Labilnya Elon Musk, Sekarang Fix Beli Twitter?
Foto: Business Insider
Uzone.id - Entah sampai kapan drama Elon Musk dan Twitter akan berakhir dan menemukan kata sepakat. Setelah tarik ulur yang cukup alot bahkan sudah keukeuh ingin mundur dari kesepakatan, Elon Musk sekarang berubah pikiran lagi.
Bos Tesla ini dilaporkan akan lanjut membeli Twitter sesuai dengan harga awal yaitu USD54,20 per sahamnya, atau USD44 miliar (Rp669 Triliun).Semoga saja, keputusan ini menjadi episode final drama jual beli Twitter dan Elon Musk, ya.
Dilansir dari TechCrunch, lewat perwakilannya Elon Musk memberi tahu Twitter kalau dirinya ingin lanjut membeli Twitter sesuai dengan kesepakatan.
“Kami menulis surat ini untuk memberi tahu Twitter kalau pihak Musk bermaksud untuk melanjutkan kesepakatan transaksi Merger Agreement pada 25 April 2022, dan tunduk pada syarat dan ketentuan yang ditetapkan,” tulis pihak Musk dalam keterangan yang diajukan ke SEC (Securities and Exchange Commission).
Baca juga: Nyinyiran Bos Apple buat Metaverse, Apa Katanya?
Setelah menempuh jalur hukum dan bahkan dituntut pejabat Twitter, Elon Musk pada akhirnya fix juga membeli platform burung biru. Harus melewati berbagai drama dulu untuk Musk untuk memantapkan keputusannya saat ini (semoga gak berubah lagi ya).
Twitter pun buka suara soal keputusan final Musk ini, “Kami menerima surat dari pihak Musk yang sudah diajukan ke SEC,” kata Twitter.
Keputusan Musk ini hadir bukan tanpa syarat, ia meminta Pengadilan Kanser Delaware untuk menunda proses persidangan dan proses lainnya.
Persidangan ini rencananya akan dilakukan pada 17 Oktober mendatang sebagai lanjutan dari protes dan perjuangan Musk untuk keluar dari kesepakatan. Ditambah, persidangan ini juga akan menjadi pembelaan Twitter.
Baca juga: Twitter Permak Tampilan Direct Message di Android
Dalam bukti yang dikumpulkan Musk, terdapat email anonim yang diterima Musk pada 6 Mei lalu. Pengirim ini mengaku sebagai mantan eksekutif Twitter yang meminta agar Musk lanjut ke platform lain.
Pengirim email ini diduga adalah mantan kepala keamanan Twitter Peiter "Mudge" Zatko, namun ia membantah pernah menghubungi Musk. Zatko sendiri mengungkapkan adanya proses keamanan yang menyimpang di Twitter.
Pengungkapan soal penyimpangan keamanan ini sempat bikin kesepakatan berada di ujung tanduk.
Namun, pada akhirnya Musk melanjutkan kesepakatan ini dan menyebut kalau, “Membeli Twitter adalah sebuah akselerasi (percepatan) dalam membuat X, aplikasi segalanya.”