Memilah Asuransi Pendidikan untuk Jamin Masa Depan Anak
Nelson Mandela pernah berkata, 'pendidikan merupakan senjata paling ampuh yang dapat Anda gunakan untuk mengubah dunia'. Begitu besarnya manfaat pendidikan membuat orang tua rela mengeluarkan biaya yang besar demi memberikan pendidikan yang berkualitas bagi anaknya.
Namun, rencana menyekolahkan anak hingga ke jenjang sarjana bisa buyar jika kesulitan finansial melanda di tengah jalan. Misalnya, karena pencari nafkah meninggal atau mengalami kecelakaan sehingga mengubah kondisi keuangan keluarga. Padahal, biaya pendidikan semakin mahal dari tahun ke tahun seiring terjadinya inflasi.Berkaca pada kondisi tersebut, Eni (45) yang berprofesi sebagai PNS mengaku telah menyiapkan asuransi pendidikan untuk ketiga anaknya sejak ia dan sang suami menikah puluhan tahun silam. Ia mengaku terinspirasi para orang tua di Jepang yang memiliki perencanaan matang untuk pendidikan anak, kala sempat bertugas dan tinggal di negara tersebut selama beberapa bulan. "Mereka sangat memikirkan keluarga, anak-anaknya. Orang Jepang rencana kehidupannya bagus, saya terinspirasi. Saya ambil asuransi, ambil yang jangka waktunya sekitar 15 tahun sampai 20 tahun baru bisa diambil," cerita Eni kepada CNNIndonesia.com, Selasa (11/6).Eni dan suami pun rela menyisihkan gajinya untuk membayar premi asuransi pendidikan untuk buah hati. Agar tak terlalu berat, ia memilih membayar premi secara auto debit dari tabungan per tahun."Jadi diambilnya dari tabungan itu tidak bulanan. Kalau bulanan memang terasa sekali, kalau setahun kan langsung banyak tapi satu kali saja per tahun," ungkap Eni.
Lihat juga:Mempersiapkan Uang Kuliah Anak Sejak Dini |
Ilustrasi. (stokpic/Pixabay)
|
Masing-masing produk asuransi pendidikan memiliki persyaratan peserta dan skema yang bisa disesuaikan dengan kebutuhan pemegang polis. Untuk itu, sebelum memilih produk, calon pemegang asuransi harus memperhatikan betul ketentuannya seperti batasan umur orang tua dan anak, masa pertanggungan, masa pembayaran premi, besaran pertanggungannya, dan kapan biaya pertanggungan dibayarkan.
"Yang harus diperhatikan, jangka waktu asuransi harus disesuaikan dengan saat dana dibutuhkan untuk masuk sekolah. Apakah SD, SMA atau Universitas. Kemudian, jumlah atau nilai pertanggungan harus sesuai dengan kebutuhan," ujar Irvan kepada CNNIndonesia.com, Selasa (11/6).Selain itu, Irvan juga menyarankan orang tua sebaiknya memilih asuransi yang bersifat tabungan bukan proteksi. Pasalnya, asuransi tabungan bersifat dwi guna yaitu bila pemegang polis meninggal di tengah jangka waktu atau masa jangka waktu polis berakhir seluruh biaya pertanggungan pendidikan yang disepakati di awal akan diganti penuh."Sementara, asuransi proteksi hanya mengganti (biaya) bila di jangka waktu terjadi musibah. Apabila hingga jangka waktu berakhir tidak terjadi musibah tidak diganti," jelasnya. Ia menyarankan orang tua, selaku pemegang polis memiliki asuransi pendidikan di usia semuda mungkin agar premi yang ditanggung lebih murah mengingat jangka waktunya lebih panjang.Berita Terkait
- Siasat Atur Keuangan demi 'Bertahan Hidup' usai Lebaran
- Perusahaan Asuransi asal Inggris Bakal PHK 1.800 Karyawan
- OJK Cabut Izin Usaha dan Sanksi Pialang Asuransi
- Kenali Ciri Uang Palsu Sebelum Bagi-bagi Angpao Lebaran
Biar gak ketinggalan informasi menarik lainnya, ikuti kami di channel Google News dan Whatsapp berikut ini.
Editors' Picks
Most Popular
Bantu kami agar dapat mengenal kalian lebih baik dengan mengisi survei di sini