Kripto Lagi Anjlok, Begini 3 Tips Aman Saat Trading
Foto: Adam Nowakowski/Unsplash
Uzone.id - Bukannya makin cerah, pasar kripto di tahun ini justru terlihat suram. Di pertengahan 2022 saja, pasar aset kripto cenderung menurun.
Penurunan harga kripto ini disebut CEO Indodax, Oscar Darmawan karena aksi jual yang terjadi lebih banyak daripada aksi beli oleh para investor sehingga penawaran yang ada di pasar lebih banyak daripada permintaannya.“Saya pikir sentimen negatif yang menyebabkan kripto menurun beberapa hari terakhir terjadi karena kebijakan kenaikan suku bunga The Fed. Kebijakan ini bertujuan untuk meredam inflasi di Amerika yang sedang melonjak,” kata Oscar
“Oleh karena itu, tidak heran jika para “whales” (sebutan untuk investor yang berinvestasi di kripto dalam jumlah besar sehingga dampak nya bisa terasa di pasar) memilih untuk menjual aset kripto nya dan keluar terlebih dahulu,” tambahnya.
Baca juga: Apa Itu Terra LUNA? Kok Bikin Heboh Dunia Kripto?
Berdasarkan data perdagangan Indodax, per kamis (12/05/2022) ini, harga Bitcoin berkisar di angka Rp413 juta dan Ethereum di kisaran Rp28 juta.
Namun, penurunan pasar aset ini tak perlu dikhawatirkan investor, pasalnya market bearish tersebut tak selamanya selalu buruk. Oleh karena itu, Oscar memberikan beberapa tips trading yang bisa digunakan ketika menghadapi pasar yang sedang bearish.
Pertama, dalam trading apapun, Oscar mengatakan bahwa money management adalah hal yang sangat penting baik itu ketika kondisi market sedang bearish ataupun bullish.
“Seseorang perlu memiliki money management yang baik sehingga bisa paham kapan waktu kembali masuk ke pasar sesuai dengan budget dan rencana investasi yang sudah dibuat,” katanya.
Menurut Oscar, investor yang punya money management baik tidak terpengaruh oleh kondisi pasar. Sedangkan, yang punya money management buruk, sekalipun sedang hijau, ia tak akan menuai profit.
Baca juga: Imbas Konflik Rusia-Ukraina, Nilai Bitcoin Dkk Merosot
Tips kedua, investor juga bisa memanfaatkan kondisi ini dengan membeli kripto karena harganya yang sedang terdiskon. Istilah ini kerap disebut sebagai buy the dip.
“Setelah investor membeli kripto tersebut, investor bisa menyimpan, dan menjualnya saat harganya naik nanti,” jelas Oscar.
Ia menambahkan, sering kali saat penurunan market seperti ini, ada saat dimana harga Bitcoin dan lain-lain tiba-tiba meningkat drastis dan justru tidak lagi turun.
Meskipun investor ingin melakukan teknik buy the dip, Oscar menyarankan agar tetap berhati hati, tetap menggunakan uang dingin, memilih aset kripto yang berfundamental bagus dan memiliki kapitalisasi besar, dan berpatokan terhadap trading plan yang sudah dibuat.
Tips ketiga, investor dapat melihat aset kripto lain yang tidak terpengaruh dengan turunnya harga Bitcoin.
Seperti di salah satu perusahaan jual beli kripto terbesar di Indonesia, Indodax, perusahaan ini memberikan pilihan kepada para member dengan berinvestasi di short token, yang mana sistem Short token ini adalah kebalikan dari suatu aset kripto. Jika kriptonya turun, maka kripto short token akan naik dan begitu pula sebaliknya.