Hati-hati Penipuan Modus Baru, Pakai Aplikasi Bodong J&T
Ilustrasi foto: Kenny Eliason/Unsplash
Uzone.id - Ruang digital semakin canggih, namun makin banyak pula celah yang bisa digunakan bagi pelaku kejahatan siber untuk menargetkan korbannya.
Yang terbaru, modus penipuan menggunakan aplikasi jasa pengiriman telah menelan banyak korban. Penipuan ini masih masuk dalam teknik penipuan Social Engineering atau Soceng.Baca juga: 7 Cara Efektif Marketing melalui WhatsApp!
Alfons Tanujaya selaku pengamat siber dari Vaksincom mengatakan, jika sebelumnya penjahat siber menyaru sebagai pejabat bank maka kali ini mereka memalsukan diri sebagai aplikasi pelacakan paket kurir.
Unik dan cukup mengejutkan terlebih teknik baru ini tidak berhubungan dengan layanan keuangan seperti bank.
Nah, bagaimana cara pelaku menggaet korbannya menggunakan teknik ini?
Kita mungkin sering mendapat banyak kiriman paket dan panggilan atau pesan dari kurir-kurir jasa pengiriman. Dalam kasus ini, mereka mengaku sebagai J&T.
Nah, penjahat siber ini juga melakukan hal serupa, mereka pura-pura menjadi kurir yang akan mengirim paket ke alamat korban.
Hal ini dilakukan agar rencana mereka semakin mulus dilakukan. Biasanya pemilik paket akan mengecek keberadaan paket lewat situs resmi jasa pengiriman. Nah, pelaku pun menggunakan celah ini sebagai modusnya.
Setelah para korban percaya kalau mereka adalah kurir, penjahat siber akan melancarkan rencananya, yaitu mengirimkan link atau tautan yang diklaim sebagai aplikasi untuk mengecek keberadaan dan detail paket.
Baca juga: Setengah Miliar Data WhatsApp Diduga Bocor, Ada Data Pengguna Indonesia
Dan, jika korban sudah masuk dalam perangkap pelaku, mereka akan diminta untuk menjalankan aplikasi tersebut dan diminta untuk mengizinkan berbagai hak akses yang tak dipahami orang awam termasuk akses yang cukup berbahaya.