Home
/
News

LRT Jabodebek Bertarif Rp 12 Ribu

LRT Jabodebek Bertarif Rp 12 Ribu
Friska Yolanda10 March 2019
Bagikan :

Pembangunan Lintas Rel Terpadu (LRT) Jabodebek memiliki tiga trase yaitu Cawang-Cibubur, Cawang-Kuningan-Dukuh Atas, dan Cawang-Bekasi Timur. Dari tiga trase tersebut, progres pembangunan yang paling besar berada di trase Cawang-Cibubur mencapai 78,5 persen. 

Dengan progres pembangunan terbesar pada trase tersebut, PT Adhi Karya (Persero) memastikan uji coba akan dilakukan pada Juni 2019 dengan menggunakan lintas Cawang-Cibubur. Kepala Divisi LRT Jabodebek PT KAI (Persero) John Roberto mengatakan jika nantinya siap dioperasikan maka tarif yang akan ditetapkan Rp 12 ribu. 

"Penetapan tarif Rp 12 ribu itu dilihat dari tarif keekonomian kita. Kalau kita hitung (tarif LRT Jabodebek) sekitar Rp 30 ribu tapi pemerintah memandang masyarakat itu mampu Rp 12 ribu flat sekali jalan," kata John dalam cara Media Workshop Adhi Karya di Grandhika Hotel, Jakarta Selatan, Jumat (15/2). 

Dia menjelaskan kereta untuk LRT Jabodebek dipesan langsung dari PT Industri Kereta Api (Inka). Dia memastikan, nantinya setelah beroperasi maka LRT Jabodebek memiliki kapasitas 750 sampai 1.200 penumpang dalam sekali jalan. Sehingga, John yakin target kapasitas sehari dapat mengangkut 15 ribu penumpang dapat tercukupi. 

Selain itu, John memastikan LRT Jabodebek sudah direncanakan dapat terintegrasi dengan moda lainnya sehingga memudahkan penumpang. Salah satu moda transportasi yang sangat mungkin terintegrasi dengan LRT Jabodebek yaitu Kereta Rel Listrik (KRL). 

John memastikan saat ini sudah mengkoordinasikan untuk membuat integrasi tiket LRT Jabodebek dengan KRL. "Integrasi tiketnya KRL dan LRT Jabodebek sangat bisa karena kuta sudah bicarakan dengan PT Kereta Commuter Indonesia (KCI)," tutur John. 

Selain KRL, menurutnya tidak menutup kemungkinan akan terintegrasi juga dengan Moda Raya Terpadu (MRT). Dia memastikan masih ada waktu yang cukup untuk mengkoordinasikan integrasi tersebut sebelum LRT Jakarta beroperasi. 

Begitu juga dengan pembuatan parkir sepeda di stasiun LRT Jabodebek, John menilai hal tersebut sangat mungkin untuk dibuat. Menurutnya pengerjaan parkir sepeda di Stasiun LRT Jabodebek bisa dikoneksikan dengan Transit Oriented Development (TOD) milik PT Adhi Karya (Persero). 

Selain dengan Adhi Karya, John menegaskan pihaknya juga akan melakukan kerja sama dengan pihak manapun yang membuka peluang dan memiliki lahan. "Jadi misalnya untuk stasiun di Cibubur kita akan bicarakan dengan Kwartir Nasional (Kwarnas), kita akan libatkan selama ada yang membuka lahan," tutur John. 

Untuk memperlancar akses saat nantinya LRT Jabodebek dioperasikan, John mengatakan juga akan berkoordinasi dengan Transjakarta yang memiliki bus pengumpang. Dia memastikan pada dasarnya LRT Jabodebek sudah terintegrasi dengan Transjakarta bahkan mulai dari Cibubur hingga Jakarta. 

Meski semua kesiapan tarif dan fasilitas pendukunganya sudah direncanakan, Direktur Utama Adhi Karya Budi Harto memprediksi penyelesaian proyek LRT Jabodebek akan meleset. "Targetnya (penyelesaian pembangunan LRT Jabodebek) April 2021, tapi mundur 22 bulan," ujar Budi di Gedung Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman (Kemenko Maritim). 

Budi menuturkan target penyelesaian meleset dikarenakan pembebasan lahan yang belum selesai untuk lokasi depo LRT Jabodebek di Bekasi Timur. Budi menjelaskan lahan yang harus dibebaskan seluas 10 hektare untuk menampung sebanyak 32 rangkaian LRT Jabodebek. 

Meskipun begitu, Budi mengatakan pengerjaan bagian lain LRT Jabodebek terus dikebut mulai dari pembangunan struktur LRT Jabodebek hingga pemasangan rangka baja dan pemasangan rangka atap sandwich panel yang sudah terlihat bentuk bangunannya. "Salah satu yang unik dari LRT Jabodebek adalah inovasi bahan baku berkonsep ramah lingkungan dengan menggunakan sandwich panel," ungkap Budi. 

Dia menjelaskan, teknologi sandwich panel memiliki lapisan logam yang digunakan sebagai bahan konstruksi untuk menghubungkan bangunan. Kelebihan dari teknologi tersebut yaitu penggunaa sandwich panel apat memberikan keamanan ekologis dan higienis bagi manusia.

"Tidak hanya itu, penggunaan sandwich panel lebih ekonomis jika dibandingkan dengan penggunaan bata, beton ataupun kayu," tutur Budi. 

populerRelated Article