Home
/
Digilife

Fakta Mutasi Covid-19: Varian Alpha, Beta, Gamma, Delta, Kappa

Fakta Mutasi Covid-19: Varian Alpha, Beta, Gamma, Delta, Kappa
Tomy Tresnady07 July 2021
Bagikan :

Ilustrasi (Foto: CDC / Unsplash)

Uzone.id - Pada 27 Mei 2021, Wakil Menteri Kesehatan, Dante Saksono Harbuwono, menyampaikan kepada media bahwa sudah ada 54 kasus mutasi baru virus COVID-19 yang terjadi di Indonesia.

Dante saat itu mengatakan di rapat bersama Komisi IX di Gedung DPR bahwa virus Corona selalu mengalami mutasi secara natural. Mutasi itu dilakukan virus agar tetap bisa bertahan hidup.

"Ada variant of interest, ada variant of concern, ada variant of consequence. Dan semua virus ini secara cerdas biologis, mereka membuat perubahan-perubahan untuk melakukan mutasi supaya mereka tetap hidup," jelas Dante.

Virus corona yang menyebabkan Covid-19 di Indonesia sudah mengalami mutasi secara genomik. Itu terbukti karena varian di Indonesia berbeda dengan varian di Wuhan, China, yang dipercaya awal Covid-19 muncul.

Dante saat itu juga telah memeriksa 1.744 sampel di seluruh Indonesia. Dia menyebut sudah ada 54 kasus mutasi virus corona di Indonesia.

Sebanyak 35 di antaranya itu adalah variant of concern yang berasal dari migrasi dari luar Indonesia. Sedangkan 19 di antaranya tidak ada kontak dengan Indonesia, imbuhnya.

 BACA JUGA: Kominfo dan Polri Telusuri Kreator Ikon Mirip Ka"bah di Fortnite

Preview
Foto: Mufid Majnun / Unsplash

Senada dengan Dante, Centers for Disease Control (CDC) atau Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit di Amerika Serikat juga menerangkan di situs web resminya bahwa virus terus bermutasi dan varian baru juga diperkirakan akan muncul.

"Terkadang varian baru muncul dan menghilang. Di waktu berbeda, varian baru tetap ada. Termasuk varian virus penyebab Covid-19 yang telah didokumentasikan di Amerika Serikat dan secara global selama dunia diselimuti oleh pandemi," kata CDC.

Mereka mengatakan, virus terus berubah dan jadi lebih beragam. Para ilmuwan memantau perubahan tersebut, termasuk perubahan paku di permukaan virus.

"Ilmuwan bisa mempelajari bagaimana perubahan virus bisa memengaruhi cara penyebarannya dan bagaimana orang sakit akan tertular," katanya.

Soal varian virus corona penyebab Covid-19 bermutasi, CDC mencontohkan virus ibarat pohon yang tumbuh dan bercabang, setiap cabang di pohon sedikit berbeda dari yang lain, dengan membandingkan cabang-cabangnya, para ilmuwan bisa mempelajari label berdasarkan perbedaannya.

Bahkan, menurut CDC, beberapa variasi memungkinkan virus menyebar lebih mudah atau membuatnya kebal terhadap pengobatan atau vaksin. Varian-varian

Kemudian, CDC juga memuat empat varian penting yang ada di AS:

  1. B.1.1.7 (Alpha): Varian ini pertama kali terdeteksi di Amerika Serikat pada Desember 2020. Awalnya terdeteksi di Inggris.
  2. B.1.351 (Beta): Varian ini pertama kali terdeteksi di Amerika Serikat pada akhir Januari 2021. Awalnya terdeteksi di Afrika Selatan pada Desember 2020.
  3. P.1 (Gamma): Varian ini pertama kali terdeteksi di Amerika Serikat pada Januari 2021. P.1 awalnya diidentifikasi pada pelancong dari Brasil, yang diuji selama pemeriksaan rutin di bandara di Jepang, pada awal Januari.
  4. B.1.617.2 (Delta): Varian ini pertama kali terdeteksi di Amerika Serikat pada Maret 2021. Awalnya diidentifikasi di India pada Desember 2020.

Varian Delta tampaknya menyebar lebih mudah dan cepat daripada varian lain, yang dapat menyebabkan lebih banyak kasus COVID-19.

Peningkatan jumlah kasus akan menambah beban pada sumber daya perawatan kesehatan, menyebabkan lebih banyak rawat inap, dan berpotensi lebih banyak kematian, menurut CDC.

Penelitian juga menunjukkan bahwa vaksin resmi saat ini bekerja pada varian yang beredar. Para ilmuwan akan terus mempelajari ini dan varian lainnya. CDC melacak varian B.1.1.7 (Alpha) adalah varian paling umum di AS.

Varian Delta dan Kappa

Preview
Foto: Giacomo Carra / Unsplash

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marives) Luhut Binsar Pandjaitan dalam jumpa pers, pada Senin (5/7/2021) malam mengatakan bahwa data yang didapatkan oleh pemerintah, virus corona penyebab Covid-19 di DKI Jakarta, sebanyak 90 persen merupakan varian delta.

Melihat data di Kementerian Kesehatan RI, penambahan kasus Covid-19 di Indonesia per tanggal 6 Juli 2021 sebanyak +31.189 orang (total 2.345.018), sembuh +15.863 orang (total 1.958.553), dan meninggal dunia +728 orang (total 61.868).

Selain itu, Epidemiolog Dicky Budiman dari Universitas Griffith Australia, mengatakan bahwa varian Kappa (B.1.617.1) lebih mudah menyebar dan menginfeksi orang.

BACA JUGA: Kominfo dan Polri Telusuri Kreator Ikon Mirip Ka"bah di Fortnite

Bankan, kata Dicky, mutasi virus corona varian Kappa sudah terdeteksi di DKI Jakarta dan Sumatera Selatan.

Varian kappa merupakan hasil mutasi dari varian Delta yang pertama kali muncul di India. Mutasi dari Delta, varian Kappa juga disebut "mutan ganda".

WHO menggolongkan varian Delta sebagai variant of concern (VoC). WHO juga menggolongkan varian Delta pada tiga keturunan, yakni B.1.617.1 (Kappa); B.1.617.2; dan B.1.617.3.

Melindungi Diri dari Covid-19

Lalu, bagaimana cara melindungi diri kita dari COVID-19? CDC memberikan lima tips di bawah ini:

  1. Dapatkan vaksin COVID-19 jika tersedia
  2. Kenakan masker yang menutupi hidung dan mulut untuk membantu melindungi diri sendiri dan orang lain
  3. Tetap berjarak 6 kaki dari orang lain yang tidak tinggal bersama kamu
  4. Hindari keramaian dan ruang dalam ruangan yang berventilasi buruk
  5. Sering-seringlah mencuci tangan dengan sabun dan air. Gunakan pembersih tangan jika sabun dan air tidak tersedia.

populerRelated Article