Home
/
Lifestyle

Memacu Adrenalin dengan Olahraga Ekstrim

Memacu Adrenalin dengan Olahraga Ekstrim
Redaksi Fitness For Men16 June 2017
Bagikan :

Anda mungkin sudah bosan dengan olahraga yang itu-itu saja. Angkat beban, lari, berenang, atau sepak bola. Bagaimana dengan olahraga ekstrim? Apakah terpikirkan dalam bayang Anda untuk mencobanya?

Ya, mencoba olahraga ekstrim tidak hanya membutuhkan fisik tetapi kekuatan mental yang kuat karena harus berhadapan dengan kondisi yang, apabila terjadi kesalahan, nyawa menjadi taruhannya.

Tapi jangan takut dulu, bukan berarti Anda tidak bisa menikmatinya. Para pencari adrenalin biasanya melakukan olahraga ekstrim untuk menemukan sensasi yang tiada duanya. Bahkan, beberapa dari mereka melakukan olahraga jenis ini sebagai cara untuk melawan rasa takut mereka, seperti melakukan bungee jumping untuk melawan rasa takut akan ketinggian.

Tidak jarang mereka yang melakukannya menjadi ketagihan lalu terus mengulanginya lagi dan lagi. Penasaran apa saja olahraga ekstrim yang bisa Anda lakukan? Simak daftarnya!

 

Bungee Jumping

 

Preview

 

Olahraga ekstrim ini pertama kali dilakukan di Clifton Suspension Bridge, Inggris pada tahun 1979 oleh sekelompok anak muda penyuka olahraga ekstrim di Oxford University. Olahraga ini mengharuskan Anda untuk melompat dari ketinggian sementara kaki Anda terikat oleh tali yang elastis.

 

Biasanya, mereka melompat dari atas jembatan atau menara. Tidak menutup kemungkinan untuk melompat pada benda yang bergerak, seperti helikopter. Sensasi ngeri sendiri didapat ketika Anda terjun bebas dan memantul kembali ke atas akibat tali yang elastis.

Jika Anda ingin melakukannya, Indonesia memiliki beberapa tempat bungee jumping yang sebagian besar berada di Bali, seperti Bungee Jumping Blangsinga yang berlokasi di dekat air terjun, serta Bali Bungy yang berlokasi di pantai Seminyak.

 

Surfing

 

Preview

Surfing adalah olaraganya para pencari ombak. Menggunakan surfboard, mereka akan berselancar di antara ombak besar yang sedang berguling – yang biasanya justru dihindari oleh masyarakat biasa. Papan surf atau surfboard umumnya terbuat dari kayu.

 

Namun surfboard modern kini terbuat dari busa polystyrene yang dilapisi oleh bahan fiberglass atau resin. Boleh dibilang surfing merupakan olahraga ekstrim yang cukup sulit. Untuk menjaga keseimbangan di atas surfboard saat di laut membutuhkan latihan terlebih dahulu.

 

Biasanya, para peselancar dari seluruh dunia pergi ke pantai-pantai di Bali untuk merasakan ombak yang sangat bagus untuk surfing. Namun kini di beberapa lokasi di Banten juga mulai ramai dipakai untuk berselancar, seperti di Anyer, Tanjung Lesung, hingga Sawarna. Jika Anda ingin belajar, kami rekomendasikan untuk mencoba FlowRider yang terdapat di Pondok Indah Waterpark.

 

Wakeboarding

 

 

Olahraga ekstrim yang satu ini agak sedikit mirip dengan surfing – berselancar di atas permukaan air menggunakan wakeboard. Bedanya, sembari di atas wakeboard, para rider diderek menggunakan speedboat dengan kecepatan 30-40 km/jam.

 

Di atas air akan disediakan beberapa ramp untuk rider melompat dan melakukan trik, sambil tetap memegang tali yang menghubungkannya dengan speedboat. Wakeboard berukuran lebih kecil berbentuk persegi panjang dan terdapat lengkungan berbentuk sepatu untuk berpijak. Salah satu tempat bagi Anda yang ingin menjajal olahraga ini adalah di Danau Sunter, Jakarta Utara dan Epic Cable Park, wahana wakeboarding yang berada di Ancol. Tertarik mencoba?

 

Paralayang

 

Preview

 

Pernah membayangkan rasanya terbang? Menggunakan pesawat tentu tidak berasa. Salah satu pilihan untuk bisa merasakan sensasi terbang adalah dengan paralayang. Olahraga ini sifatnya rekreasional.

 

Meski tidak seekstrim olahraga lain di dalam daftar, bagi yang memiliki fobia ketinggian, tentu akan berpikir dua kali untuk melakukannya. Biasanya, Anda akan dipandu bersama seorang pilot, sehingga Anda akan berperan sebagai penumpang.

 

Bentuk alat terbangnya sendiri bermacam-macam, namun umumnya berupa parasut. Biasanya mereka akan mulai dari puncak gunung atau bukit dan terbang turun hingga ke dasar. Salah satu tempat terkenal untuk Anda mencobanya adalah di Puncak, Bogor, tepatnya di Gunung Mas atau yang lebih dikenal dengan sebutan Bukit Gantolle.

 

Rafting

 

Preview

 

Masih seputar olahraga air, rafting adalah olahraga air yang membutuhkan teamwork. Para anggota tim diharuskan untuk saling berkoordinasi dalam mengayuh melewati rintangan di arus sungai yang cukup deras. Tantangannya bermacam-macam, bisa bebatuan hingga menuruni air terjun kecil di atas raft.

 

Olahraga ini dikategorikan ke dalam olahraga ekstrim karena jika terjadi kesalahan, akibatnya bisa fatal di beberapa kondisi. Jabodetabek sendiri memiliki beberapa spot rafting yang bisa dijangkau, seperti Sungai Citarik, Sukabumi; Sungai Cisadane, Kabupaten Bogor; dan Sungai Kalibaru, Bogor.

 

Beberapa tempat menyajikan pemandangan hijau yang segar dan air yang jernih karena langsung dari mata air, seperti Sungai Cisadane yang airnya berasal dari Gunung Salak.

 

Longboarding

 

Preview

 

Bentuknya sekilas menyerupai skateboard, namun loangboard berukuran lebih panjang dengan roda yang sedikit lebih besar. Jika skateboard hanya dimainkan di skate park atau jalanan yang halus, longboarding membutuhkan turunan halus yang berkelok-kelok, seperti di bukit, agar dapat benar-benar merasakan sensasinya. Istilahnya bekennya “downhill”.

 

Mereka juga berjalan dengan kecepatan yang cukup tinggi. Tak jarang para longboarder ini menggunakan sarung tangan tebal dan helm, karena ketika sedang berada di belokan, mereka akan melakukan sliding – seperti drifting pada mobil – dan tangan mereka pasti akan tergerus aspal ketika belok. Indonesia memiliki beberapa tempat yang cocok untuk longboarding, di antaranya Talegong, Garut, Jawa Barat, Bukit Malimbu 2 di Lombok, dan Kebun Raya Bogor.

 

Flyboard

 

Preview

 

Alat yang tergolong baru ini merupakan sebuah alat bertenaga air yang akan menerbangkan Anda. Olahraganya sendiri dikenal dengan nama hydroflying. Para rider akan berdiri di atas papan yang tersambung dengan watercraft.

 

Dengan tekanan tinggi, air tersebut akan mendorong Anda ke atas dan bisa menerbangkan Anda hingga 15 meter dan juga bisa membuat Anda bermanuver di dalam air asalkan dalam kedalaman 2,5 meter. Anda bisa bermanuver di atas maupun di bawah laut.

 

Cukup keren, karena rasanya seperti memakai jetpack. Karena tergolong baru, Flyboard hanya tersedia di beberapa tempat, seperti di Tanjung Benoa, Nusa Dua, Bali, serta di Gili Trawangan, Lombok.

 

Parkour

 

Preview

 

Boleh dibilang olahraga ekstrim ini merupakan olahraga yang paling murah dibanding daftar lainnya. Anda tidak membutuhkan alat apapun, selain sepatu lari. Namun Anda dituntut memiliki fisik yang kuat.

 

Prinsip dari parkour adalah berpindah dari satu tempat ke tempat lain dengan menggunakan gerakan yang dikembangkan dari latihan hambatan a la militer. Beberapa gerakan melibatkan gerakan lari, memanjat, berayun, berputar, dan gerakan lainnya menyesuaikan kondisi.

 

Para praktisi parkour biasanya memanfaatkan elemen yang ada di ruang umum untuk beraksi, seperti melompat dari gedung ke gedung, dinding, tangga, hingga taman.

 

Base jumping

 

Preview

 

Ini merupakan salah satu olahraga paling berbahaya. Prinsipnya sama seperti terjun payung, namun bedanya waktu pendaratan jauh lebih singkat sehingga risiko gagalnya jauh lebih besar. Base jumping diambil dari kata BASE yang menjadi tempat awal mereka lompat, yang berarti Building (Bangunan), Antenna (Antena), Span (Jembatan, dan Earth (bumi) yang mengacu pada tebing.

 

Para jumper harus memperhatikan dengan betul timing untuk melepas parasut agar pendaratan yang dilakukan berjalan aman dan sempurna. Jika gagal, risikonya adalah kematian. Meski begitu, beberapa negara menetapkan olahraga ini ilegal dilakukan. Beberapa gedung yang tercatat pernah dijadikan tempat untuk base jumping adalah Menara Petronas, Malaysia dan Burj Khalifa di Dubai.

 

Baca juga artikel:

Destinasi Selancar Pilihan

10 Tempat Trekking Terbaik di Dunia

MTB Menelusuri Bukit Menuju Sawarna

 

TEKS: JORDHI FARHANSYAH

FOTO: DOK. ISTIMEWA

 

populerRelated Article