Ogah Angkat Kaki dari AS, Bos TikTok Minta Tolong ke Donald Trump
Uzone.id — TikTok dan ByteDance melakukan segenap cara agar aplikasi mereka tak jadi diblokir oleh pemerintah AS pada 19 Januari 2025 nanti. Setelah gagal mengajukan banding, CEO TikTok, Shou Chew langsung menemui presiden terpilih AS, Donald Trump untuk memperjuangkan keberadaan mereka.
Dalam laporan Business Insider, Selasa, (17/12), Shou Chew bertemu dengan Donald Trump di Mar-a-Lago pada hari Senin waktu setempat.Tidak dijelaskan secara rinci soal pertemuan tersebut, pihak TikTok pun enggan buka suara soal hal tersebut. Namun, kemungkinan mereka membahas soal UU tersebut, apalagi Donald Trump memang sudah terang-terangan menentang UU pelarangan TikTok yang disahkan oleh Kongres dan ditandatangani oleh Presiden Joe Biden.
"Kami akan mengamati TikTok secara seksama," kata Trump pada konferensi pers pada hari Senin kemarin.
Ia pun melanjutkan bahwa dirinya punya tempat tersendiri untuk TikTok di hatinya, apalagi dirinya cukup vokal mendukung dan menyukai aplikasi tersebut.
"Seperti yang kalian tahu, saya memiliki tempat yang hangat di hati saya untuk TikTok,” ujarnya.
Pertemuan antara Shou dan Trump ini menjadi pertemuan terbaru dalam memperjuangkan TikTok agar tetap tersedia di AS. Meski pada masa jabatannya yang pertama Trump mencoba melarang dan mengusir TikTok dari AS, tapi sejak saat itu ia berubah pikiran dan malah mendukung TikTok.
Bahkan slama masa kampanye presiden beberapa waktu lalu, Trump memposisikan dirinya sebagai kandidat yang ramah terhadap TikTok.
Pada bulan Juni, ia juga membuka akun TikTok untuk mengumpulkan pendukung dari kalangan muda dan sampai saat ini, akun tersebut memiliki 14,7 juta pengikut.
Jika sudah begini, saatnya TikTok (dan ByteDance) terus memperbaiki hubungan dengan Donald Trump yang nantinya akan menjadi orang nomor 1 di AS per tanggal 20 Januari 2024 (satu hari setelah UU tersebut disahkan).
TikTok juga tak tinggal diam, mereka terus membela diri dan mengatakan bahwa larangan tersebut melanggar hak-hak Amandemen Pertama dari jutaan orang Amerika yang menggunakan aplikasi tersebut dan mengatakan bahwa pelarangan ini merupakan bentuk pembatasan akan kebebasan bersuara para penggunanya.
Sebelumnya, tepat pada 19 Januari 2025 nanti, AS akan meresmikan sebuah UU yang mengharuskan ByteDance yang berbasis di China untuk melepas TikTok agar tetap bisa diakses di AS.
Tentu hanya ada dua pilihan yang dihadapi ByteDance, melepas TikTok ke perusahaan atau pihak AS atau angkat kaki dari negeri Paman Sam tersebut. Keputusan ini akan mempengaruhi lebih dari 170 juta pengguna TikTok di AS jika undang-undang ini diberlakukan.