Indonesia Gak Kebagian Investasi Data Center Nih, Google?
Uzone.id — Google blak-blakan terkait nasib investasi pusat data mereka di Indonesia. Sempat dibujuk oleh Menteri Komdigi sebelumnya (dulu Kominfo) untuk investasi data center di Indonesia, Google menyebut ada beberapa hal yang menjadi pertimbangan pihaknya belum fix mengucurkan dana ke Tanah Air.
Sebagai informasi saja, Google sebenarnya telah mengucurkan dana untuk investasi di Indonesia pada tahun 2024 ini, namun investasi tersebut dikhususkan untuk pengembangan keterampilan utama di bidang AI sebesar USD15 juta atau Rp243 miliar. Itu pun bukan khusus untuk Indonesia, melainkan wilayah Asia Pasific.Berbeda dengan Indonesia yang hanya kebagian secuil, Google justru berencana untuk berinvestasi ke 2 negara Asia Tenggara yaitu Malaysia dan Thailand dalam jumlah yang cukup besar. Total investasi yang diluncurkan yaitu USD3 miliar atau sekitar Rp45 triliun untuk membangun pusat data dan proyek AI.
Dari dana tersebut, sebanyak USD1 miliar atau Rp15,2 triliun disalurkan ke Thailand untuk mengembangkan proyek Artificial Intelligence (AI), pusat data dan Cloud di Bangkok dan Chonburi.
Sementara itu, investasi Google di Malaysia sudah lebih dulu diumumkan pada Mei lalu dimana Google sudah mengucurkan dana sebesar USD2 miliar atau Rp30 triliun untuk membangun pusat data mereka. Pusat data tersebut kini sudah mulai dibangun dan terletak di Elmina Business Park milik Sime Darby Property, Selangor.
Pusat data dan cloud ini disebut akan memfasilitasi layanan digital Google, termasuk Maps dan Google Workspace. Investasi ini diperkirakan akan berdampak pada ekonomi negara hingga USD3,2 miliar atau Rp48 triliun dan menambah lapangan pekerjaan hingga 26.500 pekerjaan hingga 2030.
Dalam acara laporan e-Conomy SEA 2024, Rabu, (13/11), Veronica Utami, Country Director Google Indonesia menyebut ada 2 faktor yang menjadi alasan terhambatnya investasi data center di Indonesia. Faktor pertama adalah starting point, menurut Veronica, Google sudah lebih dulu membuka region cloud di Indonesia dibanding negara lain yaitu pada tahun 2020 lalu.
“Google membuka regional cloud itu di Indonesia sudah dari tahun 2020 lalu. Jadi karena starting point-nya lebih dulu, jadi mungkin investasi kedepannya mungkin terlihat lebih kecil padahal mungkin secara total sebetulnya sesuai dengan kebutuhan negara tersebut,” kata Veronica.
Selain itu, Veronica juga menggarisbawahi soal pembangunan infrastruktur pusat data yang juga membutuhkan banyak pendukung yang masih menjadi pertimbangan.
“Tapi memang untuk bisa melakukan investasi tersebut kan ada kebutuhan infrastruktur yang dibutuhkan, misalkan pusat data harus didukung oleh hal-hal seperti listrik dan segala macam. Jadi ini hal-hal yang masih menjadi pembicaraan dan pertimbangan kita,” ujarnya.
Namun, terlepas dari itu, Veronica menyebut bahwa Google ke depannya masih tetap berupaya dan terbuka untuk memenuhi kebutuhan serta terus mendukung transformasi digital Indonesia.
“Nah kedepannya seperti apa tentunya kita terus berupaya, kalau misalkan ada kebutuhannya tentu kita terbuka ya,” tambahnya.
Ia melanjutkan, “Kita sih sangat mendukung, kita percaya bahwa AI ini akan menjadi bagian dari transformasi digital Indonesia dan kita siap untuk mendukung apa yang diupayakan dan apa yang diperlukan Indonesia untuk bisa mencapai itu.”