Kontroversi Jalur Sepeda di DKI, Ditabrak Fortuner hingga Jualan Tahu Bulat
Jalur sepeda di Jalan Jenderal Sudirman yang ditabrak Toyota Fortuner pada Kamis (17/11/2022). (Foto: Twitter)
Uzone.id - Jalur khusus sepeda yang terdapat di jalan-jalan protokol di DKI Jakarta yang jadi bagian dari masterpiece mantan Gubernur Anies Baswedan masih jadi perdebatan hangat nih.
Alih-alih dibuat jalan sepeda yang memang sepeda motor dan mobil tidak bisa masuk, jalur sepeda yang dibuat ini cuma ditandai oleh cat merah atau hijau sebagai penanda itu adalah jalur sepeda.Tentu saja, jalan protokol di Jakarta yang dipenuhi kendaraan roda empat maupun roda dua bisa dengan mudahnya mengambil alih jalur khusus sepeda tersebut.
BACA JUGA: Berapa Harga Royal Enfield Super Meteor 650 di Indonesia?
Sebagian pengendara malah tidak sadar kalau mereka sebetulnya berjalan di atas jalur sepeda.
Di sisi lain, kita juga terkadang melihat para pengendara sepeda ngegowes di jalur mobil atau motor dibandingkan jalurnya sendiri.
Sebetulnya mau heran sih, tapi ini Jakarta.
Yuk, daripada ngomongin solusi transportasi di Jakarta, lebih baik nyebur dulu sama perdebatan yang tak habis-habisnya ini.
1. Pembatas jalur sepeda ditabrak Fortuner
Pada Kamis (17/11/2022) dini hari, sebuah Toyota Fortuner pelat nomor B 20540 SJA memporakporandakan pembatas jalur sepeda di Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta Pusat.
Fortuner yang dikendarai remaja berinisial RKP (18 tahun) menyeruduk pembatas berwarna putih (mirip pot karena ada tanaman di dalamnya) hingga buyar ke mana-mana.
Polisi mengatakan, kecelakaan tunggal itu akibar sopir mengantuk sehingga hilang konsentrasi.
2. Carry Pick-up Jualan Tahu Bulat
Sebuah Carry Pick-up jualan tahu bulat ketahun sedang asyik ngetem di jalur sepeda di Jalan Jenderal Sudirman dengan berharap meraup banyak pelanggan.
Sebuah video viral yang diposting @Infopetukangan, pada Minggu (20/11) memperlihatkan Carry Pick-up tersebut kabur dari hadangan petugas Satpol PP.
Sang sopir memperlihatkan skill tingkat tinggi saat berupaya lolos dari petugas yang sudah mengepungnya.
3. Jalur sepeda dianggap tidak berfungsi
Seorang anggota DPRD DKI Jakarta Gilbert Simanjuntak menilai jalur sepeda di Jakarta tidak berfungsi seperti yang diharapkan.
Menurutnya, jalur sepeda yang sekarang ini justru dipakai untuk parkir dan jualan pedagang kopi keliling.
Gilbert mengatakan demikian saat rapat Komisi B DPRD DKI Jakarta bersama Dinas Perhubungan DKI tentang Rancangan APBD DKI tahun anggaran 2023.
4. Komunitas sepeda setuju dengan jalur khusus
Berbeda dengan Gilbert Simanjuntak, Ketua Umum Komunitas Bike to Work Indonesia Fahmi Saimima mengklaim bahwa jalur sepeda di Jalan Jenderal Sudirman punya tingkat penggunaan yang tinggi.
Dia mengambil data dari survei Institute for Transportation and Development Policy (ITDP) tahun 2021.
5. Kucuran miliaran rupiah untuk jalur sepeda
Anies Baswedan saat menjadi gubernur DKI Jakarta membuat Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD) DKI Jakarta tahun 2023 mengalokasikan Rp38 miliar untuk membuat jalur sepeda sepanjang 535,68 km.
Namun, anggaran jalur sepeda itu dihapus karena Dishub DKI fokus mengevaluasi penggunaan jalur sepeda saat ini.
6. Isu pembekuan program jalur sepeda
Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono menjawab isu dirinya akan membekukan program jalur sepeda di tahun 2023.
Dia lalu memberi klarifikasi bahwa itu bukan pembekuan, namun akan mengevaluasi lokasi-lokasi jalur sepeda yang memang berfungsi dengan baik.
Untuk tahun 2022, pembangunan jalur sepeda sudah sejauh 256 km.
VIDEO First Drive Tooyota Kijang Innova Zenix: