Hoaks Pemilu Meningkat, Facebook Masih Jadi Sarang Informasi Sesat
Ilustrasi foto: Freepik
Uzone.id – Semakin dekat dengan waktu Pemilu 2024, makin banyak juga isu dan konten menyesatkan yang menyebar di media sosial.
Laporan terbaru dari Kementerian Komunikasi dan Informatika, terdapat 203 isu hoaks soal pemilu yang ditangani oleh pihak mereka.“Hasil identifikasi terdapat 203 isu hoaks dengan total sebaran di platform digital sebanyak 2.882 konten,” ungkap Budi Arie di Kantor Kementerian Kominfo, Rabu lalu, (03/01).
Menurutnya, isu hoaks soal Pemilu 2024 ini semakin meningkat, terlebih pada bulan November hingga Desember 2023. Momen ini bersamaan dengan masa Kampanye Pemilu 2024 yang secara resmi telah dibuka.
Dari 2.882 konten hoaks yang ada di media sosial, Facebook masih menjadi platform yang paling banyak mengandung konten-konten sesat.
Kementerian Kominfo mengidentifikasi 1.325 konten di Facebook, disusul 947 konten di platform X, 198 konten platform Instagram, 342 konten platform TikTok, 36 konten plattform Snack Video dan 34 konten platform Youtube.
Dari total 2.882 konten tersebut, sebanyak 1.399 konten sudah di-takedown, dan sisanya sebanyak 1.483 konten sedang dalam proses tindak lanjut.
Menkominfo Budi Arie terus mengajak dan mengingatkan semua pihak untuk ambil peran aktif dalam menjaga ruang digital aman dan nyaman selama Pemilu 2024. Apalagi pesta demokrasi sudah semakin dekat dan intensitas kampanye di media sosial semakin tinggi.
“Mari bersama kita wujudkan Pemilu 2024 Damai dengan menjaga ruang digital dengan tidak menyebarkan isu hoaks,” ajak Budi Arie.
Oktober lalu, Kominfo mencatat peningkatan 10 kali lipat isu hoaks Pemilu dibandingkan tahun lalu, dimana sepanjang 2022 hanya terdapat 10 hoaks. Namun, dari Januari 2023 sampai 26 Oktober kemarin ada 98 isu hoaks pemilu.
Sama seperti laporan terbaru, Facebook menjadi sarang hoaks pemilu terbanyak karena platform media sosial ini memiliki pengguna paling banyak di Indonesia.
Untuk mengatasi hoaks yang terus mewabah di Facebook, Budi Arie mengatakan kalau Meta sudah memiliki komitmen dengan Kominfo untuk membantu menjaga kualitas demokrasi dan integritas pemilu dengan menyapu dan take down konten-konten yang mengandung hoaks dan ujaran kebencian.