Home
/
News

Peneliti Asal AS dan Bandung Teliti Gempa Berpotensi Tsunami di Banda Naira

Peneliti Asal AS dan Bandung Teliti Gempa Berpotensi Tsunami di Banda Naira
Chandra Iswinarno20 July 2019
Bagikan :

Kota Naira di Kecamatan Banda Kabupaten Maluku Tengah, Maluku menarik perhatian lima peneliti gempa dari Brigham Young University (BYU) Amerika Serikat dan seorang peneliti dari Institut Teknologi Bandung (ITB) untuk melakukan penelitian gempa yang berpotensi tsunami di wilayah tersebut.

Selama 12 har, tim yang dipimpin Profesor Ron Harris melakukan penelitian di sejumlah titik dengan melakukan penggalian lubang dan mengambil sampel tanah. Salah satunya seperti yang dilakukan pada Kamis (18/7/2019). Tim tersebut menggali lubang dengan kedalaman sekitar dua meter di Desa Kampung Baru Kota Naira Kecamatan Banda.

Dalam penelitian tersebut, tim menggunakan sejumlah peralatan seperti peralatan Vs 30, sonar serta drone. Ron Harris mengatakan sejumlah sampel tersebut akan diteliti di Amerika. Meski begitu, Ron mengemukakan hasil penelitian tersebut nantinya akan disampaikan ke masyarakat.

Tak hanya melakukan penelitian, Ron juga memberikan edukasi kepada masyarakat sekitar. Salah satunya dengan mengingatkan kepada masyarakat untuk tidak terpancing dengan isu mengenai gempa dan tsunami yang tidak bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya.

"Dari abad 16, 1.600 tahun silam, Banda Naira mengalami 12 kali gempa yang besar dan menimbulkan stunami. Masyarakat Banda tidak boleh terpancing dengan isu yang beredar bahwa akan terjadi stunami," kata Ron Harris saat ditemui Teras Maluku - jaringan Suara.com seperti diberitakan Sabtu (20/7/2019).

Tak hanya itu, mereka juga menyosialisasikan tentang mitigasi bencana gempa dan stunami di Kantor Kecamatan Banda, serta sekolah-sekolah bagi warga Banda. Kepada masyarakat, tim tersebut mengemukakan jika gempa berdurasi lebih dari 20 detik diprediksi akan terjadi tsunami. Pun Tsunami membutuhkan waktu 20 menit untuk mencapai daratan, bila ketinggian airnya mencapai minimal 20 meter.

Karena itu, ia menganjurkan dalam durasi 20 menit tersebut, warga harus mencari dataran yang lebih tinggi sekitar 200 meter dan berteduh tiga hingga empat jam sampai gempa dan tsunami selesai.

"Warga tetap harus ikhtiar dan waspada, karena gempa bumi yang menyebabkan tsunami kapan terjadinya hanya Tuhan yang tahu," kata Ron.

 

Berita Terkait:

populerRelated Article