Iqbaal Ramadhan dan Budaya Kopi dari Luar Negeri
-
Budaya kopi merasuk ke kehidupan Iqbaal Ramadhan semenjak ia mencicipi rasanya bersekolah di Amerika Serikat. Minuman pekat itu jadi bagian yang tak terpisahkan sehari-hari, menemaninya belajar di negeri orang.
"Sekarang saya sekolah di Melbourne yang disebut surga kopi, di jalan banyak coffee shop, minum kopi jadi bagian dari hidup saya," ujar Iqbaal di peluncuran kopi "Caffino", Jakarta, Selasa.
Mahasiswa Monash University, Melbourne, Australia yang mengambil jurusan Media Communication itu mengemukakan kopi sangat penting di sana.
"Mending enggak sarapan daripada enggak ngopi," tutur aktor yang mulai menyukai minuman itu sejak 2016.
Bagi aktor kelahiran 28 Desember 1999 itu, kopi membantunya terjaga saat harus mengerjakan berbagai tugas dan esai yang menumpuk di bangku kuliah.
Saking terbiasa menyesap kopi, dia punya French Press alias perangkat penyeduh kopi yang jadi andalannya untuk menikmati minuman favoritnya setiap pagi.
Di luar rasa, pemeran "Dilan" itu tidak terlalu pemilih. Ia bisa menikmati kopi yang bijinya baru digiling, tapi tidak anti dengan kopi kemasan sachet kemasan. Selama rasanya pas di lidah, semua bisa dia nikmati.
"Saya enggak masalah dengan itu," ujar brand ambassador "Caffino".
Berbagai jenis kopi sudah dicicipinya, mulai dari espresso yang rasanya kuat, cappucino sampai piccolo. Tapi ada satu jenis yang menurut Iqbaal "tidak pernah salah": kopi latte yang berisi campuran susu.
"Dari pertama saya suka latte, sampai sekarang, itu rasa yang tidak pernah salah. Di Melbourne ada kopi yang namanya 'Magic', saya juga suka itu."
Dalam sehari, ia setidaknya harus menyesap secangkir kopi. Waktu favoritnya untuk minum kopi adalah setelah bangun tidur atau setelah makan siang.
"Saya enggak bergantung sama kopi, tapi kalau tidak ngopi rasanya aneh," ujar aktor yang ingin mencoba bekerja sebagai barista di Melbourne.
Bukan cuma kafe yang jadi tempat "ngopi", Iqbaal juga pernah mencoba minuman buatan "Starling" atau "Starbucks Keliling", istilah untuk penjual kopi yang menjajakan minuman itu dengan sepeda.
"Pernah, tapi lupa kapan," seloroh dia.
Baca juga: Cuplikan "Bumi Manusia" dan "Perburuan" dirilis serentak