Dua Startup Lokal Ini Lulus dari Program Google AI Academy
Uzone.id — Dua startup Indonesia berhasil lulus dari program Google for Startups AI Academy yang diikuti oleh 23 startup di Asia Pasifik setelah secara intensif mengikuti pelatihan selama 3 bulan.
Dua startup tersebut adalah Kuasar dan Paperless Hospital, keduanya berhasil menarik perhatian Google dan masuk dalam jajaran startup yang ikut dalam program tersebut.Menurut Michael Kim, head of Google for Startups APAC, program ini bertujuan untuk menghubungkan dunia dengan startup di kawasan Asia Pasifik, termasuk dari Indonesia.
“Indonesia memiliki banyak startup AI yang ambisius, tetapi sering menghadapi tantangan dalam membangun jaringan global. AI Academy memberikan pelatihan teknis dan non-teknis, seperti peningkatan skala bisnis dan pengembangan jaringan, mempertemukan mereka dengan inovator di seluruh dunia,” ungkap Kim dalam keterangan resminya, Rabu, (18/12).
Tak hanya pelatihan teknis saja yang dihadirkan, Kim menyebut bahwa program ini turut membangun komunitas yang kuat serta terhubung dengan berbagai alumni dan ahli di bidang AI serta memberikan dukungan berkelanjutan untuk memastikan startup tetap relevan dan kompetitif di pasar global.
“Kami percaya bahwa Indonesia memiliki potensi besar untuk melahirkan banyak AI unicorn di masa depan, dan kami ingin terus mendukung pertumbuhan mereka melalui program ini,” ujarnya.
Selama tiga bulan tersebut, kedua startup mendapat berbagai pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan untuk mengembangkan solusi berbasis AI yang inovatif dan berguna untuk kelangsungan startup mereka nantinya.
Startup yang pertama adalah Paperless Hospital. Saat ini, Paperless Hospital fokus meningkatkan literasi di klinik dan rumah sakit di luar Pulau Jawa untuk memperluas pemanfaatan AI dalam industri kesehatan di Indonesia.
Startup ini memberikan solusi di sektor kesehatan dengan memanfaatkan teknologi seperti Vertex AI dari Google untuk meningkatkan akurasi layanan speech-to-text.
Tri Wahyudi, CEO & founder Paperless Hospital mengatakan bahwa dirinya mendapat berbagai pengetahuan termasuk etika hingga belajar mengenai privasi data yang menjadi kunci dalam industri yang startup tersebut geluti.
“Selain tools yang membantu dalam peningkatan akurasi layanan kami, program ini juga memberikan wawasan penting terkait etika, kerahasiaan, dan privasi data pasien, yang menjadi kunci dalam industri kesehatan,” jelas Tri Wahyudi, CEO & founder Paperless Hospital.
Startup kedua adalah Kuasar yang berfokus pada pengembangan platform influencer berbasis AI generatif yang mendukung solusi pemasaran kreatif.
Sama seperti Paperless Hospital, Kuasar juga menggunakan berbagai teknologi Google untuk memaksimalkan teknologi di startup mereka, seperti Gemini dan Vertex AI.
CEO and founder Trimikha Valentius mengatakan bahwa program ini menyediakan akses meluas bagi para peserta untuk menggunakan teknologi-teknologi tersebut termasuk yang ada di dalam ekosistem Google Cloud Platform.
“Teknologi ini sangat transformatif bagi industri lokal, terutama dalam meningkatkan efisiensi dan efektivitas kampanye pemasaran,” ujarnya.
Menurutnya, bergabungnya Paperless Hospital dan Kuasar dalam program AI Academy menjadi langkah mereka untuk memperkuat inovasi melalui akses ke komunitas inovator yang dapat saling berbagi pengalaman dan berkolaborasi.