Home
/
Digilife

Krisis Produksi Chip, Harga Elektronik Akan Semakin Mahal

Krisis Produksi Chip, Harga Elektronik Akan Semakin Mahal
Vina Insyani23 March 2021
Bagikan :

Uzone.id - Kenaikan harga barang-barang elektronik seperti televisi, ponsel, konsol game hingga mobil diperkirakan akan terjadi. Hal ini disebabkan adanya kekurangan dalam pertumbuhan semikonduktor secara global.

Semenjak tahun lalu, kekurangan chip yang merupakan “otak" dalam setiap perangkat elektronik di dunia semakin memburuk. Krisis ini bermula dari penundaan supply untuk sementara waktu karena tutupnya pabrik-pabrik saat pandemi virus corona pertama kali melanda.

Namun, meskipun produksi mulai kembali normal, lonjakan permintaan saat pandemi juga menyebabkan produksi mencapai titik krisis.

Produsen mobil yang berinvestasi dalam kendaraan listrik, lonjakan penjualan TV dan komputer rumah, peluncuran konsol game baru serta ponsel 5G, semuanya telah mendorong lonjakan permintaan produksi chip. Bahkan karena krisis ini, tahun lalu raksasa teknologi Apple, terpaksa menunda peluncuran ponsel populer mereka iPhone 12 selama dua bulan dari yang dijadwalkan.

Baca juga: Efek Hubungan AS-China, Chip Bekas Jepang Laku Keras

Dikutip dari The Guardian, Neil Campling, analis media dan teknologi di Mirabaud mengatakan jika Chip adalah segalanya.

“Terjadi badai besar dalam faktor penawaran dan permintaan di sini. Namun pada dasarnya, ada tingkat permintaan baru yang tidak dapat dipenuhi, semua orang berada dalam krisis dan hal ini semakin parah terjadi,” tambahnya.

Ford baru-baru ini membatalkan shift di dua pabrik mobilnya sebab kerugian hingga USD 2,5 miliar tahun ini karena kekurangan chip, sementara Nissan menghentikan produksi di Meksiko dan AS.

Sony, bersama pembuat konsol lainnya telah berjuang karena kekurangan stok selama setahun terakhir, mereka mungkin tak mencapai target penjualan PS5 baru karena masalah ini. Microsoft Xbox telah memperkirakan krisis ini akan terus berlanjut hingga paruh kedua tahun ini.

Contoh paling nyata dari dampak dari krisis semikonduktor ini adalah Samsung, pembeli chip kedua terbesar setelah Apple ini mungkin harus menunda peluncuran smartphone kelas atas mereka karena krisis ini.

“Sungguh luar biasa. Samsung yang biasanya menjual USD 56 miliar semikonduktor kepada orang lain dan habiskan USD 36 miliar semikonduktor bagi mereka sendiri, harus menunda peluncuran salah satu produknya sendiri,” kata Campling.

Baca juga: Trio Galaxy S21 Gak Punya Slot MicroSD?

Co-chief executive Samsung, Koh Dong-jin mengatakan jika ada ‘ketidakseimbangan serius’ dalam urutan siapa yang berhak mendapatkan pasokan terbatas dari chip.

Produsen mobil, yang memotong pesanan chip karena turunnya penjualan tahun lalu, berada di antrian paling belakang untuk memesan pasokan chip. Seluruh industri mobil global membeli chip senilai sekitar USD 37 miliar.

Toyota dan Volkswagen jadi yang paling besar mendapatkan pasokan dengan menghabiskan lebih dari USD 4 miliar masing-masing, relatif kecil bagi pemasok semikonduktor.

“Tak ada tanda-tanda untuk menaikkan pasokan, atau adanya penurunan permintaan. Sementara, harga semakin naik di seluruh rantai,” kata Campling.

“Hal ini akan terus melebar. Mobil akan lebih mahal, ponsel lebih mahal. Harga iPhone tahun ini tidak akan lebih murah dari tahun lalu. " lanjutnya.

Kekurangan chip tampaknya takkan berakhir dalam waktu dekat. Butuh waktu hingga dua tahun untuk kembali berjalan seperti semula. Sementara itu, para produsen kini sedang menaikkan harga untuk kedua kalinya dalam kurun waktu kurang dari satu tahun.

populerRelated Article