Jokowi: Ada Pekerjaan Rumah Besar dalam Pengembangan Fintech
-
Presiden Joko Widodo memberikan sambutan pembuka Indonesia Fintech Summit (IFS) 2020. (Foto: YouTube Otoritas Jasa keuangan)
Uzone.id - Industri financial technology (fintech) semakin berkembang di Indonesia. Presiden Joko Widodo juga menyatakan bahwa fintech telah memberikan kontribusi positif pada perekonomian nasional.“Saya ingin menyampaikan apresiasi kepada para inovator dan para penggerak industri fintech di seluruh Indonesia. Fintech telah memberikan kontribusi positif pada perekonomian nasional dan memperbesar akses masyarakat kepada pembiayaan,” ujar Jokowi dalam sambutan pembuka Indonesia Fintech Summit (IFS) 2020, Rabu (11/11/2020).
Jokowi memaparkan bahwa kontribusi fintech pada penyaluran pinjaman nasional di tahun 2020 mencapai Rp128,7 triliun. Angka ini meningkat 113 persen year-on-year.
Baca juga: Ekonomi Internet Asia Tenggara Tembus Rp1.475 Triliun di 2020, Indonesia Double Digit
Sampai september 2020, terdapat 89 penyelenggaran fintech yang berkontribusi Rp9,87 triliun pada transaksi layanan jasa keuangan Indonesia.
“Sebanyak Rp 15,5 triliun disalurkan penyelenggara fintech equity crowdfunding bridging. Hal ini merupakan perkembangan yang luar biasa,” tutur Jokowi.
Hanya saja, Indonesia masih punya pekerjaan rumah yang besar dalam pengembangan fintech. Jokowi menyampaikan bahwa indeks inklusi keuangan Indonesia masih tertinggal dibandingkan beberapa negara ASEAN.
Ia menegaskan, “Di 2019, indeks inklusi keuangan kita 76 persen, lebih rendah dibandingkan beberapa negara lain di ASEAN. Misalnya, Singapura 98 persen, Malaysia 85 persen, Thailand 82 persen. Sekali lagi, kita masih berada di angka 76 persen.”
Sementara itu, tingkat literasi keuangan digital Indonesia juga masih rendah, baru sekitar 35,5 persen, Masih banyak masyarakat yang menggunakan layanan keuangan informal. Hanya 31,26 persen masyarakat yang pernah menggunakan layanan digital.
Baca juga: Peraih Gelar Unicorn Lokal Selanjutnya: Sektor Edukasi atau Kesehatan?
“Oleh karena itu, saya harapkan para inovator fintech tidak hanya sebagai penyalur pinjaman dan pembayaran online saja, tetapi juga sebagai penggerak utama literasi keuangan digital bagi masyarakat, sebagai pendamping perencana keuangan, serta memperluas UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah) dalam akses pemasaran e-commerce,” kata Jokowi.
Di samping itu, Jokowi mengingatkan bahwa perkembangan teknologi di sektor keuangan juga menimbulkan beberapa potensi risiko, antara lain kejahatan siber, misinformasi, dan transaksi eror, serta penyalahgunaan data pribadi.
“Apalagi regulasi non-keuangan perbankan tidak seketat regulasi perbankan. Oleh karena itu, pelaku industri fintech perlu memperkuat tata kelola yang lebih baik dan akuntabel, serta memitigasi berbagai resiko yang muncul,” ucapnya.
Dengan cara itu, industri fintech diharapkan dapat memberikan layanan yang aman untuk masyarakat, serta memberikan kontribusi besar bagi perkembangan UMKM dan perekonomian nasional.
VIDEO: Samsung Galaxy M51 Review, Plus Minus Seminggu Dipakai