Mengatasi Rasa Cemas Range Anxiety Saat Mudik Pakai Mobil Listrik
Uzone.id - Umumnya, hal yang paling dikhawatirkan pengguna yang ingin beralih dari mobil bensin ke mobil listrik adalah, soal daya tahan baterai. Seberapa jauh bisa bertahan, dimana harus isi ulangnya dan lain sebagainya.
Saat baru memakai mobil listrik kecemasan itu pun masih berlanjut. Wajar memang, karena cara pakai mobil listrik itu beda sekali dengan mobil bensin, utamanya soal daya jelajah. Kecemasan yang sering dialami para pengguna mobil listrik ini kerap disebut Range Axiety.Apa Itu Range Anxiety?
Range anxiety adalah rasa cemas yang dialami pengendara mobil listrik ketika baterai kendaraan hampir habis, terutama saat jauh dari stasiun pengisian daya. Kekhawatiran ini cukup umum terjadi, apalagi di Indonesia di mana infrastruktur SPKLU masih terus berkembang. Dalam perjalanan jarak jauh seperti mudik, hal ini bisa menjadi tantangan tersendiri.
Jika melihat hasil survei yang dirilis EVBox, banyak pemilik mobil listrik mengalami range anxiety, terutama pada bulan-bulan awal penggunaan kendaraan listrik mereka. Namun, seiring dengan meningkatnya pengalaman dan pemahaman terhadap kendaraan, rasa cemas ini cenderung berkurang.
Selain itu, hasil survei sejenis yang dilakukan oleh Populix soal Electric Vehicle Dynamic: Unveiling Consumer Perspective and Market Insights juga menunjukan hal serupa. Konsumen di Indonesia masih meragukan infrastruktur pengisian daya dan khawatir terhadap jarak tempuh kendaraan listrik. Sebanyak 59 persen responden lebih nyaman mengisi daya di rumah, sementara hanya 15 persen yang menggunakan SPKLU.
Namun rasa takut itu sejatinya bisa diatasi dengan mudah, butuh penyesuaian memang, tapi tak menyulitkan kok. Berikut beberapa hal yang perlu dilakukan berdasarkan pengalaman kami menggunakan mobil listrik untuk mudik pada gelaran Bremm Journey edisi Electric Holliday kali ini.
Strategi Mengatasi Range Anxiety
1. Perencanaan Rute yang Matang
Sebelum memulai perjalanan, pastikan kalian untuk merencanakan rute dengan memperhatikan lokasi SPKLU di sepanjang jalan tol dan kota destinasi. Beberapa aplikasi seperti PLN Mobile atau Google Maps sangat membantu dalam menemukan SPKLU terdekat. Penting juga untuk mengetahui jenis pengisian daya yang tersedia di setiap SPKLU, apakah mendukung fast charging atau hanya tipe reguler.
2. Memahami Kapasitas dan Konsumsi Mobil
Kami kebetulan pakai Hyundai Kona Electric Signature Long Range yang memiliki baterai berkapasitas 66 kWh, dengan jarak tempuh klaim hingga 549 km dalam sekali pengisian penuh. Dalam perjalanan ini, konsumsi energi rata-rata tercatat sekitar 6,6 km/kWh. Faktor seperti kecepatan, kondisi jalan, dan penggunaan AC juga memengaruhi konsumsi energi, sehingga perlu diperhitungkan.
Dengan memperhatikan konsumsi energi dengan seksama kalian bisa memprediksi kapan kira-kira butuh isi ulang energi kembali.
3. Optimalkan Regenerative Braking
Fitur regenerative braking pada mobil ini menjadi salah satu cara untuk memperpanjang daya baterai. Saat melintasi jalan menurun, kami sering menggunakan paddle shift untuk mengaktifkan fitur ini. Selain membantu mengurangi kecepatan, fitur ini juga memungkinkan baterai terisi ulang secara bertahap.
4. Gak Perlu Ugal-ugalan di Jalan
Selama perjalanan, kami menjaga kecepatan konstan di kisaran 80-100 km/jam untuk efisiensi energi. Akselerasi mendadak dan kecepatan tinggi hanya saya gunakan sesekali ketika kondisi jalan benar-benar mendukung. Tapi sesekali boleh lah injak pedal gass lebih dalam.
Infrastruktur Pengisian Daya di Pulau Jawa
Saat ini, Pulau Jawa memiliki sekitar 400 SPKLU yang tersebar di berbagai wilayah, terutama di kota besar dan sepanjang jalan tol utama. Namun, tidak semua SPKLU mendukung ultra fast charging, yang dapat mengisi daya hingga 80% dalam waktu kurang dari satu jam.
Sebagian besar SPKLU masih menggunakan tipe pengisian reguler yang membutuhkan waktu lebih lama. Kendala lainnya adalah beberapa aplikasi yang digunakan untuk mengakses SPKLU terkadang tidak berfungsi dengan baik. Dalam perjalanan ini, kami sempat mengalami aplikasi yang tidak dapat terhubung dengan SPKLU tertentu, sehingga perlu mencari alternatif.
Solo ke Bekasi dengan Mobil Listrik
Perjalanan dari Solo ke Bekasi sejauh 516 km membutuhkan perencanaan yang cukup. Kami memulai perjalanan dengan baterai penuh dan berkendara selama sekitar 4 jam sebelum berhenti di SPKLU di KM 229 B, Cirebon. Di sini, saya mengisi baterai sebanyak 45 kWh dengan biaya sekitar Rp119.000. Proses pengisian berjalan lancar, meskipun waktu tunggu sedikit lebih lama karena antrean di SPKLU.
Setelah baterai terisi, saya melanjutkan perjalanan tanpa berhenti hingga tiba di Bekasi. Total biaya perjalanan hanya sekitar Rp195.000, jauh lebih hemat dibandingkan kendaraan berbahan bakar bensin untuk jarak yang sama. Meskipun ada rasa cemas di awal, pemahaman akan konsumsi energi dan lokasi SPKLU membuat perjalanan ini terasa lebih nyaman.
Tips Praktis untuk Mengatasi Range Anxiety
1. Selalu Mulai dengan Baterai Penuh
Pastikan baterai kendaraan dalam kondisi penuh sebelum memulai perjalanan jarak jauh.
2. Ketahui Lokasi SPKLU di Sepanjang Rute
Gunakan aplikasi yang dapat membantu menemukan SPKLU terdekat dan pastikan memiliki alternatif jika SPKLU pertama tidak berfungsi.
3. Periksa Kondisi Mobil Sebelum Berangkat
Pastikan semua fitur kendaraan, termasuk sistem pengisian daya, dalam kondisi optimal.4. Siapkan Waktu Cadangan
Perjalanan dengan mobil listrik membutuhkan waktu tambahan untuk pengisian daya, jadi rencanakan waktu perjalanan dengan mempertimbangkan hal ini.
Perjalanan mudik menggunakan Hyundai Kona Electric Signature Long Range membuktikan bahwa mobil listrik dapat diandalkan untuk perjalanan jarak jauh. Dengan perencanaan rute yang baik dan pemahaman akan kendaraan, "range anxiety" dapat diatasi. Infrastruktur SPKLU yang terus berkembang di Pulau Jawa juga memberikan harapan agar kendaraan listrik lebih nyaman digunakan.
Bremm Journey edisi Electic Holiday dilakukan untuk membuktikan bahwa mobil listrik tidak hanya hemat biaya tetapi juga ramah lingkungan dan nyaman untuk perjalanan jarak jauh, dan dengan kondisi saat ini pakai mobil listrik jauh dari pusat kota harusnya sudah tak perlu cemas kok.