Home
/
Digilife

Kenapa Bisnis Generative AI Sulit Berkembang di Indonesia?

Kenapa Bisnis Generative AI Sulit Berkembang di Indonesia?
Benny Susatyo08 August 2024
Bagikan :

Kolom oleh: VP Scala PT Metranet, Benny Susatyo.

Uzone.id – Bisnis generative AI di Indonesia menghadapi sejumlah tantangan yang membuatnya sulit untuk berkembang. Berikut adalah beberapa alasan utama mengapa hal ini terjadi:

1. Kurangnya Infrastruktur Teknologi

Meskipun Indonesia memiliki pertumbuhan yang pesat dalam sektor teknologi, infrastruktur yang mendukung pengembangan dan penerapan AI generatif masih terbatas. Ketersediaan data yang berkualitas dan akses ke perangkat keras yang memadai menjadi kendala bagi banyak perusahaan.

2. Keterbatasan Sumber Daya Manusia

Pengembangan AI generatif memerlukan keahlian khusus dalam bidang data science, machine learning, dan pemrograman. Di Indonesia, masih terdapat kekurangan tenaga ahli yang terlatih dalam bidang ini, sehingga menghambat inovasi dan pengembangan produk berbasis AI.

3. Regulasi dan Kebijakan

Kebijakan pemerintah terkait teknologi dan data seringkali belum sepenuhnya mendukung pengembangan AI. Ketidakpastian regulasi mengenai privasi data, penggunaan AI, dan hak kekayaan intelektual dapat menjadi penghalang bagi perusahaan untuk berinvestasi dalam teknologi ini.

4. Kesadaran dan Penerimaan Pasar

Masyarakat dan pelaku bisnis di Indonesia mungkin belum sepenuhnya memahami potensi dan manfaat dari AI generatif. Hal ini dapat menghambat adopsi teknologi ini di berbagai sektor, termasuk bisnis, pendidikan, dan kesehatan.

Preview


5. Persaingan Global

Di tingkat global, banyak negara yang sudah lebih maju dalam pengembangan AI. Perusahaan-perusahaan di Indonesia harus bersaing dengan pemain internasional yang memiliki lebih banyak sumber daya dan pengalaman, sehingga sulit untuk menonjol di pasar global.

6. Biaya Pengembangan yang Tinggi

Investasi awal untuk mengembangkan solusi AI generatif bisa sangat tinggi. Banyak startup dan perusahaan kecil di Indonesia mungkin tidak memiliki modal yang cukup untuk melakukan penelitian dan pengembangan yang diperlukan.

7. Keterbatasan Akses ke Data

AI generatif memerlukan data dalam jumlah besar untuk dilatih. Di Indonesia, akses ke data yang relevan dan berkualitas seringkali terbatas, baik karena masalah privasi maupun karena kurangnya kolaborasi antara sektor publik dan swasta.

8. Budaya Inovasi yang Belum Kuat

Meskipun ada banyak potensi, budaya inovasi di Indonesia masih dalam tahap perkembangan. Banyak perusahaan yang lebih memilih untuk menggunakan solusi yang sudah ada daripada berinvestasi dalam teknologi baru yang belum teruji.

Dengan mengatasi tantangan-tantangan ini, Indonesia memiliki potensi untuk mengembangkan bisnis generative AI yang sukses. Namun, hal ini memerlukan kolaborasi antara pemerintah, sektor swasta, dan lembaga pendidikan untuk menciptakan ekosistem yang mendukung inovasi dan pengembangan teknologi.

populerRelated Article