Direktur Milenial Telkom: Ekonomi Digital RI Capai Rp2000 Triliun di 2025
Uzone.id - Direktur Milenial Telkom, Fajrin Rasyid memprediksi jika ekonomi digital di Indonesia akan meningkat cukup pesat tahun ini. Bahkan dalam lima tahun ke depan, pertumbuhannya mencapai 4 sampai 5 kali lipat.
Hal tersebut diungkapnya saat menjadi pembicara di MilenialFest Conference di Jakarta, Sabtu, 15 Agustus 2020. Dikatakan Fajrin, tahun ini saja, ekonomi digital Indonesia diperkirakan akan mencapai angka Rp547 triliun."Tahun 2020, ekonomi digital Indonesia ada di angka Rp500 triliun. Dalam llima tahun ke depan, angka ini akan tumbuh 4 sampai lima kali lipat menjadi lebih dari Rp2000 triliun. Jadi penting bagi kita untuk memanfaatkan ekonomi digital, entah sebagai platform atau tools untuk mengembangkan bisnis, atau masuk ke ranah bisnis itu sendiri," kata dia.
Sayangnya, kata dia, pada 2030 nanti, Indonesia akan kekurangan 9 juta talenta di bidang digital. Hal ini disebutnya sebagai PR bersama. Beberapa talent digital yang dibutuhkan di antaranya seperti Data Scientist, UX Researcher, Full Stack Developer, Cybersecurity Specialist, DevOps & Security Engineer, sampai Robotics Engineer.
Fajrin percaya jika milenial bisa menjadi dasar atau motor penggerak yang bisa menentukan masa depan Indonesia. Salah satu alasannya karena dari sekian jumlah penduduk di Indonesia, sekitar 25 persen atau seperempatnya (sekitar 63,5 juta) adalah millennial.
"Milenial menggunakan internet, benar, tapi challenge-nya adalah kalau kita bicara tantangan menghadapi dunia digital ini, Indonesia masih kurang di bidang SDM. Yang sekarang masih kuliah atau SMA, penting untuk melihat ini. Jangan sampai beraktivitas di dunia kerja, tidak sesuai dengan kebutuhan talent ini," kata dia.
Lebih lanjut beliau mengungkap jika yang terpenting sebelum mencapai skill yang dibutuhkan adalah mindset untuk berkolaborasi. Pasalnya, digital skill memang dibutuhkan tapi satu orang tidak bisa menguasai banyak hal. Di sinilah mindset untuk berkolaborasi harus dibentuk karena bisnis bisa dikembangkan sendiri tapi harus terbuka berpartner dengan pihak lain.
"Telkom pun seperti itu. Kami merasa harus bergerak ke digital ke depannya. Kita menyebutnya digital platform, di atasnya lagi kita menyebut digital service. Jadi kita berpikir, ke depan, infrastruktur atau connectivity itu memang bagus. Kita pertahanakan. Tapi Telkom juga ingin bergerak ke arah dunia digital. Di sini Telkom merasa bahwa kita tidak bisa sendirian. Telkom merasa kita perlu berinovasi bersama-sama," katanya.
Fajrin menyebut bahwa semua bisa membuat kolaborasi dalam banyak aspek. Telkom pun dikatakannya sudah melakukan beberapa inisiatif yang membantu teman-teman startup melalui inisiatif Dilo dan Codex. Ide-ide startup juga bisa diwadahi melalui Indigo Telkom. Dan yang terakhir, berinvestasi di digital startup lewat MDI Ventures.
"Yang terpenting, inovasi harus datang dari kita semua. Jangan lupakan peluang di bidang digital ini. Begitu sudah ter-identify peluang tersebut, jangan sungkan untuk berkolaborasi dengan pihak-pihak lain," tutupnya.