Home
/
Travel

Mahasiswa Asing Belajar Jamu di Jogja

Mahasiswa Asing Belajar Jamu di Jogja
Tempo27 September 2016
Bagikan :


Puluhan mahasiswa internasional yang berasal dari , Sudan, Malaysia, Vietnam, Jepang, serta Indonesia, mempelajari jamu dalam kegiatan Summer Course on Translating Jamu, Indonesian Herbal Medicine: From Ancient Knowledge to evidence Based Medicine. Kegiatan tersebut diselenggarakan Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada (UGM) pada 13 hingga 26 September 2016.

Dalam kegiatan tersebut, seluruh mahasiswa mendalami pengobatan tradisional dan tanaman obat Indonesia. Tidak hanya itu, mahasiswa juga berkesempatan melihat dan mempelajari proses pembuatan jamu baik dalam skala lokal maupun secara modern dalam skala industri di pabrik jamu terkemuka. Kemudian para peserta juga berkesempatan mengunjungi bukit Turgo di kaki gunung Merapi untuk melihat keanekaragaman hayati tanaman berkhasiat obat.

“Penyelenggaraan kegiatan ini merupakan salah satu wujud pelestarian budaya dan pemanfaatan jamu sebagai obat herbal asli Indonesia,” ujar Ketua Program Summer Course 2016, Triana Hertiani.  Acara tersebut juga berjalan atas kerjasama sejumlah mitra luar negeri UGM, antara lain Mahidol University Thailand, University of Technology Malaysia, dan Ehime University Jepang. Selain itu, juga didukung oleh The Federation of Asian Pharmaceuticals Association (FAPA).

Program summer course Fakultas Farmasi 2016 menggabungkan kelas interaktif, kunjungan lapangan dan perjalanan budaya. Para peserta diberikan kesempatan untuk belajar tentang pemanfaatan dan pengelolaan jamu mulai dari proses penanaman tanaman obat, budidaya, produksi yaitu panen dan pengolahan pasca panen berupa pembuatan sediaan jamu. Bahkan, hingga pengujian bioaktivitas dan keamanan produk untuk dikonsumsi.

Dengan adanya program ini, Triana berharap dapat mengangkat jamu di kancah internasional sebagai bagian dari pengobatan tradisional yang setara dengan traditional chinese medicine (Cina) dan Ayurveda (India).

“Kegiatan ini juga diharapkan dapat meningkatkan kerja sama multilateral dengan institusi luar negeri khususnya dalam pengembangan jamu dan obat tradisional lainnya,” ungkap Triana.

Rendy Hendika | ugm.ac.id
populerRelated Article