Home
/
Health

Kenapa Orang yang Suka Olahraga Ekstrem Tidak Takut Mati?

Kenapa Orang yang Suka Olahraga Ekstrem Tidak Takut Mati?
Yuliati Iswandiari14 August 2017
Bagikan :

Apa yang Anda pikirkan saat ada seseorang yang menyeberang tebing hanya menggunakan seutas tali tanpa pengaman? Anda pasti berpikir bahwa orang itu gila. Untuk mereka pencinta olahraga ekstrem melakukan hal yang memicu adrenalin adalah hal yang menegangkan sekaligus menyenangkan. Kira-kira kenapa pencinta olahraga ekstrem ini tidak takut mati? Temukan jawabannya di artikel ini.

Olahraga ekstrem menjadi salah satu cara para atlet untuk ‘memburu sensasi’

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Erik Monasterio dari Universitas Otago, para atlet memiliki angka paling tinggi dibandingkan dengan kebanyakan orang lainnya dalam hal ‘pencarian sensasi’. Sensasi yang dimaksud adalah sensasi fisik. Olahraga ekstrem menjadi salah satu cara para atlet ini untuk memburu sensasi.

Penelitian yang dipublikasikan di Journal Kinesiology menemukan bahwa atlet yang berisiko tinggi seperti olahraga ekstrem memiliki skor paling tinggi dalam hal kestabilan emosi, waspada, dan energi dibandingkan dengan atlet yang tidak beresiko tinggi maupun orang-orang yang bukan atlet.

Motivasi seorang atlet untuk melakukan olahraga ekstrem menurut seorang psikolog, Bruce Ogilvie sangat sederhana, mereka hanya butuh pelarian diri untuk ‘mengukir’ jalan mereka sendiri. Para pengambil risiko ini, mendorong batas fisik, emosi, dan kecerdasan mereka untuk melepaskan diri dari keadaaan tanpa ketegangan di kehidupan mereka sehari-hari.

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Journal of Personality and Psychology, perasaan merasa terjebak dan stres adalah beberapa alasan seseorang untuk melakukan olahraga ekstrem, selain mencari sensasi fisik. Namun, beberapa diantara mereka mengaku melakukan olahraga ekstrem hanya karena bisa mengelola rasa takut secara berbeda dengan orang kebanyakan, bukan karena mereka tidak takut mati.

Penyuka olahraga ekstrem memiliki kadar hormon dopamin dan serotonin yang rendah

Seseorang yang sering disebut dengan ‘pengambil risiko’ ini menurut penelitian Monasterio memiliki kadar hormon dopamin dan serotonin yang rendah. Hormon dopamin pada otak berfungsi sebagai zat kimia pembawa pesan antara sel saraf. Hormon ini dapat meningkat ketika terjadi aktivitas tertentu yang berkaitan dengan hal bahagia dan berpengaruh pada rasa menyenangkan dari jatuh cinta, gembira, motivasi, dan rasa percaya diri.

Sedangkan serotonin adalah pembawa sinyal antarjaringan saraf yang mengatur berbagai fungsi fisik dan psikologis tubuh, termasuk suasana hati, gairah seksual, tidur, dan perilaku sosial. Ketika seseorang kekurangan hormon ini, maka akan berpengaruh pada perasaan depresi,  kelelahan, dan kecemasan. Tidak seperti kebanyakan orang yang hanya duduk di sofa dan merenung, beberapa atlet ‘memperbaiki’ hal ini dengan tantangan fisik.

Latihan dan perencanaan matang membuat rasa takut berkurang

Olahraga ekstrem sebenarnya membutuhkan perencanaan yang matang, para atlet sepeda gunung dan para pendaki gunung ekstrem biasanya menganalisis setiap hal kecil dari rute yang akan mereka lewati. Para atlet yang melakukan BASE jumping atau skydiving akan terus memantau kondisi angin atau cuaca dengan cermat.

Mereka juga memiliki pemandu, atau pilot heli yang benar-benar mengenal tempat ekstrem yang mereka datangi untuk menghadapi beberapa kemungkinan terburuk. Lebih dari itu, para atlet olahraga ekstrem ini sudah melewati masa latihan untuk membangun kepercayaan diri mereka. Latihan yang mereka lakukan adalah bagian dari pencegahan risiko, jadi apa pun yang dilakukan oleh para atlet ini tetap bukan hal sembrono tanpa perhitungan.

The post Kenapa Orang yang Suka Olahraga Ekstrem Tidak Takut Mati? appeared first on Hello Sehat.

populerRelated Article