Jika Harga Pertalite Jadi Rp13.150, Apa Imbasnya ke Mobil Toyota?
Uzone.id - Masyarakat Indonesia tidak akan lagi menikmati bensin bersubsidi dengan harga murah, seperti Pertalite yang saat ini dijual Rp7.650 per liter dan Biosolar dijual Rp5.150 per liter.
Harga kedua bahan bakar minyak (BBM) itu dicetuskan oleh pemerintah akan mengalami kenaikan demi mengurangi biaya subsidi yang semakin tinggi.Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto sudah blak-blakan kalau harga Pertalite seharusnya dijual Rp13.150 per liter jika tanpa subsidi.
Begitu juga dengan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan sudah memberikan sinyal bahwa Presiden Joko Widodo (Jokowi) akan mengumumkan kenaikan harga BBM pada pekan ini.
BACA JUGA: GIIAS 2022: Toyota Jual 3.260 Unit Mobil, Avanza dan Raize Paling Laris
"Jadi, presiden sudah mengindikasikan tidak mungkin kita mempertahankan demikian karena harga BBM kita termurah se-kawasan (ASEAN) dan itu beban untuk APBN," kata Luhut di acara kuliah umum Universitas Hasanudin, Jumat (18/7/2022).
Toyota Astra Motor (TAM) sudah mengantisipasi jika terjadi lonjakan kenaikan harga BBM nantinya.
Anton Jimmi Suwandy, Marketing Director TAM, mengatakan bahwa pihaknya akan melihat lebih dulu berapa dampak dari kenaikan harga BBM tersebut.
"Karena kita belum tahu kenaikannya seperti apa, dan apakah ada impact terhadap ekonomi," ungkap Anton saat ditemui di ajang GIIAS 2022 yang digelar di ICE BSD City, Kabupaten Tangerang, Banten.
Untuk masalah pertumbuhan ekonomi di Indonesia, menurut Anton, Toyota juga tidak hanya berbicara soal kendaraan LCGC atau bukan, namun apakah akan berdampak kepada total market Toyota?
BACA JUGA: Wuling Ajak Komunitas Nyicip Mobil Listrik Air ev
"Harga komoditi masih bertahan karena Indonesia kan berdasarkan harga komoditi. Jadi, kalau harga komoditi bertahan kayak batu bara bertahan, mudah-mudahan perekonomian Indonesia tidak turun lagi dibandingkan sekarang, tapi bisa bertahan," tutur dia.
Anton berharap produk-produk yang diluncurkan Toyota bisa memberikan jawaban terhadap kebutuhan konsumen.
Dia memberi contoh ketika dulu membeli mobil A, konsumen saat ini mencari mobil dengan cc mesin lebih rendah, misalnya mobil berteknologi turbo atau berteknologi hybrid yang bisa memberikan fungsi yang sama, namun ekonomisnya lebih baik.
"Konsumen kan akan lebih pintar dalam memilih produk-produk apa yang kira-kira cocok dalam kondisi BBM yang mahal. Pasti kan ini membuat yang irit, line up kita yang irit apa? contohnya LCGC, kemudian di kelas yang baru Veloz, Avanza, Raize turbo, hybrid, mungkin akan terjadi pergeseran ke segmen-segmen yang lebih irit, itu pernah kejadian dulu-dulu saya rasa trend-nya sama," ungkap Anton.