Home
/
Travel

Melihat Tank Perang Dunia II di Pantai Tambarauw, Papua Barat

Melihat Tank Perang Dunia II di Pantai Tambarauw, Papua Barat
Birgitta Ajeng08 March 2019
Bagikan :

(Foto: Dok. Biro Komunikasi Publik Kementerian Pariwisata)

Uzone.id - Tambrauw, Papua Barat, dalam beberapa waktu terakhir mulai berbenah diri menjadi destinasi wisata unggulan.

Baca juga: Melihat Keindahan Mandeh, “Raja Ampat”-nya Sumatera Barat

Mengutip siaran pers dari Kementerian Pariwisata (Kemenpar), sebagai sebuah kabupaten, Tambrauw memiliki potensi pariwisata yang besar. Zona pariwisata ini dibagi menjadi dua, Blue Wonder dan Green Wonder.

Preview
(Foto: Dok. Biro Komunikasi Publik Kementerian Pariwisata)

Blue Wonder merupakan potensi pariwisata yang berada di sekitar pesisir pantai meliputi peninggalan tank perang dunia ke II, habitat burung cendrawasih, pulau dua, serta pantai Jeen Womom yang menjadi habitat terbesar penyu belimbing.

Baca juga: Penutupan Taman Nasional Komodo Baru Sebatas Wacana?

Sementara itu, Green Wonder merupakan potensi pariwisata di sekitar pegunungan yang meliputi Bukit Sontiri dengan fenomena ribuan jaring laba-laba di pagi hari, mata air panas War Aremi, pemandangan matahari terbit di distrik Miyah, panorama air terjun Anenderat, serta pengamatan Cendrawasih dan satwa lainnya.

Preview
(Foto: Dok. Biro Komunikasi Publik Kementerian Pariwisata)

Dengan kekayaan flora dan fauna tersebut, Tambrauw pun dijadikan sebagai Kabupaten konservasi. Istilah Kabupaten Konservasi sendiri mulai didengungkan oleh Gabriel Asem, saat terpilih menjadi Bupati Tambrauw pada tahun 2011.

Baca juga: Liburan ke Korea Selatan, Ini 5 Rekomendasi Restoran Halal di Seoul

Sebagai satu kabupaten hasil pemekaran di daerah “Kepala Burung” Papua, Tambrauw yang luasnya sekitar 1,1 juta hektar, sekitar 80 persennya adalah hutan dengan fungsi lindung dan konservasi.  Namun, saat ini Pemda sedang melakukan sinkronisasi dengan Pemerintah pusat mengenai penyediaan ruang untuk pengembangan pariwisata.

Preview
(Foto: Dok. Biro Komunikasi Publik Kementerian Pariwisata)

"Awalnya pembagian adalah 80 daerah konservasi dan 20 daerah yang bisa dikelola. Tetapi sekarang kita lakukan revisi menjadi 60-40. Jadi, 40 itu adalah ruang yang bisa dikelola, di dalamnya ada pertanian hingga pariwisata," ujar Gabriel Asem dalam siaran pers dari Kemenpar.

Baca juga: Danau Toba Bakal Masuk Daftar Unesco Global Geopark?

Lebih lanjut, Gabriel menjelaskan aksesibilitas memasuki Tambrauw, dapat melalui dua titik, Manokwari dan Sorong. Wisatawan bisa masuk melalui Manokwari atau Sorong menggunakan direct flight dari Jakarta atau Makassar, kemudian dilanjutkan menggunakan moda transportasi darat, laut, atau udara menuju Tambrauw.

populerRelated Article