yang tadinya hanya diperbolehkan untuk 5 orang, dijual kepada lebih dari 5 orang, akibatnya akun bisa ditutup karena melanggar jumlah maksimal pengguna dan ujung-ujungnya jadi nonaktif,” kata Alfons lagi.

Tak cuma itu, ada juga tipe penjual yang malah meminta data pribadi dengan niat yang tak lagi untuk mendapatkan keuntungan dari penjualan, melainkan mencuri data.

“Praktik kedua yang berbahaya adalah janji memberikan akun streaming murah tetapi harus menjalankan aplikasi, file, atau memasukkan kredensial pembeli. Di sini sering terjadi pencurian data baik melalui phishing atau instalasi malware. Bisa alamat email, akun WhatsApp, dan akun penting lain yang tujuannya mengeksploitasi data kita yang mereka dapatkan. Ini harus diwaspadai dan dihindari,” tutup Alfons.

populerRelated Article