Home
/
Digilife

Jumlah Sampah Elektronik Setara Berat 54 Unit Pesawat Boeing 747-8

Jumlah Sampah Elektronik Setara Berat 54 Unit Pesawat Boeing 747-8
Siti Sarifah16 November 2020
Bagikan :

Uzone.id - Setiap bulan, lebih dari 50 tipe smartphone model baru dimunculkan ke pasaran dunia. Tidak heran jika jumlah smartphone rekondisi atau refurbished terus bertambah dan menjadi sampah yang sulit didaur ulang. Studi menyebut jika jumlah sampah smartphone berjumlah 23.964 ton.

Dilansir melalui Inquirer.net, Senin, 16 November 2020, studi yang dilakukan oleh toko online khusus menjual barang-barang bekas, ReBuy menyebut jika jumlah tersebut setara dengan 54 unit pesawat Boeing 747-8. Studi ini juga dilakukan di 27 negara di dunia.

Membuang smartphone bekas memang hal yang sulit bagi rumah tangga. Pasalnya, smartphone merupakan sampah rumah tangga yang sangat sulit untuk didaur ulang. Di Swedia saja, menurut ReBuy, rata-rata rumah tangga dua smartphone bekas. Ini artinya, mereka lebih suka menyimpan smartphone bekas sampai berdebu ketimbang harus membuang ke tempat sampah.

Menyimpan ponsel yang tidak digunakan di dalam lemari atau laci mungkin tampak tidak penting. Namun, menurut penelitian tersebut, semua perangkat mobile yang disimpan di rak di 27 negara ini mewakili nilai penjualan USD2,2 miliar. Nilai ini merupakan perhitungan komponen logam yang ada di dalamnya seperti emas, perak, paladium, platinum, dan tembaga, yang kerap digunakan untuk membuat ponsel pintar.

Studi ini juga melihat persentase orang yang menjual atau memberi hadiah berupa ponsel bekas. Denmark memimpin dengan rata-rata 49 persen, diikuti oleh Prancis dan Polandia, keduanya dengan 41 persen yang menjual atau menghadiahkan ponsel bekas.

Masih menurut studi tersebut, dari 27 negara di dunia, jika dikumpulkan total sampah smartphone yang ada mencapai berat hampir 24 ton. Angka ini setara dengan 54 unit Boeing 747-8 yang satu unitnya memiliki berat 442 ton. Atau setara dengan 138 ekor Paus, dengan berat ringan untuk satu Paus berkisar 173 ton.

"Hari Belanja (Black Friday) dan perayaan Natal/Tahun Baru akan menambah berat sampah elektronik ini karena orang-orang akan membeli perangkat baru mulai dari smartphone, e-readers, tablet dan konsol game. Kami ingin mengedukasi orang-orang soal sampah elektronik dan mengarahkan mereka untuk lebih memilih memberi barang refurbished. Ini sama saja dengan memberikan kesempatan hidup kedua untuk perangkat teknologi itu," ujar CEO ReBuy, Philipp Gattner.

populerRelated Article