Home
/
Travel

Pelancong Keluhkan Banyaknya Sampah di Danau Buyan - Bali

Pelancong Keluhkan Banyaknya Sampah di Danau Buyan - Bali
TEMPO.CO09 March 2017
Bagikan :

Kalangan wisatawan domestik mengeluhkan sampah yang memenuhi sejumlah titik di Danau Buyan, Kecamatan Sukasada, Kabupaten Buleleng, Bali. Polusi sampah tersebut sangat mengganggu pemandangan di wilayah tersebut.

Baca juga: Danau di Bali Terancam Kelestariannya

"Kurang bagus saja saya lihat, karena dominan sampahnya dari jenis plastik. Sangat tidak elok dipandang mata," kata seorang wisatawan, Romi Artawan di Danau Buyan, Buleleng, Rabu (8/03).

Ia mengatakan keadaan makin diperparah dengan kondisi Danau Buyan yang kurang terawat. Rumput dan semak belukar, misalnya, menutupi beberapa sudut salah satu danau terbesar di Pulau Dewata tersebut.

Romi sangat menyayangkan keadaan tersebut.  "Saya sudah beberapa kali berkunjung kesini. Tetapi tetap saja kondisinya masih seperti ini," kata Romi.

Romi Juga berharap pemerintah menyediakan beberapa areal tempat duduk yang memadai, sehingga dapat digunakan bersantai para pengunjung.  "(Selama ini) Paling kami biasanya duduk-duduk di parkiran saja.”

Sebenarnya, bersama Danau Tamblingan, kawasan ini sudah ditetapkan seabagi kawasan konservasi, taman wisata alam (TWA), sejak masa pemerintahan kolonial Belanda. Surat Keputusan Pemerintah Hindia Belanda 29 Mei 1927 menjelaskan ihwal penataan batas kedua kawasan danau ini sebagai hutan wisata.

Baca juga: Rumah Adat, Tujuan Alternatif Wisata Di Bali

Kawasan TWA Danau Buyan-Danau Tamblingan ditetapkan seluas 1.703 hektare, kira-kira 21 kali luas area Monumen Nasional (Monas).

Menurut Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam Bali Suharyono, aktivitas yang boleh dilakukan di kawasan ini hanya wisata alam, wisata pendidikan, dan penelitian.

"Tidak boleh ada satu pun mesin yang masuk ke kawasan Danau Buyan," katanya kepada Tempo, November silam. Bahkan, menurut Suharyono, aktivitas keramba atau peternakan ikan pun sebetulnya dilarang. Sebab, aktivitas ini menyebabkan pendangkalan pada danau karena sisa-sisa pakannya.

Dini Pramita | Antara

Berita Terkait:

populerRelated Article