Home
/
Technology

Durasi Astronaut Berpuasa di Stasiun Luar Angkasa

Durasi Astronaut Berpuasa di Stasiun Luar Angkasa
Kustin Ayuwuragil21 May 2018
Bagikan :

Berpuasa adalah kewajiban seluruh umat Muslim. Bahkan jika bekerja di lingkungan ekstrem, astronaut Muslim juga wajib menjalankannya.

Dalam sejarah, astronaut Islam bisa melakukan ibadah di Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS). Pada Ramadan 1405 Hijriah, Sultan bin Salman Al Saud menjalankan misi di antariksa dan tetap berpuasa.

"Ahli agama mengatakan saya bisa berbuka puasa dengan mengacu waktu di Bumi tempat saya berangkat," ujar Sultan menerangkan bahwa durasinya berpuasa sama dengan tempatnya lepas landas di Kennedy Space Center, Florida.

Sultan mencari nasihat kepada ahli agama bernama Sheikh Abdul Aziz Bin Baz demi menjalankan puasa. Menurut nasihat Baz, Sultan bisa melakukan salat juga dengan cara menyucikan tubuhnya sebelum salat menggunakan handuk basah sebab tak ada gravitasi di antariksa.

Selama di luar angkasa, Sultan juga sanggup satu kali mengkhatamkan Alquran dalam enam hari. Dia berangkat pada 29 Ramadan dengan menumpang pesawat Discovery dan merayakan Idul Fitri di luar angkasa.

Sultan tercatat tidak hanya sebagai Muslim pertama yang berhasil ke luar angkasa tetapi juga tercatat sebagai Muslim pertama yang menjalankan Ramadan di antariksa.

Sementara itu, astronaut Muslim sebenarnya memiliki dua pilihan untuk menjalani kewajiban berpuasa. Puasa dapat dilakukan di ISS atau Qada (kompensasi) di Bumi (di bulan Ramadan).

Islam sangat menganjurkan perjalanan dan penjelajahan di luar angkasa. Namun saat bepergian, seorang astronaut harus memerhatikan etika untuk tetap mempertahankan hubungan dengan Allah SWT, mengamati kedamaian dengan makhluk lain dan menjaga kelestarian luar angkasa.

Berita Terkait

populerRelated Article